Niatnya kami mau memanfaatkan shuttle bus JJ Express, hanya 500kyats per orang udah sampai di Sule Pagoda. Ternyata kalo mau memanfaatkan shuttle bus tersebut, harus turun sebelum masuk terminal di pemberhentian pertama. Di Bus kami ketemu lagi sama 2 traveler asal Palembang, Wira dan Anton. Mereka juga akan sepesawat dengan kami menuju Kuala Lumpur. Jadinya di terminal, kami nego 2 taxi @12 USD untuk mengantar kami bertujuh ke guesthouse di sekitar Bogyoke Market dan Sule Pagoda. Kami pengen ngambil 1 kamar buat refreshing diri dan taruh barang. Sisa hari ini hanya pengen ke Bogyoke Market sambil menunggu waktu ke airport. Guesthouse gak ada yang mau nerima kalo cuman sewa 1 kamar. Ketentuannya 1 kamar hanya boleh 2 orang. Harga perkamar 25USD. Huh, ogah, berat diongkos.
Kepikiran untuk nongkrong di Masjid Jamek Bengali Sunni yang berada dekat situ tempat kami sholat di hari pertama, lalu Wira ngasih ide untuk ke Restoran Toba, restoran Indonesia satu-satunya di Yangon. Saya sempat menyimpan catatan alamatnya, oleh taxi kami diantar kesitu. Minimal ada tempat rehat buat sarapan dan makan siang. Syukur-syukur bisa nitip tas disana jadi bisa jalan-jalan sebentar ke Bogyoke Market.

with the chef, Mr Damar
Kami cukup terbantu disana, sambil nunggu sarapan kami tersedia, kami menyegarkan diri disini. Pokoknya dimana ada kesempatan buat mandi dan cuci muka, gak peduli tempatnya di mana hehe. Sayang air lagi tidak mengalir dan merupakan problem umum di Yangon. Mungkin itu sebabnya gak boleh nyewa 1 kamar saja karena keterbatasan air. Namun ada tempat penampungan air di kamar mandi di restoran Toba. Kalo saya tetap mandi dengan jurus 3 gayung. Bisa dong. Hehehe.
Kami nitip barang-barang kami lalu ke Bogyoke Market jalan kaki dipandu sama chef Pak Damar yang juga mau ke pasar lain untuk membeli kebutuhan restoran. Bogyoke Market dengan Restoran Toba kira-kira 600meter.
Bogyoke Market adalah pasar besar yang menjual berbagai macam barang termasuk souvenir. Harga souvenir agak mahal jika dibandingkan dengan souvenir khas Thailand. Dan jenisnya gak terlalu beragam. Banyak juga toko penjualan gemstone disini tapi gak ada yang tertarik untuk melihat-lihat.
Balik lagi ke restaurant Toba untuk makan siang dan menunggu waktu untuk ke airport. Restoran Toba cukup ramai saat makan siang. Makanannya enak-enak dengan harga yang cukup terjangkau berkisar 2000-4600kyats. Pak Damar, chefnya berpengalaman dalam masakan Chinese, Thailand dan Italia. Jadi menu mie goreng, nasi goreng, kwetiauw pasti enak dan dijamin halal. Bahan-bahan didatangkan dari Indonesia. Pak Damar yang homebasenya di Batam tiap dua bulan sekali pulang sekalian belanja. Beberapa bahan makanan sulit masuk karena tertahan kebijakan imigrasi. Sehingga beberapa menu sedikit di modifikasi karena keterbatasan bahan. Kita dikasih diskon 10% makan dan minum disini. Lumayan kan. Jadi kalo sedang berada di Yangon, jangan lupa kunjungi restoran ini.

nasi timbel, Indonesian authentic food. Rice served with fried chicked, tahu, salted fish, potato cake, sayur asem (mixed vegetables broth in tamarind) and kerupuk (fried cracker)
Toba Restaurant (open 24 hours)
No 15, Nawaday Street, Dagon Township
Phone +95930223875
Yangon
saya baca dari awal sepertinya Myanmar merupakan destinasi yang menarik. yang saya ingin tanyakan adalah:
1. waktu itu pake flight apa ya? mungkin bs dishare tips n trick filght murah kesana?
2. setau saya Myanmar satu2nya negara ASEAN yang belum bebas Visa ya?
mohon pencerahannya hehehe terimakasih dan terus jalan2!!
saya jawab ya satu2:
1. sy kebanyakan naik airasia, ada rute kl-mandalay dan kl-yangon namun tetap ngecek di skyscanner kalo2 ada pesawat lebih murah. tiket murah cenderung mudah didapatkan jika milih terbang bukan di weekend. bikin simulasi sampai dapat harga yang terbaik. belinya juga jauh-jauh hari kalo mau murah.
2. udah bebas visa bagi pemegang paspor indonesia