SUNRISE DI BULETHI PAGODA, SUNSET DI SHWESANDAW PAGODA, BAGAN (MYANMAR #8)

20150515_182403

Sunset at Shwesandaw Pagoda

20150515_182151

Sunset at Shwesandaw Pagoda

Tiba di Terminal Shwe Pyi High way, kami langsung di kerubuti driver yang menawarkan mobilnya untuk berkeliling kota Bagan. Saya langsung menepi di dalam kantor JJ Express sambil mencari Mr Chit Ko. Mr Chit Ko baru datang setengah jam kemudian. 2 orang teman satu bus kita ajak untuk bergabung setelah meminta izin dengan Mr Chit Ko. Continue reading

ITINERARY YANGON-BAGAN DAN BIAYA-BIAYA (MYANMAR #7)

20150516_102420

Di bagian akhir, saya selalu membuat rekapan pengeluaran dan itinerary biar kalo ada yang nanya-nanya bisa kilas balik.

Itinerary:

Day 1 Fly to KL. Stay at Tune Hotel KLIA2

Day 2 Fly to Yangon. Sight seeing in Yangon then go to Bagan by night bus

Day 3 Arrive at Bagan. See sunrise, sunset and sight seeing in Bagan then go back to Yangon by night bus

Day 4 Arrive back at Yangon. Sight seeing in Yangon then fly to KL. Stay at Tune Hotel KLIA2

Day 5 Fly back to home town. Some to Makassar, and the others to Jakarta Continue reading

MAKAN-MAKAN DI (MYANMAR #6)

Travelling kali ini libur masak-masak.Secara di Myanmar gak booking kamar sama sekali, jadi gimana mau masak. Kami cuman tidur di bus saja selama 2 malam itu. Barang bawaan pun kami buat seringkas mungkin. Udah saya wanti-wanti sama semua teman yang ikut untuk pake ransel yang gak terlalu besar. Tapi sebenarnya ada baiknya menyiapkan cadangan makanan seperti abon, sambal sachet atau bawa noodle cup 1 biji. Di Yangon, tempat makan halal banyak bertebaran tapi di Bagan susah nyarinya. Jadi kalopun gak ketemu tempat halal, bisa pesan nasi putih dan makannya dengan abon.
Di Yangon selain nyoba makanan di Toba Restaurant, kami mencoba nasi Briyani oleh beberapa blog dan juga direkomendasikan sama Mr Ko Ye, driver mobil sewaan kami di Yangon. Nilar Restaurant namanya. Halal guaranteed. Harganya gak terlalu mahal berkisar 2-3USD untuk seporsi nasi Briyani. Total berlima makan dan minum sekitar 13,000kyats/13 USD.
Continue reading

YANG KHAS DARI MYANMAR (MYANMAR #5)

1. Longyi. Kebanyakan masyarakat Myanmar baik pria maupun wanita menggunakan longyi. Longyi untuk pria sejenis sarung bermotif kotak-kotak pengganti celana panjang. Cara menggunakannya juga unik, diikat di bagian depan. Sedangkan longyi untuk wanita sejenis kain panjang yang dililitkan kemudian diikat di samping. Motifnya bermacam-macam. Ada yang bilang mereka sudah tidak mengenakan apapun di balik longyi. Karena penasaran, saya sempat bertanya sama Mr Ko Ye driver kami di Yangon, apakah masih menggunakan dalaman di dalam sarung tersebut. Katanya sih iya.Hehehe. Tapi kata Pak Damar, chefnya Toba Restaurant, banyak juga yang gak pake underwear. Penggunaan celana panjang disosialisasikan di Toba Restaurant, agar lebih aman beraktivitas di dalam dapur. Alhasil sebagian sudah mau menggunakan celana panjang, sebagian lagi masih pakai longyi dengan alasan gatal pakai celana panjang. Saya sempat beli longyi untuk perempuan, biar ada kenang-kenangan dari Myanmar. Di airport, yang pakai longyi sisa para driver yang sedang mencari penumpang yang ingin ke kota. Continue reading

TOBA RESTAURANT, YANGON (MYANMAR #4)

Niatnya kami mau memanfaatkan shuttle bus JJ Express, hanya 500kyats per orang udah sampai di Sule Pagoda. Ternyata kalo mau memanfaatkan shuttle bus tersebut, harus turun sebelum masuk terminal di pemberhentian pertama. Di Bus kami ketemu lagi sama 2 traveler asal Palembang, Wira dan Anton. Mereka juga akan sepesawat dengan kami menuju Kuala Lumpur. Jadinya di terminal, kami nego 2 taxi @12 USD untuk mengantar kami bertujuh ke guesthouse di sekitar Bogyoke Market dan Sule Pagoda. Kami pengen ngambil 1 kamar buat refreshing diri dan taruh barang. Sisa hari ini hanya pengen ke Bogyoke Market sambil menunggu waktu ke airport. Guesthouse gak ada yang mau nerima kalo cuman sewa 1 kamar. Ketentuannya 1 kamar hanya boleh 2 orang. Harga perkamar 25USD. Huh, ogah, berat diongkos.

Kepikiran untuk nongkrong di Masjid Jamek Bengali Sunni yang berada dekat situ tempat kami sholat di hari pertama, lalu Wira ngasih ide untuk ke Restoran Toba, restoran Indonesia satu-satunya di Yangon. Saya sempat menyimpan catatan alamatnya, oleh taxi kami diantar kesitu. Minimal ada tempat rehat buat sarapan dan makan siang. Syukur-syukur bisa nitip tas disana jadi bisa jalan-jalan sebentar ke Bogyoke Market.

20150516_123446

with the chef, Mr Damar

Continue reading

NAIK BUS MALAM MENUJU BAGAN (MYANMAR #3)

Jarak Yangon ke Bagan 621.3km. Kebanyakan orang ke Bagan naik bus dengan harga yang cukup terjangkau. Alternatif lainnya bisa dengan penerbangan lokal tapi tiketnya jarang dibawah harga sejuta. Naik bus malam berangkat jam 08 malam tiba jam 5pagi keesokan harinya. Banyak operator bis ke Bagan, yang direkomendasikan salah satunya adalah JJ Express. Booking tiketnya bisa via facebook messenger JJ-Express Highway Bus. Hasil konfirmasinya sebagai berikut:

JJ-Express Highway Bus
Continue reading

JALAN-JALAN KE MYANMAR THE GOLDEN LAND (MYANMAR #2)

11109000_10205513982146344_2309056268951231200_n    Ngapain sih ke Myanmar? Bukannya lagi gak aman ya? Apa sih yang diliat di sana? Kenapa gak ke Vietnam saja? Itu beberapa pertanyaan yang diajukan ke saya oleh beberapa teman. Memutuskan ke Myanmar itu lebih karena saya dapat tiket paling murah ya kesitu, sambil nyicil-nyicil menyelesaikan trip Asia Tenggara. Dan sepanjang belum ada travel warning dari pemerintah, gak masalah bagi saya untuk berkunjung. Myanmar itu negeri seribu pagoda, yang diliat pasti candi melulu. Makanya saya bilang sama teman-teman siap-siap mabok candi. Milih ke Myanmar karena udah pernah ke Hochiminh, Vietnam . Isu rohingya menghangat lagi, apalagi ratusan pengungsi Rohingya ada di Banda Aceh saat ini. Padahal aktivitas kehidupan di Yangon n Bagan anteng-anteng saja. Continue reading

NYARIS GAK DAPAT CUTI KALI INI (MYANMAR #1)

images (1)

Untuk sementara cuti ditangguhkan, kata bosku via bbm. Aih lemas banget padahal Myanmar sudah didepan mata. Tiketnya pun sudah terbeli setahun yang lalu saat saya belum mutasi ke tempat yang sekarang ini. Setengah pasrah untuk gak berangkat, udah risiko pekerjaanku. Tapi saya masih mencoba meminta kebijakan. Kesian teman-teman seperjalananku kalo saya gak jadi berangkat secara saya person in charge-nya n sayang juga tiketnya gak kepake. Awalnya mau berangkat berdua saja sama adekku si Amel, karena ini trip yang gak terlalu nyaman untuk ngajak-ngajak teman. Rencananya hari pertama, terbang dari KL,  tiba di Yangon keliling-keliling kota, malamnya naik bus ke bagan tiba pagi; hari kedua, keliling-keliling Bagan, malamnya naik bus balik ke yangon tiba pagi; hari ketiga keliling Yangon, malamnya terbang ke KL. Di KL pun rencananya cuman pengen nongkrong di bandara saja sampai tiba saatnya terbang. Jadi gak nginap di hostel/hotel. Untuk keliling-kelilingnya pun mau nyoba transportasi umum saja atau rental e-bike di Bagan. Pokoknya pengen trip yang adventurous gitu. Lalu ada teman minta ikut, setelah dijelaskan kondisinya dan tetap mau ikut, ya udahlah diikutkan saja. Total kami berlima. Continue reading