Tbilisi the City that loves you

tbilisi

Itu kata-kata yang pertama menyambut kami di Tbilisi Airport. Meski jujur, saya belum punya banyak gambaran tentang Tbilisi ibukota negara Georgia. Saya hanya ingin kesini karena postingan di grup fb Backpacker Dunia tentang Georgia yang berada paling dekat dengan Turki dan ini negara yang belum dikunjungi. Paling tidak dalam trip ini saya dapat tambahan 1 negara baru yang dikunjungi dalam trip kali ini. Saya hanya melakukan simulasi rute tanpa terlalu banyak tau apa yang akan diliat disana. Yang saya tau orang banyak kesini selain ke Tbilisi, alternatifnya ke Botumi (kota terbesar kedua di Gerogia) dan Kazbegi (kota kecil yang terkenal dengan pemandangan di sekitar Trinity Church). Continue reading

Flashlight trip Scandinavia

WhatsApp Image 2023-05-20 at 07.11.51

Setelah dapat tiket ke Eropa, langkah berikutnya adalah menentukan itinerarynya. Saya langsung request agar negara tujuannya saya yang pilih, Maksudnya biar gak ke negara yang sudah pernah didatangi lagi. Yang kepikiran adalah ke negara-negara Skandinavia (Denmark, Norway, Sweden, Finland) , dari Finland bisa lanjut ke negara-negara Baltik (Estonia, Lithuania, Belarus, Latvia), Maroko (biar bisa nginjak benua Afrika) dan di dekat Maroko ada Portugal. Namun saat pengajuan visa Schengen di kedutaan Belanda, itinerary kami simple saja yaitu 3 negara Belanda, Denmark dan Norway. Setelah visa Schengen disetujui , barulah serius mengatur rute yang mengerucut ke negara Skandinavia dan negara Baltik. Sayangnya waktu ngetrip kita cuman 8 hari, coba nambah sekitar 3 hari bisa dipastikan semua negara Baltik akan dikunjungi karena jarak Tallin (ibukota Estonia), Riga (ibukota Latvia), Minsk (ibukota Belarus), Vilnius (ibukota Lithuania) berdekatan satu sama lain. Kalo tidak salah secara keseluruhan sekitar 320km. Bisa nyewa mobil lalu berkeliling ke empat ibukota negara tersebut.

Dalam menentukan itinerary yang fix, saya membuat beberapa simulasi rute untuk mengetahui mana yang paling hemat dan pemanfaatan waktunya maksimal. Bandingin harga tiket pesawat, kereta, bus, ferry dan juga kalo menyewa mobil. Menyewa mobil saya coret karena rute negara antar Scandinavia jauh-jauh dan total harga sewa+bbm+tol+parkir sebanding dengan total biaya perjalanan dengan transportasi umum. Padahal kita masih harus mempertimbangkan keamanan dalam perjalanan, kondisi nyasar, kelelahan fisik, serta pembagian tugas yang bisa jadi tidak seimbang.

Setelah bolak balik simulasi mencari jalur termurah dan aman untuk dijalani, jadinya dalam 8 hari saya memutuskan ke 4 negara Skandinavia dan 1 negara Baltik yaitu Estonia yang berdekatan dengan Finland. Plus masuk dan keluarnya dari Amsterdam.  Prinsip saya, dalam menentukan itinerary yang paling utama adalah under budget dan aman.  Aman dalam artian saya bisa memitigasi risiko yang mungkin terjadi dalam perjalanan dan orang lokal pun banyak melakukannya. Syukur-syukur kalo sekalian dapat kenyamanannya. Tapi kalo gak terlalu nyamannya pun paling tidak kita dapat experiencenya. Jadi nanti itu bisa jadi pertimbangan jika akan ngetrip dengan cara yang sama.

Rutenya adalah seperti ini: Jakarta-Amsterdam-Copenhagen-Oslo-Stockholm-Helsinki-Tallin-Amsterdam-Jakarta.

Jakarta-Amsterdam: pesawat Singapore Airlines

Amsterdam-Copenhagen: Flixbus (nginap di bus)

Copenhagen-Oslo: Flixbus (nginap di bus)

Oslo-Stockholm: pesawat SAS

Stockholm-Helsinki: pesawat Norwegian Air

Helsinki-Tallin-Helsinki: Cruise viking lines

Helsinki-Amsterdam: pesawat Finn Air

Untuk akomodasi kita hanya booking 5 malam, 1malam di Oslo (Anker Hostel), 1 malam di Stockholm (den Roda Baten/Boat Hotel), 2 malam di Helsinki (Euro hostel), 1 malam di Ibis Budget Hotel Amsterdam. Selebihnya ya  kami di perjalanan, hehehe.

Asuransi perjalanan untuk keperluan visa schengen kita beli di Tra….ka saja seharga 150ribu.

Untuk paket data, kita beli Sim card Eropa 30 hari paket A total kuota internet 10GB seharga 199ribu. Belinya pun mepet, 4 hari sebelum keberangkatan, tapi paketnya ternyata sehari sampai. Biasanya pakai Telkomsel, tapi paling murah waktu itu cuma paket 15GB 600ribu untuk penggunaan 30hari. Sayang duitnya. Proses pakenya juga gampang sisa ngikutin instruksi dan saat itu CSnya juga detil nanya kapan berangkat dan reminder untuk aktifkannya kapan. Pas transit di Singapore, internetnya udah berfungsi dengan baik.

A day in Stockholm

IMG-20221115-WA0515

Kami bergegas ke penitipan barang di stasiun kereta Oslo untuk mengeluarkan barang yang kami titipkan kemarin sewaktu akan mengikuti Norway in a Nutshell. Waktu 24jam bentar lagi berakhir, kalo telat bakal kena bayar sewa untuk 24 jam berikutnya. Tujuan berikutnya adalah ke Stockholm dengan naik pesawat SAS jam 11.10. Di stasiun kereta ada 2 pilihan kereta: yang regular 110NOK atau airport express 200NOK. 1 NOK= IDR 1500. Tentu kami memilih yang paling ekonomis yaitu kereta regular, waktu tempuh cuman beda dikit. Bedanya yang regular berhenti di 2-3 stasiun dan yang express langsung ke bandara.

Maskapai SAS merupakan maskapai premium milik negara Norway. Tiket SAS menerapkan beberapa kategori tiket: Go Light, Go Smart, Plus Smart dan Plus Pro. Tiket Go Light adalah yang paling murah tapi hanya cocok untuk penumpang yang hanya punya bagasi yang bisa ditaruh dibawah kursi ukuran 40x30x15 seperti ransel. Kalo mau taruh diatas kabin pesawat, harus beli tiket yang minimal jenis Go smart. Kalo beli tiket jenis ini akan dapat 1 bagasi checked in maksimum 23kg dan 1 bagasi kabin. Kami beli yang ini. Perbedaan dengan tiket dibawahnya sekitar 15-20 Euro. Di dalam pesawat, cuman dikasih teh/kopi gratis.

Pemeriksaan security control saat masuk ruang tunggu sangat ketat. Barang bawaan berulang-ulang discan. Yang disita dari barang bawaan saya adalah rendang daging kaleng. Katanya mengandung air yang gak boleh dibawah. Padahal itu rencananya buat teman makan kentang sebentar begitu masuk di ruang tunggu. Duh.

Kami juga menghabiskan uang NOK yang tersisa dari ambil duit di ATM kemarin di Flam. Karena pada malas makan, kami bagi tiga saja duit untuk diabisin sesuai selera. Uang segitu cuman cukup beli coklat 2-3buah. Dan yang nyebelin toko tempat kita ngabisin uang tersebut ternyata mahal. Kita gak perhatikan kalo di arah menuju ruang tunggu ada Duty free yang harganya lebih murah 50%. Contoh coklat bueno, di toko itu harganya 15SEK/biji nah di duty free harganya 50SEK/kemasan isi 10biji. Nyesek, hehehe. Selain itu di setiap duty free kesempatan mandi parfum. Parfum tester tersedia banyak banget dan petugasnya tidak banyak. Jadi leluasa banget buat nyoba berbagai parfum. Ada yang suka melakukan hal yang sama?

Parfum lagi sale. Contoh nih seperti Pleasure Estee Lauder 100ml seharga 700ribu. Padahal di Indonesia parfum ini cukup popular dan gak pernah sale, harganya sekitar 1.6juta. Dan masih banyak jenis parfum lainnya.

Tiba sekitar jam 12.30 di Stockholm, dari bandara kami memilih naik bus ke tengah kota. Ada beberapa pilihan juga sih untuk ke kota, bisa naik Uber sekitar 575SEK,  kereta airport express 210 SEK,  kereta komuter hanya 120SEK (kalo udah beli tiket metro)  dan bus 110SEk . Kami memilih naik bus menuju Stockholm Central, nanti di sana baru beli tiket 24jam buat berkeliling Stockholm yang berlaku buat ferry, trem, bus dan metro. Harga tiket tersebut adalah 160SEK ditambah biaya kartu 20SEK. Kami juga sekalian mau beli tiket ke airport untuk besok dengan naik kereta komuter. Tapi kata petugasnya ada opsi yang lebih murah. Ketimbang beli lagi tiket ektensi (tiket lanjutan atau perluasan zona) sebesar 120SEK mending repot sedikit tapi cukup memanfaatkan tiket 24jam tersebut. Tipsnya adalah dari T-Centralen naik kereta komuter ke Marsta (jalur pink) lalu lanjut naik bis sekitar 10menit ke airport. Duh, terimakasih banyak pak atas tipsnya. Kami akan coba besok. Ini sesuai banget dengan prinsip act like local and save the money. Continue reading

Menjadi host Airbnb (2)

WhatsApp Image 2022-10-18 at 3.14.05 PM

Sampai saat ini saya bertahan jadi host Airbnb selama kurang lebih 3 tahun. Baca postingan yang pertama. Alhamdulillah sejauh ini aman-aman saja dalam artian properti tidak ada yang rusak berat ataupun hilang akibat penyewa dan juga gak ada penyewa yang terlalu aneh dan menyebalkan. Dari sisi pendapatan, lumayanlah buat dipake jajan dan untuk nutupi overhead cost seperti IPL dan internetnya. Sempat sekitar 3 bulan kosong karena memasuki awal pandemi tapi sekitar Juni 2020 saya udah mulai menerima tamu dan alhamdulillah ada aja tamunya. Meski udah pindah ke Bandung, kegiatan mengehost ini masih tetap jalan. Urusan komunikasi dengan penyewa masih dengan saya tapi untuk urusan kebersihan dan serah terima kunci saya serahkan sama pak suami ataupun ponakan.

Beberapa kejadian pengalaman menjadi host antara lain: Continue reading

Pengalaman Menginap di Star Hostel Main Taipei

Selama 2 malam di Taipei, saya menginap di Star Hostel. Dari Taoyuan Airport, kami nyoba naik airport bus no 1819 menuju Kuo Kuang Bus Terminal yang berada di sebelah Taipei Main Station. Dari situ kita jalan kaki 600meter menuju ke hostel. Di lantai pertama hanya ada lift dan Star Hostel ada di lantai 4. Disini juga ada Hotel Puri yang keliatannya 1 manajemen dengan Star Hostel. Desain interior kayu menambah hangat suasana namun tetap kalem. Proses check in cepat, kita diberi sandal,  dan meminta agar sepatu di taruh di locker kayu yang disediakan untuk masing-masing orang. Kita juga diberi kartu akses yang berfungsi untuk masuk ke area lounge dan kamar termasuk untuk membuka/tutup locker yang berada di dalam kamar. Handuk tidak disediakan gratis, tapi kalo mau nyewa juga gak mahal hanya seharga 30 NTD (New Taiwan Dollar) atau equal 13ribu. 

IMG_0730

Saya booking tempat tidur dalam kamar ber-enam. Harganya 285ribu/malam/orang. Kamarnya bersih dan luas. Tiap tempat tidur diberi tirai yang cukup tebal untuk memberi area privasi dan mengurangi cahaya lampu kamar sehingga kita bisa tidur tanpa terganggu dengan cahaya lampu. Ada soket listrik dimasing-masing tempat tidur, kasur dan bedcovernya sangat nyaman. Tersedia water dispenser di setiap lantai. Dan ada air purifier dimana-mana baik itu di kamar tidur, kamar mandi, resepsionis, di dekat locker sepatu dan lain-lain.

Kamar mandinya di luar kamar sih. Kamar mandi terbagi ada area untuk khusus wanita dan ada yang gabungan. Bersih banget. Saking bersihnya, selesai mandi saya juga ikut menjaga kebersihan dengan memungut rambut yang gugur di lantai. Jadi biar yang mandi berikutnya juga nyaman. Hehehe. Biasanya cuek aja. Nilai plusnya adalah mereka juga nyiapin sekotak besar keperluan cewek seperti panty liner, pembalut, cotton bud, dental floss dan karet rambut. Shampoo, sabun dan conditioner juga disediakan di dalam shower area. Kamar mandi yang berada di dekat lounge dan resepsionis juga bersih dan  menggunakan closet Jepang yang bisa di setting penggunaan airnya. Continue reading

Pilihan Akomodasi di LA, SF, dan Las Vegas

Untuk pilihan akomodasi di trip ini, yang booking adalah travelmate saya. Biasanya sih saya yang milih-milih, cuman berhubung saya waktu itu sibuk banget dan waktu keberangkatan makin dekat, jadinya saya sudah gak sempat mengobservasi pilihan tempat menginap. Pertimbangan untuk memilih penginapan kali ini adalah budget dan lokasi.

Berikut reviewnya:

  1. American Hotel, Los Angeles

Hotel ini dipilih karena dekat tempat kita naik bus Flixbus untuk ke San Francisco. Berada di Art District/LA Downtown. Kata driver Uber yang ngantar kita dari bandara ke hotel ini, jika mau nyari barang-barang nyeni tempatnya di sekitar hotel ini.  Dapat kamar dengan 1 tempat tidur queen dan 1 bunk bed, bisa untuk berempat. Kamar mandi berada di luar kamar. Kebersihan kamar dan kamar mandi bisa diacungi jempol. Di kamar, tersedia 4 air mineral sebagai compliment. Kami cuma semalam disini. Keesokan harinya pagi-pagi check out tapi masih nitip koper (gratis), jam 10 malam kami balik ambil koper dan jalan kaki menuju halte Flixbus yang letaknya di seberang Union Station. Lumayan juga jalan kaki sekitar 20menit. Harga per malam/orang 60.42USD Continue reading

Sharing trip Siem Reap

20170423_070623

Sunrise at Angkor Wat

Sebulan setelah trip UK, saya ke Siem Reap memanfaatkan libur long weekend. Tiketnya lumayan murah KL-Siem Reap hanya 750ribu tapi belinya persis 1 tahun yang lalu. Jauh sebelum pemerintah mengeluarkan edaran libur nasional dan cuti bersama, saya udah hunting tiket di tanggal yang memungkinkan saya bisa liburan atau ambil cuti. Rencananya hanya bertiga, tetapi semakin mendekati hari H bertambah lagi 4orang. Jadinya reuni SD kecil-kecilan karena semuanya berasal dari SD Mangkura angkatan yang sama, plus ada 1 teman yang bawa ibunya.  Meeting point di KLIA2, ada yang start dari Jakarta, Semarang, Surabaya dan Makassar.

Penerbangan KL-Siem Reap jam 06.30 pagi. Kita udah tiba malam sebelumnya. Sebagian besar dari kami hanya nongkrong di KLIA2 sampai tiba waktu terbang. Ada yang di kursi di depan pintu kedatangan, kalo saya memilih begadang ngerjain tugas kantor (internet lancar jaya). Habis trip ini saya harus ikut program upgrading kantor di Bogor dan ada tugas yang harus diupload sebelum masuk program itu. Saya kira tugasnya kayak tahun lalu cuman diminta baca materi pre-reading, eh ternyata tugasnya banyak. Bikin summary 4 artikel berbahasa Inggris plus bikin paper. Baca emailnya baru pada sudah di KLIA2 sih, padahal udah 2 hari ada di email, hehehe. Untung bawa laptop. Saat otak tak bisa lagi diajak berfikir, saya ke mushalla meluruskan badan di area keberangkatan. Gak bisa lama-lama di mushalla karena gak tahan dinginnya. Ketemu sama teman-teman menjelang check in saja. Continue reading

Pilihan Menginap di UK

Copy of DSCF2158.JPG

In front of Smart Hyde Park Inn London

Budget akomodasi kita patok max 25GBP/malam/orang. Harga segini cuma bisa masuk di standar hostel. Hotel Premier Inn, hotel bintang 3 yang banyak dimana-mana dan berlokasi strategis mematok 120-150GBP/malam untuk 1 kamar berdua. Saya berhasil mendapatkan akomodasi dengan realisasi rata-rata 21GBP/malam/orang. 5 malam di hostel (termasuk sarapan+km dalam) dan 4 malam di apartemen. Awalnya pengen semuanya apartment. Tapi di London tidak mudah mendapatkan apartment yang lokasinya strategis. Tidak banyak referensi. Nyoba cari di airbnb. Langsung dapat apartment mewah dengan harga sesuai dengan budget kami. Lokasinya pun strategis, dari hasil kirim pesan sama si host, si host ngasih info bahwa apartmentnya 1 jalan dengan satu resto mewah di daerah SOHO. Tanpa pikir panjang saya langsung booking, meski belum ada referensi yang menggunakan. Gak beberapa lama ada pemberitahuan cancel. Rupanya si host salah netapin harga, dia baru daftar sebagai host airbnb dan kita sebagai penyewa pertama. Seharusnya harganya 3x lipat dari harga yang sudah kita booking. Duit kita direfund full sama airbnb, tapi kena selisih kurs. Saat booking, 1124USD dengan nilai tukar IDR13,518, refund pada hari yang sama dengan nilai tukar IDR13,200. Jadinya kena selisih rugi 350ribuan. Komplain di airbnb hanya bisa via form saran yang ada diwebsite, gak ada sarana komunikasi lainnya seperti email. Nyoba komplain lewat itu, gak ada respon. Berikutnya teman saya yang nyoba airbnb, baru nanya-nanya sama si host, si host langsung minta pembayaran via transfer bank yang setelah dicek di airbnb, metode itu tidak dibenarkan. Saya masih nyari 2 apartment alternative lainnya via airbnb, tapi dua-duanya minta komunikasi via email diluar airbnb.  Apartemen yang satu ketahuan sama airbnb dan di block. Ada email pemberitahuan airbnb tentang hal ini. Ah, belum berjodoh dengan airbnb. Kalo pesan airbnb yang harus saya pastikan adalah mengenai akses ke lokasi  dan kemudahan untuk titip koper jika belum waktunya check in atau setelah check out.

Milih apartment di Boo**ng.com khusus di London, belum nemu yang sreg. Harus booking jauh-jauh hari. Yang available apartment yang rata-rata agak jauh dari pusat kota. Saya nyari yang radius 3km dari Buckingham Palace. Trus ada beberapa keluhan alamat yang tertera  adalah alamat kantor pengelola apartment, jadi harus ke alamat itu untuk dikasih kunci apartemen lalu diberitahu alamat apartment yang semestinya. Rempong. Continue reading

Review: Hotel Rossi, Venice

20160515_074541

Di depan jalan masuk hotel Rossi. Jalan tempat  si Amel berdiri  adalah jalan utama

Gak banyak referensi tentang hotel ini. Gak banyak juga foto-fotonya di boo*ing.com . Penampakannya gak terlalu meyakinkan,  ratenya paling murah tapi menyentuh batas atas target kami untuk budget penginapan. Agak setengah hati bookingnya, niatnya sebagai lampiran dalam berkas pengajuan visa Schengen saja. Ntar jika visa Schengen sudah approved baru nyari serius penginapan di Venice. Sayangnya, saat hunting penginapan secara serius, penginapan di Venice banyak yang full booked. Ada event Vocalonga yaitu lomba dayung yang akan berlangsung sekitar minggu depannya. Hotel maupun hostel di Venice harganya gila-gilaan. Nyari di airbnb, dapat satu yang cocok dengan budget kami tapi urung kami booking. Untuk ke apartemen ini harus naik waterbus lagi dari Stasiun Kereta St Lucia di Venice dan saya perkirakan kami akan tiba sekitar tengah malam di Venice. Jadi mending nyari penginapan yang lokasinya tidak susah dan akhirnya kami memilih tetap di Hotel Rossi saja. Continue reading

Review Menginap di Nu Hotel KL Sentral

Jadwal penerbangan kami berubah lagi. Gak tanggung-tanggung sampai 2x untuk tiket yang sama. Airasia gitu loh. Kayaknya tiap kali ngetrip dengan Airasia selalu saja kena perubahan. Tapi sampai 2x berubah, ini baru pertama kali terjadi. Saya beli tiket Makassar-KL untuk tanggal 04 September terbang jam 17.00, nginap semalam di KL kemudian terbang lagi ke Beijing tanggal 05 September jam 19.00 . Perubahan pertama, ada pemberitahuan bahwa jam terbang Makassar-KL mengalami perubahan jadi jam 11.30. Saya udah senang saja, kesempatan merubah tiket menjadi tanggal 05September biar langsung connect ke penerbangan Beijing tanpa perlu nginap di KL. Sudah dirubah, eh ada lagi pemberitahuan kedua bahwa jamnya kembali ke semula. Menyebalkan banget, itu berarti saya harus rubah tiket kembali seperti semula dan harus nginap di KL.

Kemudian ada pemberitahuan perubahan lagi tapi untuk tiket pulang KL-Makassar tanggal 11 September, jamnya berubah jadinya tidak connect dengan penerbangan Beijing-KL serta membuat kita harus nginap lagi di KL dan bikin kita gak bisa shalat Ied Adha karena proses check in di bandara. Tanggal 12 September itu pas hari Idul Adha. Tahun lalu kami juga gagal shalat Ied di Tokyo karena sesuatu dan lain hal. Saya lalu minta refund saja dan pulang lewat Jakarta, jadi beli tiket KL-Jakarta lalu Jakarta- Makassar. Gak papa deh rute agak njelimet, bayar tiket lebih mahal, tiba tengah malam trus lanjut masak ketupat sampai pagi dan yang penting bisa shalat ied di kompleks rumah.

Kali ini saya memilih hotel yang berada dekat KL Sentral. Biasanya suka menginap di daerah Bukit Bintang, namun sejak pembangunan MRT, kawasan tersebut jadi gak terlalu menarik. Dulu kita suka duduk sambil dengerin live music yang kebanyakan menyanyikan lagu populer Indonesia di sekitar hotel Capitol, tempat nongkrong dengan harga gak terlalu mahal. Trus seputaran Bukit Bintang yang ramai karena banyak mall dan ada wisata kuliner Jalan Alor. Selain itu suka nyoba-nyoba hotel sih biar makin banyak referensi. Kalo sekitar KL Sentral, ada Aloft KL Sentral yang berada di dalam KL Sentral, ada Myhotel dan yang paling baru ada Nu Hotel KL Sentral.

14248108_120300000090551909_57792811_o

bersama pak suami, 7-11 berada disebelah kedai gunting rambut. stasiun monorail, jalan ke nu mall/KL Sentral, kedai makan 24jam ada di samping hotel sebelah kanan.

Saya memilih Nu Hotel KL Sentral, reviewnya nyaris bagus semua. Mungkin karena hotel ini terbilang baru. Bisa jadi karena mudah ditemukan. Kalo nyari budget hotel, secara umum ekspektasinya pasti nyari yang bersih dan berlokasi strategis. Dari tempat pemberhentian bus dari airport di KL Sentral, naik eskalator/lift ke arah Nu Mall dan cari jalan menuju Monorail KL Sentral. Hotel ini berada dekat sekali dengan stasiun monorail dan berada persis di depan Hotel Sentral.

Continue reading