Nyasar di Venice

13220714_10206993934149300_8885596856461721448_o

Everybody can get lost in Venice- Lonely Planet.

Pemeo diatas terjadi juga pada saya. Padahal 4 tahun yang lalu jalan-jalan disini berhasil gak nyasar sama sekali. Waktu itu  dari dekat Stasiun Kereta St. Lucia kita naik water bus ke San Marco Piazza/St Mark Square kemudian jalan pulangnya santai saja meski kami berdua menargetkan hanya akan berada di Venice selama 3 jam. Continue reading

Review: Hotel Rossi, Venice

20160515_074541

Di depan jalan masuk hotel Rossi. Jalan tempat  si Amel berdiri  adalah jalan utama

Gak banyak referensi tentang hotel ini. Gak banyak juga foto-fotonya di boo*ing.com . Penampakannya gak terlalu meyakinkan,  ratenya paling murah tapi menyentuh batas atas target kami untuk budget penginapan. Agak setengah hati bookingnya, niatnya sebagai lampiran dalam berkas pengajuan visa Schengen saja. Ntar jika visa Schengen sudah approved baru nyari serius penginapan di Venice. Sayangnya, saat hunting penginapan secara serius, penginapan di Venice banyak yang full booked. Ada event Vocalonga yaitu lomba dayung yang akan berlangsung sekitar minggu depannya. Hotel maupun hostel di Venice harganya gila-gilaan. Nyari di airbnb, dapat satu yang cocok dengan budget kami tapi urung kami booking. Untuk ke apartemen ini harus naik waterbus lagi dari Stasiun Kereta St Lucia di Venice dan saya perkirakan kami akan tiba sekitar tengah malam di Venice. Jadi mending nyari penginapan yang lokasinya tidak susah dan akhirnya kami memilih tetap di Hotel Rossi saja. Continue reading

Negara mungil bernama San Marino

img_0105

Breathtaking views of San Marino

Saat menyusun itinerary ke Eropa, saya baru tahu bahwa selain Vatican masih ada negara lain dalam Italia. San Marino, merupakan negara republik konstitusional tertua di dunia terbentuk pada tahun 301. Luasnya hanya 10% dari luas wilayah Jakarta.  Saat ada yang posting tentang keindahan kota ini di salah satu milis, saya tertarik untuk kesini. Entry point ke San Marino adalah dari Bologna. Kebetulan emang kita dari Athens  terbang ke Bologna trus rencananya lanjut naik kereta ke Venice, tempat pemberhentian terakhir kami sebelum terbang kembali ke Jakarta. Jadilah kami berencana untuk melipir ke San Marino, tapi liat sikon. Jika itinerary berjalan lancar, dan gak ada hambatan seperti ketinggalan pesawat atau peristiwa darurat lainnya barulah kami akan memutuskan jadi tidaknya ke San Marino. Alhamdulillah, semuanya berjalan sesuai keinginan. Saya baru beli tiket kereta dari Bologna ke Rimini saat di Athena. Sebenarnya agak galau juga, karena kalo berhitung waktu, kami akan punya waktu di San Marino sangat pendek sekali. Perjalanan ke San Marino cukup panjang, Bologna naik kereta dulu ke Rimini, trus naik bis ke San Marino. Tapi keinginan untuk kesini kuat banget, sayang untuk dilewatkan. Sekaligus ini jadi challenge. Belum lagi saya gak mendapatkan informasi yang pasti dimana mau nitip barang. Yah mari ambil risiko. Continue reading

OUR EUROTRIP REVIEW MAY 2012

Trip kami berakhir sudah. 16hari di eropa, semakin memperkaya pengalaman travelling kami. Kami berhasil menchallenge diri kami pergi ke sana dengan cara backpacking untuk pertama kali ke Eropa.

Total 7 negara dan 11 kota yang kami kunjungi. Amsterdam (Netherland), Prague (Czech), Budapest (Hungary), Warsaw (Poland), Rome, Venice, Florence, Pisa, Milan (Italy), Lucerne (Switzerland), Paris (France). ini sedikit review kami. Continue reading

PAPAYA FEMALE HOSTEL, ROME

Hostel ini sedikit tersembunyi, tidak ada plang nama hostel yang langsung terlihat di jalan. Hanya ada informasi di tempat yang beralamatkan jl castelfidardo no 31 bahwa check in diatas jam 5 dilayani di hotel il papavero jl castelfidardo no 50 tepat diseberang jalan. Hotel itu pun gak kelihatan jelas plangnya. Saya bingung bagaimana masuk secara pintunya terkunci. Iseng mencet bel yang bertuliskan nama hotel ini, dan pintunya pun terbuka. Ternyata di dalam area itu banyak hotel kecil atapun apartemen pribadi. Kami lalu check in. Hotel ini khusus untuk perempuan dengan harga sekamar berempat 25euro per malam/orang, dan masih ditambah dengan tax lokal 2euro permalam. Setelah menyelesaikan administrasi, kami pun lalu diantar ke papaya female hostel. Area dimana papaya female hostel berada juga terdapat apartemen pribadi dan hotel hotel kecil.

Tidaklah terlalu sulit menemukan hostel ini, jaraknya sekitar 400m dari stasiun termini cukup mengikuti petunjuk jalan yang ada di voucher hostel dan 1 kali bertanya. Papaya terletak di lantai 2, terdapat lift kayu jadul untuk ukuran 2 orang. Kalo gak bawa barang, saya memilih gak naik lift itu, ngeri. Akses untuk masuk ke hostel ini sangat terbatas sekali, masing masing yang nginap diberikan segepok kunci, satu kunci untuk pintu masuk dari jalan yang paling luar, satu kunci untuk pintu masuk papaya, satu kunci untuk pintu masuk kamar, satu kunci untuk loker. Tiap kamar mempunyai meja dan kamar mandi khusus, jadi hanya sharing kamar mandi untuk berempat. Meski tidak disediakan sarapan, ada dapur dimana kita bisa memasak dan menggunakan microwave, pemanggang roti, ketel air panas, menyimpan barang di kulkas bersama, menggunakan piring, sendok dan gelas. Bahan makanan cukup dibeli di supermarket yang letaknya sekitar 150m dari hostel. Saya sempat membeli snack, jus 1,5 liter, apel, telur, bahan makanan untuk membuat spaghetti jamur mayonaise. Bahannya antara lain spaghetti, jamur, mayonaise, keju mozarella, pasta tomat, bumbu penyedap rasa sayuran, margarin nabati. Saya masaknya di travelcooker karena saya tidak melihat adanya stove di dapur. Tempat tidurnya model bunk bed, kasurnya empuk, bantalnya empuk, dan disediakan selimut. Free wifi all rooms, dan ada 2 PC yang tersedia untuk dipakai.

papayafemalehostel