OUR EUROTRIP REVIEW MAY 2012

Trip kami berakhir sudah. 16hari di eropa, semakin memperkaya pengalaman travelling kami. Kami berhasil menchallenge diri kami pergi ke sana dengan cara backpacking untuk pertama kali ke Eropa.

Total 7 negara dan 11 kota yang kami kunjungi. Amsterdam (Netherland), Prague (Czech), Budapest (Hungary), Warsaw (Poland), Rome, Venice, Florence, Pisa, Milan (Italy), Lucerne (Switzerland), Paris (France). ini sedikit review kami. Continue reading

BERTEMU DENGAN SI PEMILIK KOPER DI BUDAPEST

Day 6

Dari Jakarta, kami dititipi sebuah koper untuk dibawa ke Budapest. Koper itu berisi barang-barang pameran yang akan diselenggarakan di KBRI Hungaria tanggal 23 Mei. Kebanyakan batik kuno, berbagai macam sepatu batik dan sebagainya. Sebenarnya ada 2 koper yang dititipi, tapi karena peristiwa ketinggalan pesawat, jadinya hanya 1 koper yang bisa Amel bawa. Bagus juga sih hanya 1 koper titipan dan tidak terlalu besar, memudahkan kami mobile, secara Budapest akan menjadi kota ketiga yang kami kunjungi setelah Amsterdam dan Prague. Kami tidak perlu menitipkan di penitipan bagasi yang ada di airport ataupun stasiun kereta, cukup dibawa ke hostel.

Saya sendiri belum pernah bertemu muka sama Mbak Shifa, si pemilik koper. Kami hanya terhubung lewat jalur pertemanan di milis. Secara kebetulan Mbak Shifa mencari teman milis yang mau ke Eropa Barat dan rute saya cocok dengan kebutuhannya. Dan gantian Mbak Shifa menawari untuk tinggal di apartemennya selama di Budapest. Kebetulan saya belum memastikan penginapan di Budapest. Pernah booking hostel di Budapest tapi hanya untuk pengajuan visa dan udah dibatalin. Jadi tawarannya gak mungkin dilewatkan.

Amel pas saya kasih tau bahwa kita akan bawa barang titipan langsung bingung. Katanya apa gak beresiko membawakan barang orang yang gak pernah dikenal sebelumnya? Bagaimana kalau barang itu ternyata membawa masalah? Memang sangat riskan, saya pun hanya mau dititipin kalo orang tersebut bisa dipercaya. Kalau yang ini Insya Allah tidak apa-apa karena Mbak Shifa termasuk yang aktif di milis dan blogger aktif. Dan Mbak Shifa minta kita memeriksa koper tersebut sebelum dibawa.

Di stasiun kereta Hlavni Nadrazi, Prague kami bertemu dengan ibu-ibu yang juga bersaudara. Kebetulan kami akan naik kereta yang sama. Mereka juga sedang menikmati liburan keliling Eropa. Mereka sudah berumur lho, Ibu Helen kurang lebih sekitar 60 tahun dan adiknya Ibu Rossy sekitar 45 tahun tapi kuat jalan. Dan ini bukan trip pertamakalinya ke Eropa buat mereka, tapi setiap kali pergi selalu mengambil rute yang berbeda. Kali ini tujuan mereka adalah Prague, Budapest, Berlin, St Petersburg (Rusia) dan Abu Dhabi. Yah kalau dibandingkan dengan trip kami, mereka adalah traveller versi koper dan kami adalah travelller versi ransel alias traveller paket hemat. Trip mereka sifatnya pendalaman/pemantapan terhadap sebuah negara/kota, trip kami sifatnya pengenalan terhadap sebuah negara/kota. Mereka masih punya sisa uang Czech Koruna kurang lebih 2000CZK disaat akan meninggalkan Prague, kami hanya punya sisa 235CZK. Itupun modal biaya hidup kami selama di Prague hanya sekitar 1700CZK. Sangat beda kelas. Mereka masing-masing bawa 2 koper gede banget, menghabiskan waktu lebih lama di tiap kota rata-rata 5 hari, tinggal di hotel berbintang 4 dan menikmati waktu dengan bersantai. Meski beda kelas dengan kami, yang saya suka adalah semangat jalannya yang luar biasa dan senang mendengar pengalaman mereka.

IMG_4386

travellers ala koper

Kalau saya sih berprinsip mumpung masih muda dan masih kuat manggul ransel, saya pengen melakukannya dengan cara backpacker dulu. Akan banyak banget pengetahuan baru, pengalaman seru, banyak tempat yang bisa dikunjungi dengan mengatur biaya perjalanan sesedikit mungkin. Sesuatu yang tidak bakal didapatkan jika ikut tur ataupun traveller ala koper. Meski kadang-kadang banyak kejadian di luar dugaan kita yang menyebabkan kita harus mengeluarkan biaya tambahan. Tapi itulah hikmahnya, next time be better

Saya nyaris ketinggalan kereta lagi. Hampir tiba waktunya akan berangkat, saya ditanyain ama ibu Helen nomor kursi di kereta nanti. Tiket kami beli online dari Indonesia dan dalam bahasa Czech jadi kurang ngerti mana nomor kursinya. Segera saya kembali ke informasi, saya ditunjukin nomor gerbong dan nomor kursinya. Tapi rupanya tiket yang saya bawa hanya tiket untuk 1 orang, padahal saya beli tiket untuk 2 orang. Saya tidak mengerti kenapa printoutnya hanya satu, harusnya ada 2 lembar, satu atas namaku dan satunya lagi atas nama Amel. Yang ada hanya nama Amel. Dan mereka gak mau tahu dan gak mau membantu mengecek daftar nama penumpang yang beli online. Tahunya hanya menyuruh membeli tiket baru. Oh seandainya saya tahu kejadiannya kayak gini dari tadi, saya pasti masih sempat cari internet untuk buka email tiket online tersebut secara kurang lebih kami sudah berada selama 2 jam di stasiun kereta tersebut. Karena terdesak waktu, terpaksa beli tiket susulan seharga 1512Czk, padahal beli online waktu itu hanya 555Czk. Huhuhuhu.

Meski di tiket ada nomor kursi, tapi kami duduk di kursi yang kosong saja, daripada repot kesana kemari nyari kursi sementara keretanya udah mau jalan.
Ternyata di kereta itu saat pemeriksaaan tiket ada beberapa orang yang mengalami kejadian yang sama. Mereka membeli tiket untuk 2 orang tapi hanya tercetak 1 lembar saja dan untuk 1 orang. Terpaksa mereka beli tiket lagi di dalam kereta.

Perjalanan kurang lebih sekitar 7 jam, tiba di stasiun Keleti PU, mbak shifa sudah menunggu bersama teman-temannya Mbak Adit dan Kak Husna. Koperpun beralih tangan. K Husna orang Makassar yang sudah 13 tahun tinggal di sana ikut suami. Setelah dirunut, ternyata masih punya hubungan keluarga dari Soppeng dan senior Sipil 86. Hehehe. Mbak Adit baru sekitar 2 tahunan ikut suami, Kalo Mbak Shifa awalnya ke Budapest karena dapat beasiswa belajar bahasa, setelah selesai malah keenakan tinggal di sana.

Jarak dari stasiun Keleti ke apartemennya sebenarnya dekat saja, namun oleh Kak Husna diajak keliling-keliling dulu melihat tipikal kota Budapest.Ke Hero Square, kemudian melewati jembatan yang melintas di Danube River.

Alhamdulillah, sejauh ini berjalan lancar minimal amanahnya tiba dengan selamat.