Pilihan makan-makan halal di Hanoi

Salah satu yang wajib diriset sebelum berangkat adalah rencana makan dimana. Jalan jalan ke negara yang sedikit populasi Muslim seperti Vietnam tentunya tantangan terbesar adalah menemukan makanan yang halal. Hasil riset itu akan menentukan apakah kita bawa bekal saja atau nyari makan di sana saja. Dan biasanya juga menentukan dimana kita nginap. Karena kita cuman 3hari 2 malam di sana dimana 1 harinya kita udah ditanggung makan siang oleh Trip Ha Long Bay dan ternyata cukup banyak resto halal di Hanoi, jadinya kita gak bawa bekal banyak. Padahal biasanya kita bawa travel cooker, apalagi saya bawa anak-anak. Mie instant tetap dibawa meski hanya beberapa, soalnya selera sejuta umat. Hehe.

Meskipun banyak pilihan resto halal di Hanoi, yang sempat kita nyoba cuman 2 yaitu:

Batavia Restaurant & Cafe Continue reading

Advertisement

Liburan ke Hanoi, enaknya kemana aja?

20200224_090538

Temple of Literature

Hanoi adalah kota kedua di Vietnam yang saya kunjungi. Ho Chi Minh pernah saya kunjungi 10 tahun lalu. Baca disini. Waktu itu ngetrip bersama teman-teman satu angkatan masuk kantor yaitu Delta 2000 merayakan 10 tahun kami bergabung di kantor ini. Masih banyak kota-kota di Vietnam yang menarik hati seperti Da Nang, Nha Trang, Sapa, Hoi An dan lain sebagainya. Mengingat ijin untuk cuti terbatas, jadinya yah dicicil dulu.

Enaknya kemana aja di Hanoi selama 3 hari? Saya nyusun itinerary sebagai berikut:

  • Hari Pertama Tiba pagi di Hanoi, Explore Hanoi City
  • Hari Kedua Explore Ha Long Bay (one day trip)
  • Hari Ketiga Explore Hanoi City sampai siang dan sorenya terbang ke KL

Continue reading

Explore Halong Bay

Saya pernah baca artikel judul 10 places to visit before you die, salah satunya Ha Long Bay. Inilah yang bikin penasaran. Masa iya sih, Indonesia kalah kecantikan alamnya. Indonesia ada Bali, Labuan Bajo, Raja Ampat, Sumba dan lain sebagainya.

20200223_140235

Baru kesampaian ke Ha Long Bay di awal tahun ini. Dari Hanoi jaraknya sekitar 172km dan dibutuhkan sekitar 3,5 jam untuk sampai sana termasuk berhenti di galery lukisan tangan dan tempat pembuatan patung dari marmer yang diwajibkan pemerintah. Supaya gak repot, saya memilih membeli paket open trip Ha Long Bay di Traveloka. Harganya sekitar 440ribu/orang trus diskon 40ribu, jadi cuma bayar 400ribu. Harga segitu sudah termasuk bus dari  hotel ke Halong Bay pp, air mineral selama di bus, makan siang cukup mewah di atas kapal, naik boat/main kano ke cave, kapal pesiar dan guide. Continue reading

Liburan tipis-tipis ke Hanoi

20200223_140152

Perjalanan ke Hanoi ini merupakan tabungan tiket terakhir di tahun ini. Bersyukur gak ada tabungan tiket yang lain karena bulan Feb 20 sudah memasuki masa pre pandemi Covid-19 yang bikin kita di rumah aja. Gak perlu pusing-pusing soal tiket yang perlu di refund atau di reschedule. Akhir tahun lalu itu nyaris beli tiket pesawat tujuan Saudi Arabia dan Mesir untuk keberangkatan bulan Maret. Umroh dulu habis itu melipir ke Mesir dan langsung pulang ke Jakarta. Harganya waktu itu cukup murah. Saya udah ngajak beberapa teman untuk siap-siap booking, tapi atas berbagai pertimbangan saya urungkan. 

Tiket pesawat ke Hanoi saya beli sekitar bulan Juli tahun lalu. Rutenya Makassar-Kualalumpur dan Kualalumpur-Hanoi pp dengan total harga 2,6juta/orang. Harga segitu udah fair enough mengingat tiket ke Hanoi jarang segitu. Awalnya beli buat berlima sekeluarga. Belakangan ada 2 teman yang pengen ikutan. Continue reading

MARI BERHITUNG BIAYA PERJALANAN

Catatan ini sy tujukan buat mereka-mereka yang bertanya berapa besar biaya perjalanan selama 6hari 5malam starting dari Palu-Mks-KL-Ho Chi Minh-Bangkok-KL-Makassar-Palu. Total biaya yang sy habiskan adalah sebanyak 3,9 juta. Murah aja kan?

Masih banyak teman, keluarga dan tetangga di sekitarku yang menganggap jalan ke luar negeri butuh biaya banyak.

Tidak, kalau dapat tiket pesawat promo.

Tidak, kalau nginap di penginapan sekelas losmen.

Tidak, kalau gak naik taxi melulu.

Tidak juga, kalau berhemat di makan dan minuman.

Tidak, kalau hanya membeli oleh-oleh sekedarnya.

Lalu dimana letak kenikmatannya? Bagiku sudah nikmat rasanya jika mata ini bisa melihat dan merasakan sendiri keindahan alam jagat raya. Ketimbang hanya melihat di peta, di tv, di koran dan sebagainya. Mumpung fisik masih kuat, nikmatilah perjalanan dengan cara berhemat. Akan tiba giliran dimana keinginan jalan masih kuat sementara fisik kita gak seperti dulu lagi. Nah pada saat itulah menikmati perjalanan dengan cara benar-benar bersantai, tidur di hotel bagus, makan enak, kemana-mana naik taxi.

Untuk biaya perjalanan kami menyiapkan USD100+RM200+3000B = Rp 2,400,000

Tiket Palu-Makassar-Palu = Rp 624,000

Tiket Mks-KL-HCMC-BKK-KL = 144,000+222,000+333,000+314,700+219,000=

Rp 1,232,700

Airport tax 100,000

Pengeluaran di KL (1 malam)

Bis Aerobus (Airport-KL) RM8=24,000

Transportasi lokal taxi+monorail+LRT 3,75+3,75+5,7+2,7 =RM15.9= Rp 47,700

Taxi (KL-Airport) =RM 70 (sharing ber-4) = Rp 52,500

Makan selama di KL 16,5+11= RM26,5= Rp 79,500

Hostel = RM 31 = Rp 93,000

Sub Total Rp 296,700

Pengeluaran di HCMC (2malam)

Hotel+antar jemput bandara USD31 = Rp 279,000

Tour Chu Chi Tunnel + entrance fee USD 9= Rp 81,000

Water puppet tiket= USD 8 = Rp 72,000

Transportasi lokal taxi 4x= 28000VND = Rp 12,000

Makan+minum = 99,000VND+48500VND+71,000VND+13,000VND+25500=257000VND= Rp 110,150

Sub Total = Rp 554,150

Pengeluaran di Bangkok (2 malam)

Akomodasi+city tour+antar jemput bandara 2050B= Rp 615,000

Tip tur guide+sopir = 150B = Rp 45,000

Tiket Siam Niramit 990B = Rp297,000

Transportasi lokal Skytrain+Metro+bis+Taxi+Perahu = 300B= Rp90,000

Makan Minum = 150B = Rp 45,000

Subtotal Rp 1,092,000
Total Rp 3,899,550= Rp 3,9juta

Day 4: HCMC-Bangkok

Sabtu, 19 Feb 2011

Kami tiba di airport of Suvarnabhumi jam 11.10 setelah terbang selama 1 jam 30 menit. Airport ini luas banget, sampai-sampai terdapat 2 arah pintu kedatangan dan imigrasi. Lewat email, sy janjian dengan penjemput kami di Gate 3. Agak lama kami mencari penjemput kami itu, kami sempat khawatir gak dijemput. Bukan karena takut hilang, takut karena sy udah bayar lunas untuk paket di Bangkok ini. Tidak susah kok untuk ke kota karena sejak tahun lalu MRT dari airport ke kota sudah beroperasi, dan masih banyak pilihan sarana transportasi lainnya.

Rupanya dia ada disudut booth tourist information gak terlalu kelihatan.

Di mobil, sy membaca Thaiways, the most comprehensive guide to Thailand, buku saku yang sy dapatkan gratis di booth di airport tadi. Surprise membaca, penginapan Charlie House Lumpini masuk dalam daftar penginapan yang direkomendasikan, begitu juga Alex Holiday Tour Travel. Charlie House dengan pe-de mempromosikan penginapannya dengan 2 slogan “ 5 star guesthouse near silom, park, shopping centres” dan “not a hotel nor a guesthouse but a home” .

Sampai di Charlie House, apa yang dipromosikan berbeda dari kenyataannya. Charlie House hanyalah sebuah penginapan yang sudah berumur dan kusam. Saya sih gak masalah dengan tampak depan dan lobby, namun sedikit kecewa dengan penampakan kamarnya. Karpetnya usang, tempat tidurnya keras, perabotannya tua dan sederhana. Padahal penampakan di websitenya bagus dan rapi, hehehe, mungkin foto jaman dulu sewaktu penginapannya masih baru. Namun kembali ke harga yang ditawarkan, sesuailah dan berAC. Di website harga kamarnya 450THB atau 135rb/malam.

Penginapan ini udah termasuk dalam paket tour yang kami booking. Total harga 2050THB termasuk akomodasi 2 malam, transfer bandara, city tour, makan pagi dan makan siang 2x.

Kami juga membooking tiket Siam Niramit , dengan perjanjian akan bayar jika tiba di Bangkok. Harga untuk tiket saja yang ditawarkan 990THB lebih murah dibanding beli di situs resminya. Ada pula penawaran tiket+dinner+transfer seharga 1500THB, namun menurut info dinnernya gak terlalu berharga dan lebih murah naik taxi.

Sambil menunggu konfirmasi tiket siam niramit difax, kami makan siang di Charlie House. Liat daftar menu, banyak sekali pilihan, hanya saja sebagian gak halal. Daripada lapar, kami memesan nasi putih + telur rebus saja.

Setelah makan siang, kami menuju Wat Arun, the Temple of Dawn, Pagoda tertinggi yang ada di Thailand yang terletak di sisi seberang dari Sungai Chao Prhaya. Wat Arun tidak termasuk tempat yang akan kami kunjungi dalam city tour besok. Untuk menuju kesana, kami berjalan kaki sekitar 200m ke stasiun MRT terdekat, Lumpini Station, naik MRT turun di Hua Lampong Station. Resepsionis di Charlie House menyarankan naik taxi dari sini ke tempat ferry ke Wat Arun, setelah tanya sana tanya sini, bisa juga naik bis no 53.

Bis ini menurunkan kami di Terminal Air No 8 (Pier Tha Tien), dari sini ke Wat Arun sisa menyeberang sungai saja. Wat Arun paling bagus dinikmati dikala senja pada saat matahari akan terbenam, suasananya cantik sekali. Kalo ingin berpose dengan baju adat Thailand bisa didapatkan disini dengan 200Baht saja.

Setiap akan memasuki kuil/candi/pagoda, kita diwajibkan untuk mengenakan pakaian yang pantas dalam artian tidak bercelana/ber-rok pendek. Di beberapa tempat, kita juga akan diminta melepaskan sepatu jika masuk ke dalam kuil.

Sungai Chao Prhaya merupakan alternatif transportasi di Bangkok yang bebas macet. Sungai dengan panjang 372km ini merupakan sungai terpanjang dan melewati 20 propinsi di Thailand. Ada beberapa jalur yang ditetapkan untuk pilihan perahunya. Express boat, public boat dan tourist boat. Untuk menggunakan tourist boat, kita harus membeli one day river pass seharga 150B yang dapat digunakan seharian penuh dan bebas naik turun perahu di dermaga mana saja. Express boat, hanya berhenti di dermaga tertentu saja, jadi yang ingin cepat ke tujuan biasanya naik perahu ini. Sedangkan public boat, akan berhenti di setiap dermaga sepanjang S. Chao Praya. Harga sekali naik antara 9-30B tergantung jarak. Jika punya banyak waktu, nikmatilah S. Chao Prhaya dengan menggunakan public boat ini sekalian berbaur dengan warga Bangkok yang menggunakan sarana transportasi ini. Untuk membedakan public boat dan express boat, perhatikan bendera perahunya. Ada jalur orange, merah, hijau, kuning. Public boat jalur orange yang berhenti di setiap titik dermaga termasuk jika ingin ke Wat Pho dan Grand Palace.

Dari Wat Arun, kami akan langsung ke Thailand Cultural. Sebenarnya pilihan yang tepat adalah menyeberang kembali ke tempat kami naik, kemudian naik taxi menuju ke sana. Namun kami sepakat untuk mencarter perahu seharga 400B sampai di pier Sathorn tempat dimana BTS Station Saphan Taksin. Kami menikmati pemandangan sepanjang sungai, banyak hotel-hotel berbintang yang berada di pinggir sungai ini seperti Marriott, Peninsula Shangri-La, Royal Orchid Sheraton, Mandarin Oriental, Millennium Hilton dan lain sebagainya. Mall pinggir sungai juga ada, namanya River City Shopping Complex (Si prhaya Tier). Next time, I will go here.

Kami naik BTS dan turun di station Sala Daeng untuk berganti ke Metro (MRT) Silom Naik MRT menuju station Thailand Cultural, didepan station Exit 1 sudah menunggu bis khusus gratis bagi para turis yang ingin menonton pagelaran Siam Niramit.

Siam Niramit, Journey to The Enchanted Kingdom of Thailand ( http://www.siamniramit.com ) Pemerintah Thailand menyatakan Siam Niramit ini “a must see show” dan sebagai salah satu pertunjukan panggung spektakular terbesar di dunia dengan 150 penampil dan menggunakan 500 kostum. Kapasitas kursi pertunjukan sebanyak 2000 kursi dan menampilkan seni dan budaya masyarakat Thailand.

Sebelum show dimulai, 2 gajah yang ikut dalam pertunjukan dikeluarkan ke taman dan diberi kesempatan bagi orang-orang yang ingin naik gajah. Harga sekali naik gajah 100B.

Bener-bener spektakuler, saking luasnya panggung dan banyaknya penampil, mata sangat sibuk mengikuti alur cerita. Beberapa diantaranya menceritakan tentang kehidupan petani, proses barter hasil bumi antara pedagang dari Cina dengan pedagang Thailand, kehidupan surga dimana para bidadari beterbangan kesana kemari lalu turun dari kayangan, kehidupan neraka dan masih banyak lagi. Setting panggung cepat sekali berubah dan perubahannya terjadi tanpa terasa. Ada bagian dimana penampil muncul di tengah-tengah kursi penonton, memberikan bunga kepada penonton dan mengajak beberapa penonton untuk menyalakan rumah lilin kemudian di taruh di stage yang berfungsi sebagai aliran sungai. Bahkan ada bule yang diajak berinteraksi dengan para pemain lainnya untuk bermain angklung di panggung.

Pulangnya naik MRT, karena kami ingin menghabiskan waktu di Suan Lum Night Bazaar sekalian makan disana. Ternyata Suan Lum Night Bazaar udah tutup selama-lama, karena pemilik tanah yang dijadikan pasar itu akan membangun properti yang megah. Omg, kami laparr. Di seberang jalan ada A&W, namun juga apes, Awnya pas akan tutup. Sepanjang jalan itu sebenarnya banyak sekali kuliner, tapi gak pas bagi yang membutuhkan makanan halal. Sonny dan Phian memilih makan di jalan, sy dan yang lainnya memilih untuk membeli buah dan singgah di toko 7-11 yang dekat dengan Charlie House untuk membeli makanan siap saji. Pilihannya banyak, ada pizza yang tinggal minta dihangatkan, tuna kaleng, mie instan dan masih banyak lainnya.

Trip Day 3: In Ho Chi Minh

Jumat, 18 Feb 2010

Hari ini kami mau ke Chu Chi Tunnel dan nonton Water Puppet Show, dua tempat yang direkomendasikan untuk dilakukan disini. Kami membooking tour Chu Chi Tunnel ½ hari dan membeli tiket Water Puppet Show lewat hotel. Daripada merepotkan diri mencari operator tur di travel agent yang banyak di pinggir jalan Pham Ngu Lao Street.

Sambil menunggu yang lain pada siap, saya jalan-jalan sendiri ke taman dekat situ. Taman itu rupanya menjadi tempat beraneka kegiatan. Ada lapangan bulutangkis, ada area untuk karate, latihan dansa chacha/salsa, sampai alat fitness sederhana dan udah paten ada juga disana. Jadi ibu-ibu bergosip sambil putar pinggang di alat yang berkapasitas 4 orang. Park for all. Mulai dari anak-anak hingga kakek nenek. Aduh pengen ada taman seperti ini nih di kota ku. Di Makassar dan Palu, yang ada taman untuk pacaran, aktivitas khusus, tempat para ge-peng.

Pagi-pagi kami dijemput di hotel, bagus juga kami yang dijemput awal, karena bebas memilih seat di mobil, mobilnya penuh dengan bule-bule dari berbagai bangsa. Ternyata kalo beli langsung di agentnya hanya 4USD, di hotel kami dikenakan 5USD. Gpp deh.

Ms Tinh, tur guide, orangnya agak kocak juga dan komunikatif, ngajak kita main tebak-tebakan tentang sejarah perang Vietnam, seperti kapan Amerika menginvasi Vietnam, berapa biaya perang dikeluarkan Amerika, untuk apa Amerika menginvasi Vietnam, tahun berapa terowongan Chuchi Tunnel dibuat, kapan terowongan itu selesai dan kapan terowongan itu ketahuan oleh Amerika dan lain sebagainya. Saya duduk persis didepan Ms Tinh ini, jadi sy harus menyimak yang dikatakannya. Hanya berusaha untuk sopan saja, meski kadang gak mengerti juga apa yang dikatakannya. Bahasa Inggris dengan logat Vietnam, jadi benar-benar harus menyimak.

Lama perjalanan 1 jam, Diperjalanan menuju Chuchi Tunnel kami disinggahkan ke workshop Handicapped Handicrafts, Workshop tempat para orang cacat akibat perang itu dipekerjakan untuk membuat kerajinan dari kulit telur dan kerang. Media dasarnya adalah kayu dipermanis hiasan yang terbuat dari kulit telur dan serpihan kerang mutiara. Diworkshop ini diperlihatkan mulai proses awal sampai proses akhir pembuatannya. Setelah itu berlanjut ke gallery, koleksinya bagus-bagus. Sy terkagum-kagum tapi harganya kurang bersahabat, untuk 1 piringan kecil saja di hargai 30 usd, apalagi yang besar. Pot yang sempat sy beli di pasar benh thank seharga 2 usd, disana harganya 10usd. Kalo secara kasat mata kualitas kurang lebih samalah, cuman di pasar kurang banyak pilihannya.

Chu chi tunnel (baca: ku-ci tannel) adalah terowongan bawah tanah yang saling berhubungan yang terletak di distric Chu Chi dan merupakan pusat dimana tempat tentara vietkong mengatur strategi dan melakukan perang gerilya terhadap musuh-musuh (Prancis dan Amerika). Terowongan tersebut digunakan untuk berlindung/bersembunyi, berkomunikasi, rumah sakit, tempat hidup mereka. Terowongan dibagi 3 level, level pertama untuk kehidupan sehari-hari, masak, tidur dan lain sebagai, level 2 untuk berkomunikasi dan level ketiga untuk melarikan diri kea rah Sungai Mekong.

Di Chu chi Tunnel, harga tour yang kita bayar belum termasuk entrance fee sebesar 80,000VND. SEtelah bayar, kami menonton film documenter perang Vietnam, setelah itu napak tilas area chu chi tunnel. Mulai dari bagaimana Vietkong menjalankan taktik perang dengan bersembunyi di dalam tanah seluas 1×1 m, untuk masuk ke lubang itu hanya seukuran badan orang Vietnam. Kemudian secara sembunyi melempar granat atau menembaki musuh. Sy sempat turun kedalam lubang itu untuk dapat feel-nya. Merasakan kegelapan beberapa saat. Turunnya sih lumayan mudah, masih bisa muat. Tapi pas mo naik, sy harus ditarik. Hehehe

Kami diajak untuk melihat jenis-jenis perangkap yang digunakan oleh Vietkong. Teknologinya sederhana tapi dampaknya bagi musuh luar biasa baik secara mental maupun fisik. Seperti booby traps, tanah yang digali seukuran 1×2 m, kemudian diberi bamboo runcing yang dilumuri bisa, dari atas tidak keliatan kalo itu merupakan perangkap. Dan masih banyak sekali jenis perangkap yang lain.

Disana juga ada tank tentara Amerika, rudal/peluru/bom yang tersisa, kawah yang terbentuk akibat bom, diorama tentara Vietkong, cara mereka memasak dari bawah tanah.

saya sempat turun ke dalam terowongan, banyak juga jiper turun, tp coba aja, ternyata untuk ukuranku masih lega, masih bisa lari sambil menunduk, lebar lorong 80 cm dengan tinggi 1 meter. Gelap banget, gak kebayang gimana hidup berhari-hari di dalam terowongan tersebut. Saya memilih keluar di pintu yang paling dekat, sebenarnya masih mau lanjut, namun sepertinya jalur itu penuh dengan orang, daripada kekurangan oksigen mending keluar ah.

Secara keseluruhan tour ini menarik dan dibuat sedramatis mungkin dengan alur cerita yang membuat orang terkagum-kagum atas keuletan dan ketekunan tentara Vietkong dengan alat seadanya melawan musuh yang berkekuatan penuh baik senjata maupun uangnya di salah satu tempat pertempuran yang paling terkenal di Vietnam. Tour ditutup dengan makan singkong rebus yang dimakan dengan bumbu gula, garam dan Lombok. Lumayan pengganjal perut, karena gak disediakan makan siang di dalam paket tur ini.

Ada juga toko souvenir disini, tapi ternyata harganya 2x lipat dari di pasar. Sy sempat membeli hiasan patung wanita Vietnam seharga 2USD. Dipasar dan di toko souvenir War Remnant Museum, hanya seharga 1 USD.

Kami kembali ke HCMC, dan diturunkan ke War Remnant Museum. Museum yang dibuka tahun 1975 mendokumentasikan segala duka perang Vietnam. Terpampang foto-foto reaksi orang Amerika yang menentang invasi Amerika, sampai rela membakar dirinya sendiri.

Fakta perang yang ditulis di bawah salah satu foto di ruangan ‘Historical truth’ bahwa saat Perang Vietnam, AS mengerahkan 6,5 juta tentaranya

Saya ke lantai 2 tertarik sama ruangan yang berwarna orange, di depan ruangan tersebut tertulis Agent Orange. Ternyata isinya adalah dokumentasi mengenai efek penggunaan senjata kimia illegal terhadap orang Vietnam, utamanya ribuan anak-anak terlahir cacat mental maupun fisik.

Agent Orange, kode nama yang diambil dari drum yang berstrip oranye berisi herbisida (zat kimia pemusnah gulma atau tanaman) yang kuat dan memusnahkan. Antara 1962-1971, AS menyebarkan zat ini 19 juta gallon racun tanaman termasuk diantaranya 12 juta gallon agent orange (herbisida dengan kadar racun yang sangat kuat) dari udara dengan tujuan, memusnahkan tumbuh-tumbuhan tempat bersembunyi musuh-musuhnya. Tak hanya agent orange, termasuk agent purple, green, pink, white dan blue. Hanya agent orange yang mengandung dioksin, racun yang merusak pusat susunan syaraf dan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan kanker, diabetes, bronkhitis kronis, denyut jantung tak beraturan, kerusakan kalenjer gondok, IQ rendah pada anak-anak, bayi lahir cacat, kerusakan otak, sumbing, katarak, dan cacat kaki. Sumber: Wikipedia

Waktu menunjukkan jam 3 sore dan kami belum makan siang. Kami mencari tahu dimana KFC terdekat, bertanya sama polisi turis, sy gak ngerti dan dia juga tidak mengerti. Hehehe, karena udah pada capek, akhirnya kami menahan taxi untuk pulang ke hotel saja, dari situ terserah masing-masing mau makan apa. Di perjalanan kami menemukan KFC yang ternyata gak terlalu jauh dari tempat kami menginap. Cukup menyeberang taman saja.

Setelah makan, kami pulang jalan kaki menyusuri taman. Sy n Narni sempat ke toko roti, pengen mencoba roti rasa sana. Trus masih mampir lagi di toko souvenir.

Sebenarnya masih capek, tapi kami sudah membeli tiket water puppet show malam ini seharga 8 USD. Shownya ada setiap malam jam 7. Pengen nonton kemarin tapi udah full. Jam 6 sore kami jalan lagi. Nahan taxi, gak mau kalo ber Sembilan 1 taxi. Alasannya terlalu dekat. Jadi ngambil 2 taxi menuju sana. Cerita tentang taxi, hati-hati memilih taxi disana. Sudah banyak pengalaman ber-taxi yang tidak mengenakkan. Tipsnya adalah memilih taxi resmi yaitu Vinasun dan Mai Linh, karena taxi ini menggunakan argo. Cuman kembali ke perilaku supirnya juga sih, waktu naik taxi ke Water puppet ini, taxi yang kami tumpangi gak masalah artinya dibayar sesuai argo. Tapi taxi satunya, vinasun juga, ngotot minta dibayar 70,000vnd padahal di diargo cuman 25,000vnd. Untung supir taxi kami yang bicara ama si supir taxi penipu itu, yang akhirnya kami bayar sesuai argo.

Golden Dragon Water puppet show adalah semacam dagelan dan pertunjukan boneka yang dilakukan diatas air yang menceritakan kehidupan petani dan nelayan traditional di Vietnam. Pertunjukannya diadakan 2x setiap harinya jam 5 pm dan 6.30 pm. Lama pertunjukan kurang lebih 50 menit. Terbagi dalam 17 setting cerita diantaranya tarian naga, bertani, menangkap kodok, memancing, lomba perahu naga dan lainnya sebagainya. Sebelah kiri dan kanan masing-masing ada 3 orang yang bertugas untuk menyanyi, bercerita dan bermain music. Bahasa yang dipakai tentu saja bahasa Vietnam. Karena gak ngerti, kami pun mereka-reka dan membuat versi dari cerita yang dimainkan. Lucu aja, meriah dan gerakannya kompak banget seiring dengan musiknya. Boneka yang dimainkan banyak banget, ada ikan, bebek, kucing, anjing, ayam, raja, petani, nelayan, anak-anak. Teknik permainannya ok dan rapi banget. Di akhir permainan, muncul para pemain boneka tersebut sebanyak 8 orang. Airnya setinggi pinggang ternyata, saya masih penasaran gimana cara mainin boneka-boneka itu.

Ada pemeo mengatakan, jangan bilang sudah ke Vietnam kalo belum nonton water puppet show ini.

Seusai nonton dan sambil menunggu taxi, iseng-iseng kami berfoto-foto dengan becak Vietnam. Bapaknya baik banget membiarkan kami memanfaatkan becaknya dan ternyata menolak untuk diberi tip. Tapi kami tetap memaksa bapak itu untuk menerimanya.

Setelah itu kami ke Benh thanh night market, beli makanan di Resto VN Halal untuk di makan di hotel dan menghabiskan uang Dong yang tersisa. Gak banyak sih yang mau dihabiskan, karena rata-rata dari kami hanya menyiapkan USD100 untuk biaya hidup selama di HCMC ini.

Pasar benh thanh yang sebenarnya hanya buka pagi sampai jam 5 sore yang berada didalam bangunan/area yang sangat luas. Yang kami kunjungi sekarang hanyalah pasar kaget yang ada di jalan di luar pasar benh thanh. Halahhh, kami melewatkan kemungkinan bisa dapat souvenir/barang yang lebih beragam. Tapi kata orang sih, harga-harga di pasar malam lebih murah ketimbang pasar pagi. Memang agak susah kami mau berpasar-pasar pagi secara waktunya terbatas. Besok pagi kami harus terbang menuju Bangkok.

Masih ada beberapa tempat tujuan turis yang belum kami kunjungi seperti Reunification Palace dan Post Office. Semua tempat itu menurut informasi hasil browsing dan dari hotel dapat semuanya dapat dijangkau dengan jalan kaki dari hotel. Kalau menurut kami, masih lumayan jauh kesana dengan jalan kaki. Mungkin mengikuti standar bule kali ya, jarak segitu dibilang dekat. Bule kan tinggi-tinggi, kakinya panjang-panjang, langkahnya cepat. Mereka bisa jalan cukup 10 menit, sementara kita jalan bisa 20 menit-an untuk jarak yang sama. Ke tempat pertunjukan water puppet juga dibilang bisa jalan kaki dari hotel menyeberang taman. Kami memilih naik taxi, untuk menghemat energy. Tarif taxi disini rasanya cukup murah, kami rata-rata membayar taxi 20,000Dong/Rp 10,000 satu kali jalan. Kalau di sharing berempat jatuhnya cukup murah.

To be continued…

JALAN-JALAN REUNI ANGKATAN 2000 (KL-HO CHI MINH CITY-BANGKOK)

16 FEB-21 FEB 2011

Awalnya niatan jalan cuma sama Minarni n Uli, kemudian terlempar ide untuk mengajak jalan teman-teman sesama angkatan 2000 di Kanwil VIII. Di Desember tahun 2010 kemarin, tepat 10 tahun kami mengabdi di institusi ini. Jadi tidak ada salahnya kami sedikit bersenang-senang, apalagi diganjar dengan uang perhargaan dan tahun ini juga merupakan waktu kami bercuti besar. Yang menangkap ide ini ada 9 orang dari 17 rekan sesama angkatan: sy, Uli, Narni, Hesni, Marcy, Sonny, Darma, Suhuri dan Zul. Cuman Zul gak jadi-jadi diissued tiketnya karena pada waktu menyatakan ikut, harga tiket udah mahal kurang lebih 3 juta-an, yang menurutku sayang banget ngeluarin duit segitu cuma untuk beli tiket. Kalau Suhuri jadi berangkat, hanya saja mengambil rute yang sedikit berbeda dengan kami dan perginya bareng dengan keluarganya. Rutenya jadi berbeda karena kalau mengambil rute yang sama dengan kami, harga tiket udah lumayan mahal. Kami juga mendapat tambahan teman perjalanan yaitu Mia dan Phian, suaminya Hesni.

Di bulan Juli 2010, kami sudah memastikan tiket penerbangan kami untuk keberangkatan di bulan Februari 2011 dengan rute Makassar-Kuala Lumpur-Ho Chi minh City-Bangkok-Kualalumpur-Makassar. Harga tiket kami untuk 5x penerbangan berkisar antara 1,3jt-1,7jt/orang. Harga segitu sudah termasuk airport tax luar negeri lho. Mahalan tiketnya Darma Jayapura-Makassar pas promo 1,8jt pp.

Itinerary dan rencana biaya perjalanan juga sudah dibuat, teman-teman sepakat untuk travelling-nya semi backpacker. Low budget. Penginapan yang digunakan sekelas guesthouse/hotel melati, transportasi lokal menggunakan kendaraan umum yang ada seperti mrt, monorail, bis atau jalan kaki. Ada penawaran menarik di http://www.alexholiday.com yang ingin kami coba, yaitu paket city tour di Bangkok yang ditawarkan hanya seharga 615rb/orang termasuk penginapan 2 malam, sarapan 2x, makan siang 2x, city tour dan antar jemput bandara. Kemudian untuk di Ho chi Minh City, karena gak terlalu familiar dengan kotanya, kami minta diaturkan antar jemput bandara oleh hotel yang kami booking. Perkiraan biaya perjalanan diatas kertas sekitar 2,5juta rupiah.

Informasi hotel yang dibooking sy dapatkan di milis http://www.indobackpacker.com dan juga dari beberapa catper/blog. Untuk hostel di Kualalumpur dan di HCMC, pesannya via http://www.hostelworld.com .

Meeting pointnya adalah di bandara Sultan Hasanuddin Makassar karena teman-teman yang mau pergi ini tersebar di berbagai wilayah Sumalirja; sy di Palu; Uli, Mia n Narni di Makassar; Darma di Papua; Marcy di Ambon; Sonny di Papua; Hesni di Manado. Phian, suaminya Hesni berangkat dari Jakarta.

Airasia juga memberi kemudahan untuk check in sendiri, bisa check in via website, self check in di mesin yang ada dibandara, atau mobile check in. Cara memanfaatkan fasilitas ini ada step by step-nya di http://www.airasia.com . Di bandara Makassar mesin self check in sudah ada namun infonya baru bisa dioperasikan sekitar bulan April 2011.

3 penerbangan dari 5 rencana penerbangan, sudah check in via web site. Keunggulannya kalo website check in adalah sudah bisa dilakukan sejak 7 hari dari tanggal keberangkatan. Sebenarnya semua penerbangan kami udah bisa web site check in, namun karena internet dikantorku agak lo-la, maka cukup 3 aja yang web check in, sisa penerbangan check in di bandara aja. Sekalian pengen tahu juga bagus mana web check in atau self check in.