SEANDAINYA

Seandainya saya masih nyimpan di Safe Deposit Box (SDB) Bank di Pare-pare , seandainya saya perpanjang langganannya di bulan Juli mungkin kejadiannya gak kayak gini.  Saya gak perpanjang karena rencananya mau nyimpan di SDB Bank di Makassar.

Seandainya saya biarin aja tetap di dalam kamar terkunci, potensi hilangnya jadi lebih kecil.

Seandainya barang itu saya taruh langsung di dalam tas ransel yang saya bawa, insya allah gak jadi ketinggalan

Seandainya saya mengecek kembali sebelum meninggalkan rumah seperti yang biasa saya lakukan, mungkin barang itu gak jadi ketinggalan. Kebiasaan saya sebelum meninggalkan rumah pergi jauh seperti dari Pare-pare ke Makassar, sy pasti beresin rumah dan barang yang mau dibawa di kumpul jadi satu supaya gak ada yang ketinggalan. Kali ini karena mau pindahan besar dan waktu terbatas (senin malam baru mulai membereskan, selasa subuh berangkat ke Palopo), rumah dalam kondisi berantakan.

Seandainya saya mengecek baik-baik apakah barang itu sudah jelas terikut sama saya…saya pasti tenang-tenang saja.

Seandainya suami saya ikut mengingatkan apakah barang itu sudah terbawa sama saya atau tidak,  mungkin aman-aman saja itu barang.

Seandainya begitu punya perasaan bahwa barang itu gak ikut dan langsung dikomunikasikan sama suami, mungkin saya sudah minta kakak saya untuk pergi mengecek ke rumah pada waktu itu, atau hari itu juga balik kerumah.

Seandainya saya gak beli emas sesudah lebaran, emas yang hilang jadinya gak terlalu banyak.

Seandainya waktu bisa diputar kembali, saya pengen balik pada saat saya meninggalkan rumah waktu itu.

Sesal kemudian tiada berguna.

Kehilangan ini sangat menyesakkan dada. Betapa tidak, barang yang hilang adalah emas yang susah payah dikumpulkan sejak mulai kerja 14 tahun lalu dan nilainya udah lumayan besar bagi saya. Kurang lebih sekitar 90 gram. Kejadiannya tanggal 09 September 2014, waktu itu saya harus ke Palopo serah terima jabatan, jadi berangkat pagi-pagi dari Pare-pare dengan agak terburu-buru karena kuatir telat nyampe di Palopo. Emas itu saya taruh dalam softcase notebook trus saya letakkan sementara pada tempat tidur pasien yang berada di dekat pintu belakang. Dannn lupa diambil. Huhuhu, teledor tingkat dewa.

Pada saat berangkat ke Palopo itu, saya sekalian membawa barang pindahan secukupnya yang bisa dibawa oleh mobil karena rencananya saya langsung ngantor setelah serah terima dan menginap 2 hari. Karena berharap tas emas itu ada di salah satu box barang, makanya gak terlalu saya perhatikan. Besok paginya setelah memastikan tas softcase notebook itu gak terikut baru saya minta tolong kakak saya untuk datang ke rumah mengecek keberadaan softcase notebook tersebut. Dann ternyata sudah tidak ada.

Rumah yang saya tinggali di Pare-pare itu menyatu dengan Praktek Dokter keluarga dan Apotik yang berpraktek pagi dan sore. Rumah itu ada 6 kamar, 4 kamar bagian depan dipakai untuk kamar praktek plus kamar obat dan 2 kamar belakang saya gunakan. Awal di Pare-pare, saya ngontrak di lantai 2 ruko, lantai 1 ruko jadi prakter Dokter dan Apotik. Namun setelah berjalan 3 bulan, ternyata kontraknya habis. Karena saya udah terlanjur bayar 1 tahun makanya kemana praktek Dokter itu pindah saya juga terpaksa ikut disitu.

Hari kamis malam, saya kembali ke Pare-pare. Saya klarifikasi masalah ini dengan dokter dan para pegawai di apotik. Menurut keterangan pegawai, memang benar ada softcase notebook itu pada Selasa pagi sampai malam hari pada saat tutup praktek. Namun Rabu pagi sudah tidak ada. Dan mereka juga mengakui bahwa tidak ada orang lain selain mereka, karena area dimana softcase notebook itu berada merupakan area terlarang untuk pasien. Nah, pertanyaan besarnya siapa yang mengambil? Wallaahu alam.

Saya hanya mengingatkan pada mereka bahwa gak ada gunanya mencampur harta sendiri dengan harta yang bukan milik sendiri dan gak halal diambil. Gak ada gunanya menjalankan amalan-amalan saleh kalau masih tergoda untuk mengambil barang yang bukan haknya. Harus ingat umur, semakin tua harusnya semakin mendekatkan diri dengan sang Pencipta dan mengurangi hal-hal duniawi. Bla…bla…bla… Saya sih berharap ada yang secara sadar mau mengaku dan mengembalikan barang tersebut tanpa saya harus menuduh.

Malam itu juga saya melaporkan kejadian ini sama polisi. Oleh polisi, kejadian ini digolongkan dalam kejadian pencurian. Jujur saja, saya tidak berharap banyak bahwa dengan pelaporan ini, kejadian akan terungkap. You know why. Namun setidaknya membuat perasaan ini menjadi plong dan saya bisa move on.

Kejadian ini sekali lagi mengingatkan diri untuk introspeksi, untuk lebih hati-hati, untuk lebih sabar dalam menghadapi ujianNya.

“…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)

“Dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ” (QS Al Anfal : 46)

Advertisement