Biaya Umrah mandiri dengan visa transit

Yang pengen tau berapa biaya umrah saya dengan menggunakan visa transit, ini ya rinciannya.

NO URAIAN  BIAYA (untuk 2 orang)
1 Tiket jakarta-jeddah-istanbul (Saudia airlines) +visa insurance pp            17.700.600
2 E visa Georgia 41 USD                  802.558
3 Travel Insurances beli traveloka                  296.000
4 Tiket istanbul-tbilisi pp (Pegasus Airlines)               4.508.000
5 Makan minum 10 hari               2.003.620
6 Kinan hotel 635sar 4malam (Makkah)               2.603.500
7 Hotel alpha tbilisi 130 GEL 2 malam (Tbilisi)                  806.000
8 Santa sophia hotel 1 malam (Istanbul)                  393.000
9 Hotel The Independent 3 malam (Istanbul)               1.734.000
10 Taxi selama di Makkah                  369.000
11 Lain-lain 15 SAR                    61.500
12 Kereta Cepat Jeddah – Makkah pp 207 SAR                  844.406
13 Havaist bus airport dari airport ke kota 174tl (Istanbul)                  140.940
14 Tiket Havabus Sabiha Airport-Taksim (Istanbul)                  109.350
15 Transport dalam kota turki                  212.560
16 Tour kazbegi               1.306.400
17 Bus 337 dari dan ke bandara Georgia                    24.800
18 Tiket Masuk Dolmabahce Sarayi (Istanbul)                  729.000
19 Tiket Masuk Narikala Fortress (Tbilisi)                    60.000
Total            34.705.234
Total pengeluaran per orang            17.352.617

Demikian.

Catatan: untuk cerita pengalaman saat melakukan trip ini ada di postingan sebelumnya yah.

Tbilisi the City that loves you

tbilisi

Itu kata-kata yang pertama menyambut kami di Tbilisi Airport. Meski jujur, saya belum punya banyak gambaran tentang Tbilisi ibukota negara Georgia. Saya hanya ingin kesini karena postingan di grup fb Backpacker Dunia tentang Georgia yang berada paling dekat dengan Turki dan ini negara yang belum dikunjungi. Paling tidak dalam trip ini saya dapat tambahan 1 negara baru yang dikunjungi dalam trip kali ini. Saya hanya melakukan simulasi rute tanpa terlalu banyak tau apa yang akan diliat disana. Yang saya tau orang banyak kesini selain ke Tbilisi, alternatifnya ke Botumi (kota terbesar kedua di Gerogia) dan Kazbegi (kota kecil yang terkenal dengan pemandangan di sekitar Trinity Church). Continue reading

Banyak Tulip di Istanbul

dolmabahce

Tadinya saya kepengen explore ke kota-kota lain di Turki, karena sebelumnya juga sudah pernah 3 malam di Istanbul di tahun 2020. Namun mengingat jalan-jalan kami kali ini di bulan puasa, kami memutuskan untuk jalan-jalan santai saja. Pengen ngabuburit saja di kota Istanbul toh juga diperjalanan ini kami juga main ke negara tetangga Turki yaitu Georgia.

Dari Jeddah kami terbang ke Istanbul. Pesawat Saudia tampak lengang, banyak kursi kosong. Pada saat tiba waktunya berbuka puasa, kami ditawari makanan double porsi sehingga meja kami jadi penuh sesak dengan makanan. Alhamdulillah.

Setiba di Bandara Istanbul, kami naik bus havaist. Transportasi termurah dari bandara ke kota adalah bus havaist. Hanya waktu ini lagi ada perbaikan jalan yang cukup lama sehingga Havaist bus yang biasanya turun di Sultan Ahmed dekan Hagia Sophia beralih ke depan stasiun Aksaray. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Liat google map jarak dari hotel Sophia yang kita pesan adalah sekitar 2km. Melihat situasi kota yang masih ramai orang lalu lalang, saya memutuskan untuk jalan kaki saja. Pelan tapi pasti. Continue reading

Bursa Teleferik

WhatsApp Image 2022-08-04 at 4.08.55 PM (7)
 
Di pesawat Jakarta-Istanbul kami bertemu dengan rombongan travel dari Indonesia, mereka bilang rencananya begitu tiba mereka akan langsung diajak main salju di tempat yang gak jauh dari Istanbul. Saya sendiri gak tau tempatnya apa, yah maklum riset mengenai tempat apa saja di Istanbul gak terlalu mendalam. Pokoknya cuman kasih jatah nginap Istanbul 3 malam namun belum bikin itinerary sama sekali. Yang dimaksud oleh mereka adalah Uludag Teleferik yang berada di dekat Bursa. 

Jadi kami juga menetapkan hati bahwa tempat pertama yang akan kami kunjungi adalah tempat tersebut. Ferry paling pagi adanya di jam 8 pagi. Kami terbangun jam 4 pagi untuk mandi dan bersiap-siap. Kami mau shalat subuh di Blue Mosque yang ada di depan hotel terlebih dahulu lalu sarapan dan berangkat ke terminal ferry. Waktu subuh di Istanbul sekitar jam 6.10. Waktu sarapan di hotel di mulai jam 7. Agak-agak mepet waktu sebenarnya, tapi sayang juga kalo sarapan dilewatkan secara kami ingin tau juga seperti apa model sarapan di Turki. Kami sarapan sekitar 20menit trus berjalan menuju station trem terdekat.

WhatsApp Image 2022-08-04 at 4.08.55 PM (4)

Sampai di terminal Eminonu BUDO sekitar jam 7.50, ferry belum loading penumpang tapi loket sudah close jual tiket jam 8pagi. Jadinya kami membeli tiket ferry berikutnya di jam 10 pagi. Tiket baliknya juga sekalian beli antisipasi takut kehabisan kalo pas pulang baru beli. Di Musim dingin, ferry terakhir dari Mudanya Bursa jam 5 sore. Di Musim panas, katanya ferry terakhir ada jam 11 malam. Spare waktu 2 jam kami gunakan untuk explore sekitar terminal. Kami berjalan menyusuri pinggir pelabuhan sampai ujung biar tau apa yang ada di sekitar situ trus balik arah dan jalan lagi sampai ke ujung. Kami banyak menjumpai pemancing ikan sedang asyik memancing di pinggir pelabuhan. Di ujung kami sampai ke Spice Bazaar (Misir Carsisi) , pasar rempah-rempah Istanbul. Disini banyak menjual aneka rempah-rempah khas Turki, kacang-kacangan, manisan turki, coklat dan lain sebagainya. Kami menghabiskan waktu dengan cuci mata dan nyicil oleh-oleh yang kecil-kecil disini. Sedapatnya saja, karena kami juga gak mau bawa banyak tentengan ke Uludag. 

Ferry dari Eminonu berangkat tepat waktu jam 10 dengan tujuan pelabuhan Mudanya, Bursa. Lama perjalanan 2 jam. Tiba di pelabuhan, kami mencari bus F3 yang menuju ke Bursa Teleferik. Busnya gampang ditemui persis di depan pintu keluar pelabuhan, karena memang menyesuaikan dengan jadwal kedatangan ferry. Untuk naik ini kita harus membeli kartu di loket atau mesin yang ada disekitar disitu untuk di tap sebelum naik ke bis. Saya cuma beli 1 kartu karena kartu itu bisa ditap berkali-kali sesuai jumlah orang. Isi sesuai dengan rencana pemakaian. Karena buru-buru takut ditinggal sama busnya, saya beli cuma untuk oneway saja, ntar pulangnya bisa isi lagi.

Sesampai di Teleferik, antrian panjang mengular. Kami sedikit resah, karena waktu bisa jadi mepet banget dengan jadwal ferry. Tapi sudah sampai sini, masa iya batal. Beruntung ada percepatan jalur antrian, ada beberapa petugas yang mendatangi antrian dengan membawa mesin edc, jadilah kami beli disitu dan segera ngantri naik cable car.

Continue reading