FLY TO BANGKOK FROM PHUKET
28 April 2011
Alhamdulillah, pagi ini semua masih segar bugar, padahal kemarin main air dan berangin-angin dengan kondisi baju basah seharian. Sambil menunggu waktu di jemput Mr Kom untuk diantar ke bandara, kami jalan-jalan ke Patong Beach untuk terakhir kalinya.
Kami berbeda pesawat dengan Kajol pada penerbangan ke Bangkok ini. Soalnya, tiketnya Kajol dibeli belakangan dan untuk pesawat yang sama dengan kami harganya kena mahal. Tp karena Cuma berbeda sekitaran sejam, check in dan masuk ruang tunggunya masih sama-sama. Tiba di bandara Suvarnabhumi, giliran kami yang menunggu dan untungnya pesawatnya Kajol juga tiba tepat waktu. Kami naik kereta Airport City Line menuju hotel kami di Bangkok. Airport City Line harganya Cuma 40Bht perorang, ada juga opsi Kereta Airport Express Line 150Bht. Keunggulan Airport Express ini hanya membutuhkan waktu 15 menit dari Bangkok ke Airport karena gak singgah di stasiun kereta manapun. Kami turun di Rajpraprop, stasiun terdekat dengan hotel yang kami booking, Baiyoke Suite Hotel. Dari station udah keliatan mana hotel kami, kami sisa mengira-ngira jalan menuju hotel tersebut meski melalui jalan-jalan kecil. Sekitar 10 menit jalan, kami tiba di hotel. Hotel Baiyoke Suite Hotel meski berlantai 43, tapi lingkungannya gak terlalu mendukung. Terlalu crowded, berada di jalan yang gak terlalu besar dan terintegrasi dengan pusat perbelanjaan sekelas mangga dua. Di depannya juga ada pusat grosir Indra Regent Pratunam. Pada sore hingga pagi hari, jalanan tersebut menjadi area jualan seperti pasar malam.
Hal tersebut sudah saya ketahui pada saat membaca review hotel ini dan sy tetap memutuskan untuk membook hotel ini. Pertimbangannya sy mencari hotel yang ada kolam renangnya (buat nyenengin anak-anak) dan murah, untuk kamar executive suite 3 malam ditawarkan di websitenya seharga 4,719 Baht, late check out sampai jam 04sore, plus sarapan pagi untuk 2 orang dan 1 anak. Executive suite 46m2 dimana ruang tidur dan ruang tamu terpisah dimana untuk 4 orang dewasa n 2 anak-anak rasanya cukup tanpa perlu tambah extra bed.
Manalah tau kenyataan berkata lain. Sy harus menambah biaya 3600 baht untuk 2 extra bed selama tiga hari setiba disana. Huhuhu. Seperti biasa, kalo milih nginap di hotel dan bukan hostel dan lebih dari 2 orang dan hanya memesan 1 kamar, untuk menyiasati agar gak diminta nambah extra bed, yg check in hanya 2 orang sisanya ngumpet dulu, entah di kamar mandi, duduk di lobby jika rame atau nunggu di luar hotel. Kalau sudah beres check in-nya baru masuk dikamar.Rupanya pada awal masuk, sudah ada petugas yang memberikan informasi tentang tamu yang akan check in. Lobbynya berada 2 lantai dari entrance hotel dengan menggunakan lift. Kami naik semua, cuman sebagian memisahkan diri masuk ke kamar mandi. Sy ama K idrus yang checkin. Lobbynya sepi banget. Ini diluar perkiraan sy, hotel berlantai 43 harusnya lobbynya gede dan rame. Jadi asumsi sy, harusnya susah merhatiin orang satu-satu. Pada saat check in ditanyain berapa orang yang bersama saya. Dan saya, dasarnya susah berbohong, bilang kami ber-5 (masih bohong sih, karena kami ber-enam sebenarnya hehe). Ternyata di cross check ama petugas yang di bawah. Jadi managernya bilang harus nambah extra bed. Sy masih tetap mencoba bilang, bahwa kami tidak butuh extra bed. Sia-sia, daripada ngotot, dan memang kita salah karena udah tau policy hotel 1 kamar hanya untuk berdua, ya sudah dibayar aja.
Kami dikasih complimentary berupa fasilitas 1x dinner buat berdua dan anak saya yang satu juga dikasih bebas sarapan.
Di phuket kemarin, kami mesan 2 kamar jadi tidak masalah pada saat check in.
Anak-anak segera berganti baju, sudah gak sabar untuk berenang. Selesai berenang, kami ke food court indra regent pratunam, sayangnya foodcourt hampir tutup padahal baru jam 08 malam. Satu-satunya yang masih buka adalah kedai makanan arab. Kami memesan take away nasi kuning dan ayam kari plus burger dengan harga 300 Baht untuk 3 porsi. Setelah itu, sy n Amel ke lantai 43 untuk memanfaatkan voucher makan malam gratis kami. Makanannya enak-enak dan komplit, namun masih ada rasa ragu untuk memakannya, soalnya b2 juga dihidangkan di meja yang sama.
AYUTTAYA & BANGKOK SCAMS
29 April 2011
Kami belum memutuskan mau kemana pagi ini. Trip kali ini, sy gak nyusun itinerary secara tertulis. Browsing-browsing pun hanya sekedarnya, itu pun tidak dikompilasi. Alhasil jadi bingung mau kemana dan tujuan mana yang menjadi prioritas. Untung Amel bawa buku 1 jutaan Keliling Thailand dalam 10 hari yang ditulis oleh Ariyanto, jadi ada referensi. Dan kami memutuskan untuk ke Ayuttaya dan mampir ke Wat Traimit yang berdekatan dengan stasiun kereta api Hua Lampong.
Keluar dari hotel jalan kaki menuju Rajprarop station, kami menemukan jalan pintas, namun kelihatannya hanya sementara karena kami memotong jalan kereta api yang seharusnya gak boleh. Cuman karena gak ada pagarnya. Dari Rajraprarop ke Makkasan, kemudian jalan sedikit menuju Metro Station Petchaburi.
Meski Bangkok boleh dibilang super lengkap sarana transportasinya, sayangnya kurang terintegrasi. Metro/subway, Skytrain, Airport Railway Link manajemennya masing-masing yang menyebabkan sulit untuk membeli kartu terusan. Berbeda dengan MRT di Singapore atau MTR di Hongkong, bahkan naik bis pun bisa menggunakan kartu yang sama dengan kartu terusan MTR/MRT.
Di Petchaburi station Metro, kami menuju ke Hua Lampong Station. Area dimana terdapat Wat Traimit dan Hua Lampong Bangkok Railway Station. Di pintu keluar Metro, kami bertanya jalan menuju Wat Traimit kepada seseorang. Orang itu dengan ramah menunjukkan jalan menuju kesana dan bertanya kenapa mau kesana, Wat Traimit-nya belum buka katanya. Sy segera sadar Bangkok Scam sedang terjadi, dan dengan melengos kami segera pergi meninggalkan orang itu yang bengong melihat kami tiba-tiba berubah cuek.

Wat traimit: inside

Wat Traimit: Outside
Banyak sekali yang menginformasikan agar berhati-hati terhadap orang-orang local yang ramah dan mengajak ngobrol di Bangkok. Istilah umumnya adalah Bangkok Scam. Mereka dengan ramahnya memberikan informasi-informasi yang kita butuhkan, kemudian menawarkan mengantar ke tempat-tempat yang jauh lebih menarik dari tempat-tempat yang ingin kita datangi. Bahkan kadang-kadang mereka menyatakan tempat yang kita akan datangi tutup karena sedang ada perayaan atau ibadah. Kemudian dia memanggil tuk-tuk (sejenis bajaj) untuk mengantar kita dengan harga yang tidak masuk akal 20 Bht. Jika kita terpengaruh, ketika sudah di tuk-tuk, mereka akan membawa keliling-keliling tidak keruan ke toko-toko yang tidak kita minati. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan komisi atau kupon bensin dari pemilik tempat-tempat yang didatangi. Untuk lebih jelas, check it out di www.bangkokscams.com atau browsing pengalaman-pengalaman orang yang terkena tipu ini.
Kami jalan ke wat Traimit sekitar 10 menit. Wat Traimit adalah candi dimana Patung budha yang terbuat dari emas murni dan berat emasnya 500kg. Feb lalu, sy sudah mengunjunginya. Setelah itu kami jalan menuju Station Kereta Hua Lampong. Station ini seperti Stasiun Gambir. Hampir kena lagi Bangkok scam disini. Sy tidak mengerti kenapa Bangkok scam ini tidak diberantas, padahal operasinya terang-terangan.

Hua Lampong train station
Dua orang wanita mendekati dan memperkenalkan dirinya sambil menunjukkan kartu identitasnya (lupa job titlenya apa, semacam pemandu lah), dan bertanya mau kemana. Saya bilang, kami mau ke Ayuttaya. Mereka lalu menunjukkan time table kereta yang akan ke Ayuttaya. Mereka mengatakan kereta yang ke Ayuttaya baru ada lagi jam 02 siang, perjalanan 1 ½ jam kesana, sementara obyek wisata yang disana tutup jam 04 sore. Katanya lagi, akan buang-buang waktu saja jika ke ayuttaya naik kereta. Amel sedikit terpengaruh, tapi sy gak terlalu percaya, saya bilang bahwa sy mau ngecek dulu ke dalam. Sebelum masuk ke dalam, singgah beli KFC buat persiapan makan siang. Takutnya susah cari makanan disana.
Nanya informasi, ternyata ada kereta yang akan berangkat pukul 11.20 alias 10 menit lagi. Nah kan, wanita itu bohong. Bergegas kami membeli karcis kereta dan mencari peron lokasi kereta tersebut.
Murah harga karcisnya hanya Rp 4500/sekali jalan/dewasa, Rp2500/anak-anak. Ternyata itu karcis untuk kereta api kelas 3. Kereta apinya ya gitu deh seperti KRL. Hehehe. Tapi bersih dan semua dapat tempat duduk. Masih ada penjaja keliling tapi gak banyak dan tidak terlalu mengganggu. Anak sy diajak bicara ama ibu tua yang didepan kami. Rupanya ibu itu menyangka kami orang Thailand. Memang kalo gak bicara, typical orang Indonesia sangat mirip dengan typical orang Thailand.
Jarak Bangkok Ayuttaya 70 km, ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit. Tiba disana, kami langsung duduk di kursi tunggu stasiun Ayuttaya, istirahat sambil melihat situasi sekitar dan makan siang. Sayang banyak anjing di stasiun kereta, membuat makan kami kurang terasa nikmat, sampai pindah 2kali tempat duduk. Kami lalu melakukan proses tawar menawar dengan sopir tuk-tuk song taew (sejenis bemo kecil) dan deal dengan 500 Baht untuk diantar ke beberapa tempat wisata di Ayuttaya sampai balik lagi ke station jam 4 sore. Gak tau itu kemahalan atau kemurahan. Biar saja. Sopirnya cewek. Sy sebenarnya masih was-was dengan kejadian Bangkok Scam tadi. Makanya sebelum berangkat, sy memastikan ke dia akan kemana aja dan sy tidak mau ketempat lain selain tempat yang ditunjuk. Cewek itu menyatakan dalam waktu 2 jam, kita akan diajak ke 4 tempat sesuai foto yang dia tunjukkan kepada kami.
Alternatif lain untuk keliling Ayuttaya bisa nyewa sepeda atau motor di depan stasiun kereta Ayuttaya. Sayang sedang gerimis, yang membuat kami memutuskan naik tuk tuk.

Tuktuk di Ayuttaya yang kami sewa, supirnya perempuan lho
Ayutthaya, kota tua yang kaya akan candi (dalam Bahasa Thailand disebut wat) dan bangunan-bangunan tua nan cantik, yang termasuk dalam Daftar World Heritage Sites UNESCO. Kota yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Thailand selama 417 tahun. Perjalanan ke kota tua Ayutthaya menjadi suatu pembelajaran untuk diri kita sendiri, bagaimana rakyat Thailand sangat menghargai kebudayaan dan sejarah mereka dengan menjaga warisan leluhur mereka serta menghormati Sang Budha sebagai penuntun hidup mereka.
Wat Yai Chai Mongkol, candi ini terkenal oleh patung budha besar yang sedang berbaring, dibangun oleh King U Thong (Ayutthaya’s first ruler) pada tahun 1357, candi ini juga dikenal dengan nama “Chao Phaya Thai Temple” dan mempunyai 1 stupa/Chedi yang sangat besar sekali.

Wat Yai Chai Mongkol
Wat Mahathat, diyakini dibangun pada tahun 1374 dalam masa pemerintahan King Borom Rachathirat 1 berlokasi di depan istana, dekat jembatan Pa Than Bridge. Dulunya tempat ini adalah biara kerajaan dan pusat spiritual Ayutthaya. Akibat perang, semua patung Budha yang ada ditempat ini kepalanya hilang karena diambil oleh Burma. Ditempat ini kita bisa melihat pohon besar yang tumbuh diseputar kepala Budha.

Wat Maha that
Di Wat ini, karcis masuknya dibedakan antara foreigner 50 bht dan local hanya 10 bht. Kajol dengan pede-nya act like local, setelah kursus bahasa Thai singkat sama cewek supir tuk tuk, jadi berhasil hanya bayar 10 bht.
Wat Phananchoeng, Kuil ini sudah ada sebelum Ayutthaya menjadi ibukota Siam. Patung Buddha setinggi 19 meter (disebut “Phrachao Phananchoeng”) dibangun tahun 1325. Disebelah kanannya wat ini ada wat yang kami lewatkan. Selain sudah kenyang melihat wat-wat yang ada di ayuttaya, untuk masuk ke wat ini juga harus bayar lagi.
Amel n Kajol tertarik untuk mencoba naik gajah di Ayuttaya. Gajahnya sudah dihias lengkap dengan payung kerajaan. Penjual karcisnya awalnya gak mau menjual karcis keliling gajah selama 10 menit, rata-rata karcis yang dijual adalah untuk 20 menit. Namun si supir tuk-tuk berhasil membujuknya. Harga karcisnya 200 baht. Lebih murah disini ketimbang naik gajah di Phuket.

Stasiun Kereta Ayuttaya
Kami lalu balik ke stasiun, jam 17.30 kami tiba kembali di stasiun Hua Lampong, kemudian naik taxi ke hotel gak pake argo 100bht.
Untuk makan malam, kami beli beras, mie instant dan ikan kaleng di 7-11 dan membeli tambahan ayam goreng dari resto Arab yang berada disekitar hotel. Memang enak tinggal di area ini, gak kesulitan dengan makanan halal, karena banyak sekali restoran Arab disini dan gerai 7-11 ada 3 buah disini. Di gerai 7-11 selain bisa beli makanan instan dan air mineral, sy juga suka beli satu gelas gede ovaltine yang hanya seharga 18Bht.
Malam ini hanya kami habiskan di sekitar hotel, melihat-lihat night street market yang ada di Pratunam, ada juga pasar subuhnya, karena pada malam hari belum ada, pagi-pagi jam 09 tampak mereka membongkar tenda-tendanya.