REVIEW: URBAN CENTRAL HOSTEL (MELBOURNE) & NOMAD WESTEND BACKPACKERS HOSTEL (SYDNEY)

Booking hostel untuk trip ini bisa dibilang agak terlambat, harusnya pesan jauh-jauh hari minimal 1-2 bulan sebelum berangkat. Jadinya sudah gak banyak pilihan hostel bagi kami berdelapan. Proses seleksi hostelnya sebenarnya udah jauh-jauh hari namun belum diissued karena segala sesuatunya nunggu visa approved dulu.

Memilih hostel di Australia harus selektif dan memperhatikan fasilitas apa saja yang didapat. Contoh gak semua hostel menyediakan AC di setiap kamarnya, jarang hostel yang ngasih Wifi dan sarapan gratis. Padahal di negara lain AC & Wifi merupakan fasillitas hostel. Saat ini sudah masuk musim dingin dengan suhu berkisar 11-15 derajat Celcius, sebenarnya gak perlu kamar ber AC. Tapi tetap saja ogah pesan kamar non AC, hehehe. Selain itu ada hostel yang mensyaratkan umur minimal dan maksimal, juga ada yang gak membolehkan booking lebih dari 3orang. Continue reading

Advertisement

AHEAD TO MELBOURNE #26 MAY 2014

3 minggu sebelum keberangkatan ada pemberitahuan dari Air Asia X bahwa penerbangan kami tanggal 27 jam 09.45 dibatalkan untuk rute Kuala Lumpur-Sydney dan diminta untuk memilih salah satu opsi: pindah hari atau refund. Pucuk dicinta ulam tiba, kami tentu saja memilih untuk pindah jam terbang ke tanggal 26Mei jam 23.40 biar tiba lebih cepat di Sydney, selain itu kami tidak perlu menginap di Kuala Lumpur sehingga bisa hemat biaya. Saya juga meminta ke AAX agar teman2 saya yang berangkat dari Jakarta ke Kualalumpur bisa dipindahkan ke penerbangan yang lebih awal sehingga jeda antara flight cukup aman. Sementara kami berlima yang berangkat dari Makassar ke Kualalumpur mencoba mengambil risiko karena sebenarnya jeda antara flight agak mepet yaitu hanya sekitar 3 jam namun mau pindah ke penerbangan lebih awal sehari sebelumnya, saya ogah menghabiskan waktu di KL. Bosan. 3 jam sebenarnya cukup jika saja bandara Airasia masih di LCCT, bandara lama. Bisa dibilang saya sudah hafal lay out LCCT sehingga gak bingung cari arah dan sudah bisa memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk sampai di boarding gate flight berikutnya. Sejak tanggal 09 Mei, Airasia pindah ke KLIA2, bandara baru pengganti LCCT. Bandara ini menurut info masih serba semrawut. Proses tiba di bandara sudah menggunakan sistem aerobridge  sehingga penumpang hanya keluar melalui pintu depan pesawat, jarak antara pesawat sampai imigrasi lumayan jauh, antrian imigrasi yang panjang, kurangnya petunjuk arah, sistem pengambilan bagasi yang lama, antrian xray, antrian check in counter, sampai jalan kembali menuju boarding gate. Belum lagi kalo pesawatnya delay.

Untuk meminimalisir waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke boarding gate berikutnya kami mengantisipasi dengan cara: Continue reading

PENGURUSAN VISA AUSTRALIA

2014-06-07 07.51.22

here we are @sydney

Tanpa terasa, tiba waktu untuk jalan-jalan lagi memanfaatkan tiket yang sudah terbeli sejak tahun lalu. Tahun ini kami memilih ke Australia.  Agak sedikit parno untuk mengurus visanya mengingat tahun 2009 saya pernah mengalami penolakan visa Aussie, namun namanya juga usaha. Mungkin waktu itu pengalaman travelling saya masih minim, baru ada cap Singapore, Malaysia n Hongkong dan rekening yang saya masukkan bukanlan rekening yang aktif mutasinya (baca disini) . Kali ini sudah lebih pede, paspor saya udah ada visa korea, visa schengen, visa umrah plus stempel imigrasi negara lainnya. Teman saya yang lainnya juga rata-rata sudah punya pengalaman ke negara yang mengharuskan visa masuk seperti Korea, Saudi, USA. Jadi relatif lebih aman mesti kekuatiran tetap ada.

Proses pengurusan visa turis adalah sebagai berikut: Continue reading