Berburu Sekolah di Makassar

Tahun ajaran baru tahun ini, anak-anak pindah sekolah di Makassar. Aya sudah kelas 3 SMP sekarang, sementara saya pun udah cukup lama di Palopo. Antisipasi jika saya tiba-tiba mutasi entah kemana, Aya sudah aman sekolahnya. Katanya anak kelas 3 yang mau ujian akan amat sulit urus pindahnya kalo sudah memasuki akhir semester 1. Adiknya, Dede juga akan kelas 1 SMP. Pengennya mereka bisa sekolah di sekolah yang sama. Dan pengen sekolah negeri saja. Selain biaya murah, antisipasi kalo sewaktu-waktu saya mutasi dan mengajak mereka tinggal bersama lagi. Juga saya pengennya mereka lebih berbaur tanpa status sosial, gak usah terlalu eksklusif. Biar mereka itu nolehnya bisa 360derajat, bisa melihat kebawah, keatas atau kesamping. 

Banyak yang merekomendasikan untuk daftar di Mtsn 1 Makassar, katanya sekolah ini lagi ngetop. Sekolah ini menerapkan sistem tes. Seleksi awal berdasarkan nilai, kemudian yang lolos bisa mendapatkan kartu ujian dan ikut tes. Tesnya ada tes shalat, mengaji dan pengetahuan umum. Dede berkesempatan ikut tes, tapi sayang saat pengumuman di koran nomor tesnya gak ada. Saya juga sempat daftar smp online. Ini juga agak telat tau informasinya. Sebelum lebaran ternyata sudah ada proses pendaftaran jalur domisili. Kartu Keluarga saya masih domisili Makassar, kayaknya peluang besar bisa tuh lulus di sekolah yang dekat-dekat dengan rumah.  Jadinya saya berburu sekolah untuk jalur daerah yang bukanya setelah lebaran. Namun ternyata quota untuk siswa lulusan luar kota makassar sangatlah minim. Rata-rata hanya menyediakan quota 4-7 kursi untuk siswa jalur daerah. Sementara lulusan dalam kota atau jalur reguler quota 100-170kursi.  Dede nilai rata-ratanya 85.55 (nilai rata-rata raport+nilai SKHU kemudian dibagi 2), itu pun sudah ranking 3 di kelasnya. Dengan quota sekecil itu agak sulit bersaing. Duh. Pendaftaran berlangsung 4 hari, kita tiap hari pantau nilai-nilai pendaftar. Ada sekolah yang tadinya quota jalur daerahnya cukup banyak misalnya 25, di hari ketiga quotanya mengecil jadi sisa 7.  Quotanya digeser ke jalur reguler. Duh. Saya daftar di hari terakhir sambil memantau SMP favorit mana atau setidaknya dekat dengan rumah yang masih bisa menampung nilainya. Sayang strategi ini pun gagal. Daftar di SMP 8 sekitar 1 jam sebelum penutupan, namanya di urutan 5 dari 7. Eh masih ada 3 pendaftar lain setelahnya yang menyebabkan namanya langsung tergeser. Duh sedihnya. Saya tidak mendampingi seluruh prosesnya, karena ya harus kerja di Palopo. Saya cukup memantau online, isi form online, lalu kasih informasi ke misua untuk kemana. Selanjutnya misua yang urus.

Beruntung, saya ada kegiatan rapat di Makassar, jadi sebelum rapat saya sempatin cari informasi di SMP Al Azhar. Sekolah ini dekat rumah dan salah satu sekolah ekslusif yang ada di Makassar. Sekolah yang tadinya saya hindari untuk jadi sekolah anak saya. Ternyata masih ada quota untuk siswa kelas VII. Ya sudah langsung  saja saya ambil dan lengkapi. Daripada pusing berburu sekolah. Jadilah Dede bersekolah disitu mulai dari tanggal 12 Juli kemarin.

Untuk Aya, alhamdulillah baru dapat kabar tadi malam bahwa dia diterima di Mts Makassar. Daftarnya udah lama, trus sempat di tes mengaji dan ditanyain soal hafalan surat. Aya cukup pede kalo soal mengaji dan hafalan. Cuman agak kuatir, karena belum dapat info keterima atau gak sementara sudah mau masuk sekolah.

Berburu sekolah, selesai.

 

Advertisement

5 thoughts on “Berburu Sekolah di Makassar

Leave a Reply to penyukajalanjalan Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s