Jalan-jalan ke Phnom penh (1)

WhatsApp Image 2023-10-13 at 16.46.36

Tahun ini banyak banget cuti bersama dan beberapa diantaranya dadakan, tiba-tiba turun surat edaran menteri mengenai cuti bersama. Saya kalo kayak gitu langsung menyasar tiket, nyari tiket yang affordable dan rutenya menarik. Sayang, gak nemu yang cocok harganya. Namun dalam pencarian itu, ketemulah rute dengan waktu yang sangat menarik ini. Cocok mengisi kegabutan weekend tanpa harus mengorbankan jam kerja. Jakarta-Phnom Penh pesawat Airasia hari Jumat berangkat jam 9malam, baliknya tiba Senin Subuh jam 04.30. Jadi bisa langsung ngantor tanpa telat. Saya belum pernah ke Phnompenh, cuma pernah ke Siem Reap saja.

Ngajak 1 teman, dia langsung mau. H-2 kita baru issued tiket harga 2.2juta pp. Trus pesan hotel Pacific 2malam total 708ribu termasuk sarapan pagi. Kita milih hotel ini karena  reviewnya banyak positifnya, harga termasuk sarapan dan plusnya adalah bisa ngasih SIM card lokal secara gratis. Ini penting karena telkomsel belum kerjasama paket roaming sehingga biaya internet jadi mahal. (update pas ngecek lagi 2minggu lalu sudah ada paket telkomsel tapi tetap lebih murah pake sim card lokal)

Sebenarnya saya bingung naik apa ke hotel secara kami tiba tengah malam. Saya kuatir saja harga akan kena getok dan tidak aman. Saya email ke hotel pacific untuk dibantu penjemputan, tapi belum direspon sampai kita berangkat. Belakangan saya cek sebenarnya ada balasan email tapi masuknya ke spam. Hotel memberi harga jemput 15USD tapi juga menyarankan di bandara pun banyak tuktuk dan taxi.

Penerbangan Jakarta-Phnom Penh selama 3 jam berangkatnya dari terminal 2. Sebelum antri imigrasi kita diminta untuk mengisi lembar kedatangan yang disediakan. Tidak terlalu banyak antrian imigrasi dan juga cepat saja proses imigrasinya. Saat keluar dari pintu kedatangan, kita langsung ditawari naik tuktuk seharga 10USD. Saya langsung setuju saja setelah melihat tuktuknya yang terparkir tidak jauh dari pintu kedatangan, sepertinya tuktuk resmi dan petugas yang menawari juga berseragam. Tuktuk itu sama aja dengan bajaj di Indonesia.  Si tuktuk driver menawarkan paket untuk berkeliling Phnom Penh. Saya tidak menolak tapi menyampaikan bahwa kalo kami butuh kami akan menghubungi. Karena niatnya saya ingin ngeteng-ngeteng aja sih secara tuktuk bisa dipesan melalui aplikasi grab dan lokasi tempat wisatanya tidak terlalu berjauhan.

Saat check in, saya meminta SIM card lokal. Petugas lalu menunjukkan tempat ambil simcard yang ada di meja resepsionis. Kami mengambil 2 kartu kemudian melakukan registrasi dan mengisi paket data. Dan hanya 1 USD kita udah dapat paket data 2GB. Bayarnya pakai kartu kredit. Murah banget kan, 2 GB cukuplah buat penggunaan 2 hari.

Ada 2 mata uang yang dipakai di Kamboja, USD dan Cambodian Riel (KHR). 1 USD sekitar 4000Riel. 1 Riel = IDR 3.7 . Jika berbelanja dengan duit USD biasanya kembaliannya dalam 2 mata uang. Pecahan besar pakai USD, sisanya pakai Riel. Contoh nih belanja buah di supermarket total belanja 20400 riel, kemudian kita bayar dengan uang 20USD maka kembaliannya 10 USD + 19600 riel.

Saya menukar uang di bank seberang hotel sebesar 200USD, saya minta tukaran uangnya ke 100USD dan 400,000 Riel. Ada fee sebesar 5 USD atau 20,000Riel. Lupa nama banknya apa, tapi tampilan physical evidence dan people nya jauh dari tampilan perbankan di Indonesia. Gak ada nyaman-nyamannya, gak ada AC, pintu depan terbuka, komunikasi dengan CSO berada di balik jeruji stainless steel.

Setelah selesai menukar uang, saya langsung pesan tuktuk. Ada 2 aplikasi untuk memesan yaitu grab dan  passapp. Saya pesan pake grab karena tidak perlu lagi repot menginstall aplikasi. Bayarnya juga sudah saya setting menggunakan kartu kredit jadi gak repot ngeluarin dompet dan ambil duit buat bayar. Plusnya lagi kita jadi punya histori transaksi di aplikasi maupun di email. Tanpa menunggu lama, tuktuknya datang.

Tujuan pertama adalah ke The Royal Palace. Pas kita sampai disana masih jam 10.00, jadi kita berfoto-foto dulu didepan istana, karena kita fikir jam tutupnya adalah jam 11. Eh ternyata jam terakhir orang masuk sebelum memasuki jam istirahat adalah 10.30. Udah keburu tutup loket tiketnya, jadi kami berjalan menuju Cambodia-Vietnam Friendship Monument yang berada di Botum Park. Patung yang ada di monument ini menggambarkan seorang wanita Khmer menggendong bayi, dijaga oleh 2 tentara Vietnam, untuk memperingati Vietnam membebaskan Phnom Penh, pada tahun 1979.

WhatsApp Image 2023-10-13 at 16.40.12Kita lanjut ke Wat Botum yang ada dekat situ kemudian lanjut lagi ke Wat Phnom. Pagoda ini termasuk pagoda tertinggi di Phnom penh. Di bangun diatas bukit kecil dan sangat sejuk karena masih banyak pepohonan, sehingga melupakan sejenak kepanasan kota Phnom Penh. Harga tiket 1USD/orang untuk warga asing dan free untuk warga lokal. Disini juga ada jam besar yang berada di rerumputan disisi bawah pagoda.

Saya mengalami kejadian yang tidak mengenakkan disini. Setelah dari wat Phnom, tujuan selanjutnya adalah ke Hard Rock Cafe sekitar 500meter dari wat Phnom. Jadi kami berjalan kaki menuju kesana. Posisi tangan kiri memegang topi, didalamnya saya taruh hp, powerbank dan phone holder (buat bantu foto-foto). Posisi tas ada di bahu kanan saya. Pas menyeberang, tetiba ada 2 orang naik motor melambat ke arah saya dan segera merampas topi saya. Mungkin dikiranya tas. Kaget banget, dan untungnya hp jatuh. Alhamdulillah untung cuma topi dan powerbank yang dijambret. Kami langsung waspada mode on dan lanjut berjalan kaki. Kalo hp sampai ikut dirampas, apes banget. Apalagi dalam 7 bulan saya sudah beli hp 2x, pertama gegara hp hilang di Amsterdam kemudian hp itu saya kasih ke pak suami trus beli lagi hp yang nyaris di jambret ini. Alhamdulillah masih rejeki.

Hard Rock Cafe berada didalam mall kecil yaitu Exchange Square. Disitu ada supermarket dan kita sempat beli buah disitu seperti leci, mangga, srikaya belanda. Udah lama gak makan srikaya belanda.

Setelah itu, kami mampir makan di warung Bali yang berada di dekat Royal Palace. Pemiliknya namanya pak Firdaus, kita sempat ngobrol sama pak Firdaus. Warungnya cukup ramai, makanan yang kita pesan cukup enak. Kita nyoba tomyum dan mek cha merik (cumi goreng tepung bumbu cabe bawang putih)yang masuk di dalam kategori cambodian/khmer foods. nyoba juga tahu telur, enak-enak. Kita juga minta pisau buat ngupas mangga. Total yang kita bayar plus 2 es teh manis sekitar 47ribu riel atau IDR177ribu.

WhatsApp Image 2023-10-13 at 16.47.02Jam 2 kami berjalan dari warung bali ke kompleks istana. ‘The Royal Palace’  ini cukup luas dengan tamanyang indah. Di dalamnya terdapat beberapa bangunan istana dengan arsitektur khas Khmer, sebuah pagoda yang terkenal dengan nama Silver Pagoda, patung Raja Norodom Sihanouk. Untuk masuk ke Royal Palace dikenakan biaya USD 10.  Dari sini kami balik ke hotel untuk ngadem di kamar. Mengenai hotel Pacific, kamarnya bersih, ubinnya unik. Ada lift, ada fasilitas nge gym. Untuk harga segitu ini sangat proper buat kita. Dari central market sisa jalan kaki.

Jam 16.30 kita naik grab menuju Sisowath Quay yang berada di depan istana buat nyobain naik kapal wisata di Mekong River sambil menikmati sunset. Sebenarnya banyak sekali penawaran kapal wisata di klook, booking dll dengan harga yang sangat bervariasi. Ada yang plus makan malam, ada yang unlimited beer/softdrink dan ada juga tanpa makan minum. Karena setengah hati, antara mau dan tidak, saya memutuskan nanti go show saja. Liat gimana nanti. Kalo harganya proper, boleh tuh.

WhatsApp Image 2023-10-13 at 16.33.27Kami berjalan menyusuri pinggir pantai sisowath quay. Banyak pedagang kaki lima menjajakan jajanan khas Phnompenh, orang yang berminat makan disedikan bangku-bangku pendek.  Sisowath quay ini mengingatkan jalan yang sama di pantai losari makassar, bedanya jalur pejalan kakinya lebih lebar. Ada yang menawari kami 5USD naik kapal. Karena kapalnya saya liat cukup bagus, maka kami memutuskan untuk naik kapal itu. Di lantai 1 ada jajanan beraneka ragam kayak sate sosis dan lain-lain. Kami menuju lantai 2 dan memilih tempat yang strategis mumpung masih sepi. Gak berapa lama kapal ramai baik orang lokal maupun wisatawan. Ada penjual buah menawarkan buah yang sudah dipacking dengan harga 1 USD. Banyak juga buah yang asing yang mungkin tidak pernah ditemui di Indonesia. Kami beli nanas potong, salak yang kerucutnya ada 2, dan 1 lagi buah bulat kecil-kecil berwarna hijau gak ngerti apa namanya. Sempat juga bertegur sapa sama 1 keluarga penduduk lokal, mereka menawarkan buah yang mereka beli untuk dicoba. Yang menarik, meski penampilan mereka sederhana tapi mereka dengan anak-anaknya berkomunikasi dalam bahasa inggris.

WhatsApp Image 2023-10-13 at 16.45.41Kurang lebih sekitar 50menit menyusuri Mekong river, gak jauh kok, daratan sisowath quay masih kelihatan, sampai matahari hampir terbenam. Kami lalu berjalan menyusuri Sisowath quay kembali menuju ke Phnom Penh Night market. Night marketnya tidak terlalu besar, yang dijual seperti baju, souvenir dan lain sebagainya. Saya sempat membeli souvenir disini, teman saya membeli baju buat oleh-oleh saudara, suami dan anak-anak. Kami mampir makan di restoran Mamak Malaysia yang berada di samping night market ini. Menunya banyak sekali, kami memilih kwetiaw goreng dan roti cane plus kari ayam. Enak. Dari sini, barulah kami naik grab ke hotel.

WhatsApp Image 2023-10-13 at 16.35.16

Resto Mamak Malaysia

Leave a comment