OUR EUROTRIP REVIEW MAY 2012

Trip kami berakhir sudah. 16hari di eropa, semakin memperkaya pengalaman travelling kami. Kami berhasil menchallenge diri kami pergi ke sana dengan cara backpacking untuk pertama kali ke Eropa.

Total 7 negara dan 11 kota yang kami kunjungi. Amsterdam (Netherland), Prague (Czech), Budapest (Hungary), Warsaw (Poland), Rome, Venice, Florence, Pisa, Milan (Italy), Lucerne (Switzerland), Paris (France). ini sedikit review kami. Continue reading

COUCHSURFING IN WARSAW

Pada mulanya Warsaw tidak ada dalam itinerary untuk pengajuan Visa Schengen. Itu sebabnya saya belum memesan penginapan sampai h-7. Lalu timbul keinginan saya untuk mencoba me request couchsurfing di Warsaw. Jujur aja agak sedikit parno untuk mencoba, takut kenapa-kenapa. Tapi tidak dicoba ya bakalan tidak tahu rasanya.

Sebelumnya saya sudah pernah ngehost couchsurfing di Palu. Pengalaman itu saya tuliskan disini

Setelah itu ada beberapa yang request, rata-rata yang request adalah cowok, jadi sangat tidak mungkin menerimanya. Di Manado, saya juga agak sulit untuk menerima tamu CouchSurfing secara saya ngekos kamar. Jadi saya hanya memasang status di Couchsurfing “Not Right Now (but I can hang out)”. Seandainya saya tinggal di Makassar, saya akan membuka rumah saya buat couchsurfer max 2 orang dan perempuan.

Saya juga mencari host di Amsterdam. Dari 3 orang yang saya request, sayangnya tidak ada yang bisa menerima, mungkin karena Amsterdam negara yang cukup populer sehingga tingkat couchsurfer mencari host juga tinggi.

Saya mengirim pesan kepada 3 calon host di Warsaw dan sharing pesan ke seluruh couchsurfer yang ada di Warsawa. Sebenarnya ini hanya iseng, kalo diterima nginap ya syukur. Dalam memilih host, hal yang saya utamakan adalah perempuan, profilenya harus menarik, ada foto, banyak yang mereferensikan secara positive, tidak punya hewan peliharaan serta memilih berdasarkan feeling.

Hanya 1 orang yang saya kirimkan pesan yang membalas, itupun nanti setelah saya sudah di Warsaw. Katanya lupa mereply, sebenarnya mau diterima.

Our host, Magda n Mariuz

Our host, Magda n Mariuz

Magda n Mariusz, host kami di Warsaw, mereka mengundang kami berdasarkan sharing pesan saya. Kesempatan ini tidak kami lewatkan meskipun rumahnya jauh, sedikit di luar kota Warsawa. Profil Couchsurfing Magda n Mariusz sangat mengesankan dan detail sekali. Mereka sudah membuat jadwal kegiatan termasuk keliling dunia sampai usia pensiun. Terkesan bahwa mereka senang berada di komunitas Couchsurfing ini.

Dilihat dari peta, bandara dan rumah mereka berlawanan arah. “Ujung pukul ujung” istilah kami. Mereka memberi petunjuk cukup jelas, starting dari city centre, jadi kami mencari transportasi ke Centrum, city centre Warsawa. Naik bis no 175, beli tiket di mesin.

Kami terlalu cepat turun dari bus di daerah Centrum, harusnya 1 halte lagi. Hal ini membuat kami disorientasi arah sebelum akhirnya menemukan arah yang benar.

Kami naik Metro, lalu naik bus khusus ke suburb Lomianki.

Sampai di tempat yang ditentukan, saya menghubungi untuk di jemput. Jarak tempat jemputan dengan rumah gak terlalu jauh palingan 200 meter. Cuman gak sembarang orang bisa masuk ke perumahan tersebut, ada satpam dan pintu pagar otomatis. Hanya orang yang tinggal disitu yang diperbolehkan masuk.

Rumahnya asik meskipun kecil, homey banget. Ruang tengah dibuat nyaman untuk berkumpul keluarga dan tempat bermain anak. Ada taman kecil dibelakang. Mereka punya 2 anak balita, Max n Martha.

the room

the room

Semua kamar ada dilantai atas. Kami di diberikan space di ruang kerjanya. Ada sofa tempat tidur disitu, juga ada PC yang bisa kami gunakan sepuasnya untuk internetan. Ada peta dunia yang tergantung di dinding kamar itu. Pentul-pentul warna-warni bertebaran dipeta itu. Setelah saya tanyakan pentul itu penanda bahwa kota itu telah dikunjungi sekitar 260 kota di seluruh Negara. Warna-warninya menandakan transportasi apa yang digunakan ke kota tersebut. Ada yang lewat cara hitchhiking, bawa mobil sendiri, naik kereta, pesawat dan jenis transportasi lainnya.

Kami dipersilakan untuk ‘feel free’ di rumahnya, termasuk melayani diri sendiri. Mariusz cerita bahwa Magda istrinya sudah terlalu sibuk untuk mengurus kedua buah hati mereka jadi gak ada waktu untuk masak. Kami sih ok-ok saja, tidak ingin merepotkan terlalu banyak. Kami menggunakan dapurnya untuk masak nasi di travel cooker dan bikin scrambled egg, lalu tidur.

Kunci rumah diberikan untuk jaga-jaga apabila kami lebih duluan pulang kerumah setelah pulang jalan-jalan besok. Magda baru ada dirumah setelah jam 16.00, Mariusz sudah bilang akan pulang larut malam. Magda ibu rumah tangga sibuk mengurusi kegiatan sekolah anaknya tapi mempunyai freelance job yang bisa dikerjakan dirumah, Mariusz sales distributor petrochemical kebetulan lagi ada pameran di pusat kota Warsaw sehingga tiap pagi harus ke pameran tersebut.

Jujur, saya gak tau banyak mengenai tempat menarik di Warsaw. Gak focus untuk googling informasi Warsaw. Yang bikin saya pengen kesini adalah karena Warsaw merupakan tuan rumah Euro 2012. Pada saat saya datang, perhelatan Euro 2012 masih 2 minggu lagi. Tapi gak apa-apa, minimal saya udah tau seperti apa kota yang menjadi tuan rumah Euro 2012.

Ada 1 blog mengenai kehidupan Polandia yang ditulis secara menarik oleh wanita Indonesia yang sedang tinggal disana, http://polandesia.wordpress.com/ , sayangnya pas berangkat lupa baca lagi. Seputar Euro 2012 juga ada disitu, sampai tempat untuk membeli kaos original Euro2012. Sayang saya pas di Warsaw, malah lupa untuk mencatat tempat membeli kaos Euro tersebut. Suami saya sudah saya janjikan buat beli kaos.

Day 9

Kami surprise bahwa di mana-mana ada hot spot wifi, termasuk di tempat kami di drop Mariusz. Multimedia Fountain Park (Multimedialny Park Fontann) sebuah taman air mancur yang terletak di dekat Old Town, baru selesai dibangun May 2011, asri dan luas. Hanya di malam sabtu dan malam minggu, pertunjukan air mancur disertai dengan laser dan music.

page4

Cuaca panas tapi anginnya dingin berhembus kencang, bikin saya kedinginan.

Tampak sekali Warsaw sedang berbenah mempersiapkan diri jadi tuan rumah. Mereka banyak menempatkan pot-pot bunga yang sedang mekar berwarna warni di berbagai sudut kota. Taman-taman di percantik, namun belum banyak kelihatan logo Euro 2012.

Menyusuri Warsaw Old Town

Menyusuri Warsaw Old Town

Di bandara kami diberikan buku petunjuk mengelilingi kota Warsaw dengan berjalan kaki. Startnya dari Warsaw Old Town (Polish: Stare Miasto). Kami mengikuti daftar tempat wisata yang ditunjuk secara berurutan. St Anna Church, Market Square (sayang kami lupa notice syrenka/patung putri duyung yang ada disini), the Barbican, Museum Marie Curie (ilmuwan asal Polandia yang menemukan unsure kimia Polonium dan Radium yang membuatnya memenangkan nobel sampai 2x), the St. John’s Cathedral, Royal Castle, Castle Square (plac Zamkowy). Old town Square dibangun pada abad ke-13, pernah hancur pada saat Perang Dunia II. Tahun 1950 dibangun kembali dan sekarang termasuk daftar UNESCO World Heritage Site.

page6

IMG_4820

banyak ketemu dengan rombongan anak tk yang sedang belajar sejarah..imut-imut…

page1

Warsaw stadium view from Old Town.

Warsaw stadium view from Old Town. You can imagine how far we walk to the stadium

Selesai Old town, giliran kami mengelilingi kota Warsaw berdasarkan petunjuk buku itu. Berurutan supaya efektif dan efisien.

Kami mampir di taman Saxon (Polish: Ogród Saski) yang berhadapan dengan Pilsudski Square. Merupakan taman umum tertua dengan 15.5 ha. Duduk-duduk dan makan bekal sambil menikmati pesona air mancur yang ada ditaman itu. Disinipun sedang ada pekerja taman yang bertugas menambah bunga-bungaan yang ada di taman tersebut.

page5

Pildsudski Square merupakan alun-alun terbesar di Warsaw City Centre. Nama alun-alun ini berasal dari nama Marshal Józef Piłsudski yang telah berjasa melakukan perbaikan pembangunan pasca Perang Dunia I.

Di tempat keramaian juga tersedia beberapa titik bangku Chopin, kita duduk dibangku itu sambil mendengarkan musik klasik karya Chopin. Ada juga sedikit penjelasan mengenai kisah hidup Chopin.

Kami mencoba bertanya dengan seseorang di halte bus, apakah ada bus yang melewati Stadion National Warsaw. Si cewek itu bilang ada sambil menyebutkan no bus yang harus kami naiki. Sayangnya bus menolak kami untuk naik karena belum membeli karcis di mesin. Mesin tiket adanya di halte-halte ramai. Di dekat situ mesinnya rusak. Terpaksa kami jalan menuju Stadium itu melewati jembatan diatas Sungai Vistula. Stadium terletak di pinggir Sungai Vistula, pas lewat banyak sekali orang sedang berjemur di pinggir sungai. Gak ada pantai, sungai pun jadi. Memang cuaca panas tapi angin dinginnya gak kuat bagi saya.

Stadium National (Stadion Narodowy) berkapasitas 58,500orang mulai dibangun sejak tahun 2008 dan selesai November 2011. Secara resmi stadium ini dibuka 19 Januari 2012. Stadium ini akan menjadi tuan rumah Euro 2012 pada pembukaan, perempat final dan semifinal.

Waktu kami datang, stadium ini masih sepi. Kelihatannya booth penjualan merchandise belum buka, hanya ada accreditation centre yaitu tempat untuk menukar voucher menjadi tiket nonton bola.

Kami berdua berdoa semoga kami menemukan mesin tiket supaya kami bisa pulang naik tram, kalo tidak harus jalan kaki pulang. Gosh. Alhamdulillah doa kami terkabul, malah ada 2 mesin tiket. Kami masih ada 1 kunjungan lagi sebelum pulang ke rumah Mariusz. Sebenarnya bisa jadi penumpang gelap, selama saya turun naik bis/tram gak ada tuh pemeriksaan. Dan saya lihat gak ada orang local mempunyai tiket atau kartu. Tapi kami gak mau mencobanya, takut apes. Hanya karena menghemat sedikit malah kehilangan lebih besar. Meski tiket yang kami beli juga sebenarnya salah. Di mesin ada pilihan Full Fare dan Reduced 50%, tentu saja saya memilih yang termurah. Ternyata Reduced 50% hanya untuk penumpang anak-anak, orang tua diatas >60, orang cacat, student. Hal ini baru saya ketahui pada saat membeli tiket museum Uprising Warsaw, saya dijelaskan syarat dan ketentuan full fare ataupun reduced. Sudah terlanjur beli tiketnya dan itu berlaku sampai jam yang sama keesokan harinya untuk tram/metro/bus. Yahh, setidaknya kami bukan penumpang gelap.

Senangnya mengetahui bahwa tram yang kami naiki melewati di depan Museum Uprising Warsaw. Tadinya kami dijelaskan harus nyambung tram lagi untuk sampai kesana. Udah capek banget. Muzeum Powstania Warszawskiego atau the Warsaw Uprising Museum merupakan museum yang didedikasikan tentang kebangkitan Warsawa pada tahun 1944, dipersembahkan bagi para rakyat yang telah berjuang mati-matian demi kemerdekaan Polandia. Disini dapat dilihat foto-foto perjuangan, alat komunikasi yang digunakan, alat cetak, surat menyurat, sampai helicopter pada waktu itu.

Muzeum Powstania Warszawskiego sangat direkomendasikan oleh Mariusz, itu sebabnya kami mengunjungi museum ini hanya untuk menghargai Mariusz. Biasanya kami mencoret museum dari daftar kunjungan kami. Pas pulang cerita, ternyata mereka sekeluarga malah belum pernah masuk museum ini. Huhu, capek deh.

Tak ada kaos bola, kaos Hard Rock café pun jadi. Biar suamiku terhibur, kami menyempatkan mencari tempat tersebut. Gak jauh dari Centrum, tempat ambil Metro menuju pulang ke Lomianki suburb.

Ajakan Mariusz untuk dinner bersama komunitas Couchsurfing di sebuah restoran India di city centre, kami tolak. Kami sudah kehabisan energy, ini mungkin jalan kaki terlama dan terjauh yang kami lakoni selama kami berada Eropa.

Saya sempat bertanya Mariusz apakah ada pengalaman buruk selama mengenal Couchsurfing. Mariusz bilang, tidak ada. Yang terpenting katanya, bahwa untuk memilih seseorang untuk menjadi host/surfer harus melihat seberapa positive referensi dari teman-teman yang pernah menginap di rumah host tersebut dan profilnya harus mengesankan suatu kejujuran dan kepercayaan. Trust is the key word of Couchsurfing.

Day 10

Tadinya kami akan didrop di Centrum kembali oleh Mariusz, namun mengingat waktu jadinya kami di drop di Stasiun Metro yang terdekat dengan kindergarten anaknya. Hari ini tugas Mariusz untuk mengantar Max ke sekolahnya dengan terlebih dahulu menjemput temannya Max. No problem, tiket day pass kami masih berlaku. Dari situ kami ke stasiun Centrum dan lanjut naik bis ke bandara Chopin. Next destinations, Rome.