CHATUCHAK WEEKEND MARKET & WAT ARUN

30 April 2011

Hari ini, kami mau ke Chatuchak Weekend Market, Wat Arun, Wat Pho dan Grand Palace. Tiga tempat terakhir sudah pernah saya kunjungi, namun gpp diulang lagi, buat mereka yang belum kesana.

Di depan hotel, ada penjaja makanan halal, kami menyempatkan untuk membeli bekal untuk makan siang kami nanti.

Dari Stasiun Rajraprarop, kami menuju ke Stasiun Phaya Tai, station yang terkoneksi dengan BTS untuk menuju ke Mo chit Station. Keluar dari Mochit station dan melewati Chatuchak Park, kita sudah berada di area Chatuchak Weekend Market (CWM). Enak juga berbelanja disini, semuanya ada dan murah. Namun kami tidak berbelanja banyak disini, maklum persediaan Baht sudah mulai menipis dan kami tidak mau repot dengan berbagai macam bawaan. Kalau harga baju kaos, masih murah kaos Thailand yang sy beli di Carrefour Phuket, juga masih murah beli di depan hotel ketimbang disini.

Pada saat masuk ke CWM, Amel dan Kajol memisahkan diri dan janjian ketemu di Chatuchak Park jam 12 siang. Kami sendiri gak terlalu lama berada di CWM, anak-anak pengennya main di Chatuchak Park itu.

Kami menyewa tikar di Chatuchak Park seharga 20 Baht sampai selesai pake. Sambil tidur-tiduran mengawasi anak-anak yang bermain di taman bermain yang ada disitu. Setelah Amel dan Kajol datang, kami pun memakan bekal kami. Hehehe. Jauh-jauh ke negeri orang pergi piknik di taman. Bagi kami, no problem coz prinsipnya act like local dan save your money. Kami gak mau bangkrut gara-gara pergi berlibur.

Kami melanjutkan perjalanan menuju Wat Arun. Sebenarnya pengen naik taxi, namun di tolak terus sama taxinya, karena kami ber-enam (padahal 2 diantaranya kan anak kecil). Meski, kami tak keberatan untuk bayar lebih atau gak usah pake argo. Eh gak ada yang mau. Baiklah kalau begitu, kami naik MRT/metro sampai Station Hua Lampong kemudian setelah sampai mencoba lagi menahan taxi untuk menuju ke pier Sungai Chao Prhaya. Gak ada taxi yang mau, huff Be-te. Apalagi ada lagi yang mencoba mendekati kami, tapi gak kami gubris. Kami pindah tempat, dia juga ikut. Kami ke 7-11 membeli air minum sekaligus bertanya cara ke pier, setelah keluar dia masih ada juga. Kami jalan beberapa saat, dia masih ikut dibelakang kami. Huhu, langsung sy dengan ketus ngomong ke dia: Why do you follow us???? Jawaban dia, memang kenapa? Sy bebas kemana aja sesuai dengan keinginan hati, kata dia. Nyerocos terus, lalu kami tinggalkan dia yang masih memelototi kami. Bangkok scams is everywhere. Just beware of it if you come to Thailand.

Kami berjalan dan akhirnya sampai di pier yang ada di mall. Lumayan jauh juga jalannya sekitar 1 kilometer. Sayangnya pier yang ada di Rivercity Mall ini hanya untuk carteran bukan untuk umum. Carter ke wat Arun sekitar 500Baht one way. Untuk ke pier yang umum ada disebelah mall ini gak jauh.

Akhirnya kami berada di pier yang benar, kami naik perahu menuju pier Tha Tien tanpa milih-milih untuk menghemat waktu. Padahal sebenarnya, besar kecil ongkos naik perahu ditentukan dari jenis perahu yang dinaiki yang dapat dilihat dari jenis bendera yang ada di perahu. Bendera orange, merah, hijau atau kuning.

Di pier Tha Tien ada perahu khusus ke Wat Arun dengan harga 6 Bht sekali jalan. Di Wat Arun, hanya Amel, Kajol n dede yang naik ke candi. Kami hanya keliling kompleks Wat Arun dan duduk-duduk ditempat yang teduh. Wat Arun merupakan pagoda tertinggi yang ada di Thailand yang terletak di sisi seberang dari Sungai Chao Prhaya

Dari sini kami kembali ke pier Tha Tien dan berjalan ke Wat Pho, The Temple of Reclining Buddha. merupakan patung Budha yang terbesar (panjang 46m dan tinggi 15m) dan dengan pagoda yang terbanyak di Thailand dengan jumlah 99 pagoda.

Dari sini, kami bertanya arah ke Grand Palace pada kondektur bis kota yang sedang ngetem disamping wat pho. Kami malah diajakin naik bis, gak berapa lama bis jalan dan hanya kami penumpangnya, dan gak berapa lama kemudian kami diturunkan di depan Grand Palace tanpa bayar. Baik ya tapi percuma juga ke Grand Palace secara waktu sudah menunjukkan jam 4sore dan Grand Palace sudah tutup. Kami memutuskan pulang ke hotel dan kami beruntung ada taxi yang mau ditawar 250 bht untuk sampai di hotel.

Taxi itu tidak mengantar kami sampai depan hotel melainkan hanya menurunkan kami di pinggir jalan besar di depan jalan kecil menuju hotel. Ya saya gak bayar full jadinya. Tapi memang suasana di sekitar hotel menjadi tambah crowded, mungkin karena ini adalah hari sabtu sore menjelang malam minggu. Jadi agak sulit turun persis di depan hotel. Bagus juga sih diturunkan di situ, karena di jalan besar itu terdapat mall Platinum dan Pantip Plaza, IT Plaza tempat jualan elektronik. Jadi tahu jalannya.

K’Idrus dan anak-anak memilih berenang di hotel, kami lanjut ke mall Platinum untuk melihat ada apa disitu dan makan di food courtnya. Sayang mall ini pun juga cepat tutup. Jam 08 udah mulai beres-beres. Kami memilih makan di KFC, coz food courtnya sepenglihatanku gak ada halal.

Keluar dari mall Platinum, kami melakukan proses tawar menawar dengan supir tuk tuk. Sebenarnya khawatir kena tuk-tuk scam, tapi pengen nyoba tuk tuk. Dapat saran dari hasil browsing-browsing, jangan menawar pada tuk-tuk yang lagi mangkal kemungkinan itu Bangkok scam, jadi kalo pengen naik tuk tuk, stop tuk tuk yang lagi jalan. Kami mau ke MBK Mall, tepatnya Hard Rock Café. Karena HRC berada di dekat MBK. Akhirnya deal dengan 160 Bht pp sampai di hotel.

Begitu nyampe di HRC, sopirnya gak mau menunggu dan minta dibayar. Sy membayar 80 Bht. Di HRC ini kami hanya ke Rock Shopnya, membeli kaos made in Hard Rock Café Bangkok. Lalu kami jalan ke MBK Mall yang sy tau tutupnya sekitar jam 10 malam.

Kalo dipikir-pikir, hampir semua moda transportasi di bangkok sudah dicoba, mulai dari tuk tuk, song taew, taxi, bis kota, BTS, Metro sampai kereta apinya.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s