Mengurus Visa Amerika

Tinggal di luar Jakarta membuat saya tidak leluasa untuk mengurus visa. Harus punya planning.

Dalam tahun ini, saya sudah 2x ngurus visa. Visa Schengen dan Visa China. Visa China bisa diwakilkan, titip sama teman yang tinggal di Jakarta yang juga ikut dalam trip ke China. Visa Schengen gak bisa diwakilkan, harus datang sendiri dan harus sudah buat janji kapan ke kedutaan Belanda untuk sidik jari dan wawancara.

Nah, kebeneran pas lagi di Xian dapat email surat perintah untuk menghadiri diskusi kantor di Jakarta untuk minggu depannya. Liat jadwalnya kayaknya pas nih jika sekalian ngurus visa US. Acaranya hari Senin dan cuma sehari. Bisa memanfaatkan waktu untuk urus visa di hari Selasa pagi sebelum pulang ke Makassar. Gak perlu extend hari harus cuti dan nambah biaya nginap. Biasanya kalo ada dinas di Jakarta, suka berakhir di weekend. Jadinya pilihannya mesti nambah cuti sehari dan mesti cari tempat menginap. Continue reading

Advertisement

Rental mobil di Beijing

Si adek nanya, “Ma, kita nginap dibandara lagi gak di Beijing?

“Gak, sayang. Kita langsung ke hostel saja, nanti kita ada yang jemput,” kata saya.

Yahh, dengan nada sedikit kecewa. Katanya lagi, enak tinggal di bandara. Dingin, bisa jalan-jalan dan ada wifinya.

Hehehe.  Senangnya, ternyata anak-anak juga menikmati pengalaman nongkrong di bandara. Sudah beberapa kali ngetrip sama anak-anak, menyisipkan pengalaman nongkrong di bandara seperti di Incheon Airport (Seoul), Kansai airport (Osaka), dan LCCT (Kualalumpur). Selain bandara pernah juga di KL Sentral & Penang Sentral di pagi-pagi buta.

Untuk trip di Beijing saya memilih rental mobil saja untuk penjemputan di bandara dan keliling Beijing selama 2 hari. Hitungannya gak terlalu mahal meski tetap lebih murah jika naik transportasi umum di Beijing. Ongkos MRT/bus sekali jalan berkisar 2-4yuan (1 yuan=IDR 2000). Murah. Dari airport ke kota naik kereta cuma sekitar 50ribu rupiah. Cuman naik transportasi umum, harus jalan kaki lebih banyak. Grup trip yang ini sih sebenarnya sudah teruji tahun lalu saat jalan ke Tokyo dan Osaka dimana kita 100% pake transportasi umum. Kali ini saya pengennya lebih nyaman untuk semua secara biaya hidup di China jauh lebih murah dibanding waktu ke Jepang.  Continue reading

Kena Scam di Beijing

Kami disambut beberapa pedagang souvenir saat turun dari mobil yang kami rental di sekitar Summer Palace. Malaysia, malaysia, seru mereka. Hadeuh, Kenapa sih negara itu lebih dikenal dibanding negara kita secara populasi kita lebih banyak. No, indonesian, kataku. Topi, topi, sahut mereka. Kebetulan suamiku butuh topi. Dia gak bisa kena panas terik, berefek ke sakit kepala, bad mood dan bakal jadi sedikit reseh. Hehehe. Jadi saya menawar 1 topi koboy. Deal 10 yuan atau sekitar 20ribu rupiah. Saat saya bayar pake duit 100yuan, pedagang itu lalu mengembalikan 90yuan. Aman. Tapi tak berapa lama, pedagang itu datang sambil menunjukkan uang sobek. Dia minta uang itu ditukar karena sobek. Agak heran saya secara uangnya masih baru dan hasil tukaran money changer di Makassar, tapi saya turuti dengan memberikan uang yang lain. Pedagang yang lain datang mendekat, memberikan isyarat agar saya mau menukar uang 100yuan saya dengan 2 lembar 50 yuan. Tidak saya tanggapi. Secara bersamaan, pedagang yang menjual topi ke saya datang lagi sambil menunjukkan uang sobek, kali ini sobeknya di ujung. Wah ada yang gak beres nih. Saya memperhatikan seksama uang di dompet saya dan membandingkan dengan uang yang perempuan itu perlihatkan. Sekilas gak keliatan perbedaannya, sama-sama yuan, sama-sama merah tapi ternyata uangnya beda sedikit di ukuran dan uang saya ada nuansa biru di gambarnya.

Saya langsung membentak dengan suara keras,

“Kembalikan uang saya. Ini tidak sama. “

Perempuan itu mengeluarkan uang 100yuan tapi gak sama dengan uang saya.

Bukan yang itu, cepat kembalikan, kata saya. Akhirnya dia mengeluarkan uang yang benar. Saya lalu mengembalikan topi dan uang 90yuan. Saya pun berlalu dari situ. Pikir saya sudah aman, tapi ternyata saya gak sadar kalo saya 2x mengeluarkan uang 100yuan. Shit, masih tertinggal 1 lembar uang yuan milik perempuan itu. Continue reading

Mengurus Visa China

whatsapp-image-2016-09-16-at-15-12-56

Kalau diliat dari persyaratannya,  mengurus Visa China keliatannya sangat gampang. Gak perlu surat keterangan kerja, gak perlu rekening yang terjaga kesehatannya, gak perlu SPT. Tapi ternyata yang gampang kalo gak diseriusi malah agak ribeut juga. Dari 12 berkas yang diajukan cuma 7 aja yang diterima, sisanya dibalikin, masih harus ada yang dilengkapi. Ada yang fotonya dianggap tidak sesuai, ada yang ditolak karena tidak melampirkan paspor lama (paspor yang baru masih kosong melompong). Suami saya ditolak berkasnya karena ktpnya sudah expired dan tidak tanda tangan di paspor barunya. Anak-anak saya ditolak berkasnya karena tidak ada surat keterangan membawa anak dari orang tua. Paspor suami harus dikirim kembali ke Makassar supaya suami bisa tandatangan setelah itu dikirim kembali ke Jakarta. Pikiran untuk memalsukan tandatangan saya urungkan, masa untuk identitas sepenting paspor tandatangannya palsu sih. Berkas jadi bolak balik kayak setrikaan.

Pengurusan visa sedikit mepet sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, pasalnya baru sadar kalo ada 3 paspor (termasuk paspor suami dan anakku) yang berlakunya kurang 6 bulan, jadi harus mengurus dulu paspor. Ngurusnya via jalur cepat saja, cukup datang ke rumah pegawai imigrasi dan memberikan berkas lebih dahulu, ntar siangnya sudah bisa foto. 3 hari kemudian sudah bisa diambil di rumah si pegawai imigrasi tadi. Harap dimaklumi, kami tinggal di kota yang belum ada kantor imigrasinya. Kantor imigrasi terdekat di Pare-pare jaraknya 250km. Anakku cuman minta ijin sehari buat foto paspor, jadi terpaksa jalur cepat yang ditempuh.

Persyaratannya sederhana:

  • Formulir Pengajuan Visa, formulir ini bisa diunduh disini kemudian ditulis tangan dengan huruf balok. Untuk bagian dalam formulir yang kita tidak perlu isi jangan dibiarkan kosong tapi tulis N/A. Bisa juga diisi online lalu dicetak. Keuntungan isi online, kita dipandu secara detil sehingga gak terlalu bingung mengisi dan jadi tau kalo salah dalam pengisian karena gak bisa lanjut ke bagian berikutnya jika salah mengisi.
  • Paspor Asli yang masih berlaku minimal 6 bulan sebelum keberangkatan.
  • Copy KTP dan copy Kartu Keluarga
  • Foto 4×6 1 lembar (ditempel di formulir)
  • Bookingan Tiket (tiket dari Indonesia sampai balik lagi ke Indonesia)
  • Bookingan Hotel
  • Itinerary disertai daftar travelmates

Berkas pengajuan visa dan pengambilannya bisa diwakilkan ke 1 orang tanpa surat kuasa, asal orang itu juga ikut dalam trip tersebut.  Biaya visa 540ribu/orang untuk 1x entry dan prosesnya regular atau normal (4hari selesai). Kalo untuk multiple entry atau pengen express harganya beda lagi. Biaya dapat dilihat disini.

Alhamdulillah semuanya happy ending. Visa approved