HONGKONG, MACAU, SHENZHEN, KL (8N/9D) 15-24 MEI 2009

Ini hanya sekedar sharing pengalaman, berbagi tips dan inspirasi bagi yang pengen pergi jalan-jalan hemat.

Perencanaan

Sejak Januari 2009, saya dan Amel udah melakukan perencanaan travelling ini. Saya pergi bersama amelia/my sister, k’idrus/my hubby, ayha n nayla/my children. Perencanaan memang harus dilakukan jauh-jauh hari. Pertama, kami melakukan perjalanan independent, gak diurus sama travel agent alias ikut tour. Kedua, kami belum pernah pergi ke Macau, Hongkong n Shenzhen. Ketiga, kami bersama anak-anak yang masih balita. Keempat, ada kesempatan untuk mendapatkan informasi terbaik tentang transportasi/tiket pesawat, tempat penginapan, sarana transportasi umum, obyek wisata, situasi keamanan, nilai tukar mata uang, musim/suhu udara. Kelima, ada kesempatan untuk mempersiapkan dana buat perjalanan ini.

Visa

Macau & Hongkong tidak mensyaratkan aplikasi visa kunjungan sepanjang durasi kunjungan <30 hari. Sementara untuk ke Shenzhen, kita bisa ngurus visa on arrival (visa pada saat kedatangan) biayanya 160 RMB atau setara Rp 250rb. Malaysia dan negara ASEAN lainnya juga tidak mensyaratkan aplikasi visa kunjungan sepanjang durasi kunjungan <30 hari.

Informasi mengenai negara-negara mana aja yang bebas visa, visa on arrival, atau visa yang harus diurus di Kedubes negara tersebut di Indonesia dapat diperoleh di berbagai macam situs salah satunya wikipedia search paspor indonesia; yahoo!answer, www.indobackpacker.com  (situs ini juga memuat berbagai cerita perjalanan hemat baik dalam dan luar negeri), wikipedia.

Paspor
Untuk bisa berkunjung ke negara lain pastikan paspor kita masih valid minimal 6 bulan dari hari keberangkatan.

Fiskal

Sepanjang punya NPWP pribadi, gratis. Anak-anak >21tahun,  juga tidak perlu bayar fiskal, mengikut ke orang tua aja dengan menyiapkan copy kartu keluarga. Istri bisa mengikut ke suami yang punya NPWP dengan menyiapkan copy KK n buku nikah. Kalau tidak ada NPWP, biaya fiskal yang harus dibayar untuk keberangkatan via transportasi udara Rp 2,5juta, transportasi laut Rp 1jt. Menurut informasi, tahun 2011 akan bebas biaya fiskal, jadi tanpa NPWP pun bisa berangkat ke luar negeri.

Tiket pesawat
Untuk bisa mendapatkan harga penerbangan terbaik dari maskapai berbasis lowfare, kami membandingkan beberapa alternatif maskapai antara lain:

www.airasia.com (maskapai malaysia, melayani banyak rute via kualalumpur), www.valuair.com.sg (maskapai singapura, melayani rute jakarta-singapura) , www.tigerairways.com (maskapai singapura, melayani rute singapura-macau, singapura-kualalumpur), www.jetstarasia.com  (maskapai singapura melayani rute jakarta-singapura-macau), www.flyvivamacau.com  (maskapai macau, melayani rute jakarta-macau). Terdapat perbedaan yang mencolok antara maskapai non low fare seperti SIA, MAS, GIA dsb dengan maskapai lowfare baik dari segi harga tiket maupun fasilitas dalam pesawat.

Alternatif yang termudah & termurah pada saat kami order adalah rute Makassar-Kualalumpur-Hongkong-Kualalumpur-Makassar semuanya naik airasia. Total biaya tiket Rp 2,5 juta/orang.

Budget

Prinsip low budget,sebisa mungkin mengeluarkan biaya minim dengan hasil yang maksimal dan cukup nyaman.

Tempat penginapan (hotel/hostel),

Dua minggu sebelum berangkat, saya udah memesan hotel via internet. Jadi sudah gak perlu bingung lagi dimana harus nginap dan udah jelas dari airport tujuannya kemana. Alhamdulillah, semua hotel yang dipesan, gak ada masalah mulai dari check in sampai check outnya. Rating hotelnya pun macam-macam, mulai dari jenis hostel (no star) sampai hotel bintang 5. Memesan lewat internet pun cukup mudah namun tetap harus hati-hati. Sebelum memutuskan, saya membandingkan penawaran hotel yang ada di www.airasia.com & www.agoda.com dan untuk pilihan hostel nyarinya  www.hostel.com www.hostelworld.com , sekalian melihat reviews orang-orang yang pernah stay di hotel/hostel tersebut untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi atau lokasi hotel/hostel tersebut. Kebanyakan saya pesan hotelnya via airasia karena selain lebih murah dan sudah termasuk breakfast. Walaupun kami berlima (3 dewasa n 2 balita) dan demi penghematan, rata-rata saya pesannya 1 kamar saja. Total pengeluaran untuk biaya penginapan 5,1 jt atau 1, 7 jt/orang untuk 8 malam.

Menginap di hostel merupakan suatu pengalaman tersendiri karena sifatnya berbeda dengan hotel. Umumnya, traveler yang menginap di hostel tidur bersama dengan para traveler lain yang berasal dari berbagai tempat dipelosok dunia dalam sebuah kamar besar. Karena itu biaya menginap di hostel terhitung murah, juga lokasinya dekat dengan pusat kota & sarana transportasi umum. Pilihannya macam-macam, sekamar sendiri, 2,3,4,6 bahkan 12 orang sekamar (dormitory). Karena pengen tau hostel seperti apa, makanya kami juga memilih hostel sebagai tempat menginap. Cuman ngambilnya yang private aja, ngeri flu babi lagian ada anak-anak. Hitungannya per orang dan pemesanan via internet hanya bayar dp dulu sisanya nanti kalo tiba di hostel, tapi kalo tidak muncul2, kartu kredit kita dicharge full.

Mengenai makanan, untuk wisata kuliner kayaknya gak deh, banyakan non halal. Untuk mencari tempat makan halal, butuh waktu, so kami hanya makan makanan fast food seperti KFC & Mcd dan tanpa nasi. Untungnya di Hongkong, kami punya sepupu yang bisa dikunjungi dan disana kita makan nasi dengan lauk pallumara (ikan masak kuning), gado-gado, perkedel, sedapppp. Nanti di KL, baru bisa puas makan nasi.

Asuransi
Perjalanan juga cukup penting apabila terjadi risiko yang tidak diinginkan selama perjalanan. Karena tujuannya berbeda-beda, sebaiknya jangan ngambil Go Insure-nya Airasia, karena Go Insure hanya menanggung 1 tujuan destinasi sampai tiba kembali ke asal mis Mks-Kl, masa perlindungannya mulai berangkat dari Indonesia sampai selama berada di Malaysia. Kalo Kl hanya tujuan numpang lewat menuju destinasi lainnya, begitu keluar dari Kl udah gak ditanggung lagi. Yang lebih praktis adalah asuransi perjalanan dengan premi berdasarkan jumlah hari perjalanan kita. Cuman untuk perjalanan ini sy gak sempat beli asuransi, ditunda-tunda akhirnya gak kesampaian. Hehehe.

Flu babi,

Semua negara tujuan melakukan tindakan antisipatif yang cukup baik, di setiap kedatangan dan keberangkatan kita diwajibkan mengisi health declaration form. Apalagi di Hongkong, pemeriksaannya ketat banget. Amel sempat kena random check, harus diukur suhu tubuh pake alat melalui telinga, kemudian lift2 di hotel n t4 umum harus di sterilisasi secara berkala, ada yang tiap 1 jam, n ada juga yang tiap jam. Di hotel prudential, pada saat check in, semuanya diukur suhu tubuh by thermal scan di dahi. Di KL, gak sedetail gitu.

Barang bawaan, supaya gak terlalu repot dan menghemat biaya bagasi (bagasi untuk airasia dibeli terpisah), kami pake ransel/backpack. Isinya baju secukupnya, obat-obatan/vitamin, susu bubuk, makanan/minuman praktis buat anak-anak, travel charger, pulpen dan notes. Perhatikan peraturan penerbangan yang tidak memperbolehkan Barang-barang cairan >100ml dalam carrying out bag (tas tangan atau tas non bagasi), kalo mau tetap dibawa harus dibagasikan.

Pulangnya baru beli bagasi dengan pertimbangan, siapa tau barang bawaan sudah jadi lebih banyak.

Anak-anak,
Urusannya agak sedikit ribet, tapi gpplah, kapan lagi bisa berkumpul berbagi kesenangan n kesusahan bersama. Ayha 4 tahun n Nayla 3 tahun sudah cukup mandiri, sudah lepas dari diapers n sudah minum susu di gelas. Jalan sama anak-anak, yang penting diperhatikan waktu tidur, waktu makan n minumnya, karena pada waktu2 tersebut mereka akan rewel jika gak pas. Selalu siapkan cemilan pengganjal perut, minum dan jika mereka ngantuk hrs siap menggendong. Kalo mereka masih rewel saja, es krim n mainan paling manjur buat mengatasinya. Alhamdulillah, aman-aman aja. Padahal ayha sebenarnya alergi makan telur, sea food, fast food n semua yang mengandung MSG, karena adanya cuman fast food, ya terpaksa. Untung ada propolis yang ternyata ampuh buat meredam gatal2nya Ayha, jadi makan KFC, McD, es krim, tiap hari gak masalah.
Shopping,
Shopping/wisata belanja bukan prioritas utama kami kali ini, cuman tetap aja namanya wanita dan banyaknya permintaan oleh-oleh disana-sini, maka kami tetap belanja walaupun secukupnya.
Mata uang
Pada saat kami menukar uang tanggal 07 May 2009 : 1 USD = Rp, 10,527; 1 HK$ = Rp 1,527; 1 RMB = Rp 1,625; 1 ringgit=Rp 3,050

1 USD= 7.4HK$; 1 HK$= 1 MOP; 1 RMB= 1,1 HK$

And the journey goes…….

Jumat, 15 May 2009

Rasanya exciting banget, akhirnya gak terasa waktu berlalu, tau-tau udah saatnya berangkat. Sempat khawatir juga sih dengan ancaman flu babi, tapi kami tetap berangkat dengan mengucap bismillaahirrahmanirraahim dan tawakkal aja.

Saya berangkat dari Palu, Amel berangkat dari Ternate menuju Makassar dan kami tiba di bandara Sultan Hasanuddin pada saat yang hampir bersamaan. K’Idrus n anak-anak udah ada di Makassar duluan sejak sebulan lalu.  Karena masih ada waktu sebelum check in jam 18.00, mutar-mutar di Makassar dulu sekalian temu kangen ama coto makassar di warung adikku. Bayar airport tax di Bandara St. Hasanuddin Rp 100rb. Stiker bebas fiskal bisa didapatkan di kounter pajak dekat airasia check in counter dengan menunjukkan asli+copy npwp, copy kartu keluarga & paspor. Beberapa barang cairan terpaksa ditahan di x ray check karena lebih dari 100 ml seperti air mineral, susu cair dsb. Tapi gpp lah. Jam 1955 terbang sesuai jadwal dan tiba lebih cepat di Low Cost Carrier (LCC) Terminal 20 menit dari jadwal yaitu jam 2310. Pesawat menuju Hongkong baru check in jam 05.00. Masih ada spare time 5 jam, jadi ya nongkrong aja di bandara sambil internetan (free wifi). Bandaranya rame banget. Resto fast food n toko-toko duty free buka 24 jam.Tadinya nongkrong di McD, tapi capek juga duduk apalagi sambil mangku anak-anak yang udah tidur. So mutar-mutar nyari tempat yang enak. Ada suatu area di dalam terminal, lampunya gak terlalu terang dan gak terlalu rame, jadi gak terlalu sungkan buat tidur-tiduran. Anak-anak tidur di 2 kursi panjang yang dijadikan 1.Yang nunggu kaya kita juga banyak banget dari berbagai macam suku bangsa. Jam 05.00 check in, abis itu nyari musholla n toilet buat bersih-bersih. Ternyata di musholla banyak jg yang tidur. Ahh, next time kalo ke lcct nongkrong, mo nyoba rasanya tidur di musholla, kira2 ada gangguan/usiran gak ya. Trus toiletnya juga ada yg wcnya masih jongkok, so kesempatan buat mandi n mandiin anak-anak. Di dekat situ juga ada fasilitas kran untuk air minum n air hangat.

Sabtu, 16 May 2009

Pesawat menuju Hongkong juga berangkat sesuai jadwal 07.00 tiba di Hongkong International Airport (HKIA) jam 11.05. Di airport, map of hongkong, visitors guide, family fun guide dapat diperoleh dengan mudah sehingga informasi mengenai tempat wisata yang ingin dikunjungi sangat lengkap termasuk biaya dan sarana transportasi yang dapat digunakan.

Di Airport, ada ferry langsung ke Macau $HK215 orang, so karena tujuan awal kami adalah Macau, kami naik turbojet ferry selama 45 menit. Macau dulunya adalah daerah koloni Portugis yang dikembalikan ke China pada tahun 1999. Banyak bangunan bersejarah bergaya Mediteranian yang unik. Disisi lain pertumbuhan kota Macau menjadikan kota ini sebagai surga penjudi, The Las Vegas of the East.

Di terminal ferry, juga tersedia macau map n tourist guide. Kebanyakan hotel berbintang menyediakan layanan free transfer ke hotel/terminal ferry. Jadi begitu keluar terminal ferry sisa nyari bus hotel yang dituju. Cuman karena hotel yang kita tuju, gak punya layanan tersebut, jadi naik bis umum aja ke hotel (No.3). Bisnya bisa bayar tunai/bisa juga pake kartu langganan yang sensornya begitu kuat (kartu itu gak perlu keluar dari tas/dompet). Mata uang MOP/Pataca tapi gak ada masalah bayar pake $HKG. Dan kelihatannya sebagian besar penduduk Macau bepergian dengan bus umum dan kayaknya orang Hongkong yang mau ke Macau tidak diperbolehkan bawa kendaraan sendiri, sehingga kota Macau tidak padat dan sangat teratur. Jalan-jalan di Macau Old City kecil-kecil aja, tapi bebas macet, bebas klakson mobil n bisnya tertib banget, area pejalan kakinya malah lebih besar.

Mengingat lokasinya yang tidak seberapa luas 29km2, salah satu cara terbaik untuk melihat dari dekat situasi pusat kota Macau adalah berjalan kaki. Daerah Macau memang didesain sebagai tempat yang pedestrian friendly sehingga sangat cocok untuk pejalan kaki.

Setelah check in hotel Central dan istirahat sejenak, kami keluar jalan. Disebelah hotel, ada sebuah lapangan besar yang menjadi pusat rendez-vouz bagi masyarakat dan para wisatawan di pusat kota tua Macau, Largo da Senado atau Senado Square dikelilingi oleh banyak gedung beciri khas gaya Iberia (Portugis). Sebenarnya didekatnya ada pusat perbelanjaan barang antik n souvenir handmade, di Rua da Felicidade (Happiness street) cuman gak sempat kesana. Kemudian jalan lagi ke Lisboa Casino n Hotel, bukan buat main judi, cuman foto-foto aja karena gaya bangunannya yang khas dan unik serta mudah terlihat dari segala penjuru Macau. Dari situ naik bis ke Venetian Hotel n Casino, hotel yang termegah dan termahal disana, lagi-lagi cuman foto-foto, mau berjudi? duitnya mana tahan. Disana juga terintegrasi dengan shopping malls barang-barang bermerek serta taman hiburan. Pulangnya naik taxi 50MOP sampai ke hotel.

Minggu, 17 May 2009

Kita jalan menuju ke  Ruins of St Paul’s Cathedral, landmark yang paling popular di Macau. Yang tersisa adalah tembok tampak depan dari reruntuhan gereja yang didirikan pada tahun 1600 dan dibakar pada tahun 1835. Sempat tersesat juga kita menuju kesana. Karena gak banyak yang mengerti Inggris dan membaca huruf latin, nanti ditunjukkan gambarnya baru ngeh, tapi ya tetap kesasar juga. Akhirnya kami tiba di Jardim Vasco da Gama, taman dimana ada patung Vasco da Gama, fasilitas sport tracking, t4 bermain anak-anak. Setelah istirahat sejenak, membiarkan anak-anak bermain sebentar, sambil nanya-nanya arah yang benar ke Ruins tersebut. Ternyata lewatnya cukup jauh.

Didekat St Paul ini ada benteng diatas bukit namanya Mount Fortress yang menjadi salah satu pusat pertahanan tentara Portugis dari serbuan tentara china di masa lalu. Dari sini bisa menyaksikan pemandangan alam Macau Peninsula, katanya sih ada eskalator untuk naik ke atas bukit, cuman kita gak ketemu tuh, jadi naik tangga aja sampai keatas.

Setelah puas, kami kembali ke hotel untuk check out menuju ke hotel berikutnya. Ternyata hotel Royal yang kita cari itu adanya dibelakang Jardim Vasco da Gama tempat kita ngaso tadi, cuman karena sedang direnovasi bagian depannya, nama hotelnya gak keliatan. Ya ampun.

Setelah istirahat, kita naik bis menuju MacauTower yang letaknya di tepi danau, kelihatannya akan ada perlombaan perahu naga karena banyak yang sedang latihan. MacauTower setinggi 388 m dan merupakan bangunan tertinggi ke-8 dunia, (Sebagai perbandingan KL Tower di Kuala lumpur merupakan bangunan tertinggi ke-5 dunia). Disini bagi yang suka hal yang menantang, boleh coba mast climb (memanjat sampai keatas), ada juga bungy jumping, sky jump n sky walk. Disini juga ada revolving restaurant (resto berputar di lantai 59), rencana mau sekalian makan disini, karena ayha kelaparan, cuman sayang  restonya penuh, jadi kami hanya ke lantai 61 untuk melihat pemandangan kota Macau di malam hari, cantik sekali, sekaligus ngeri, soalnya kita berdiri diatas kaca sehingga kelihatan lalu lintas dibawah. Karena gak jadi makan disini, ayha menangis karena kelaparan, ada sih makanan fast food di resto di ground floor cuman non halal. So kami tidak berlama-lama di MacauTower karena harus segera cari tempat makan. Tapi basement ada toko mainan anak-anak. Begitu dibelikan mainan, ayha laparnya jadi hilang. Dasar anak-anak.

Senin, 18 May 2009

Pagi ini, kami mau menyelesaikan tour di Macau dengan mengunjungi patung besar Bodhisatta Avalokitesvara (Dewi Kwan Im) yang terletak di tepi pantai. Disini ada kedai souvenir. Kemudian ke A-MaTemple di daerah Barra Square (dekat dengan InnerHarbour di ujung MacauPeninsula yaitu kelenteng yang paling terkenal dan tertua di Macau.

Untuk kembali ke hotel, kami sempat kesasar lagi. Habisnya sopir bus gak ngerti Inggris n huruf latin sih, susah mau jelasin. Tapi akhirnya, berhasil juga balik ke hotel n segera check out dan melanjutkan perjalanan menuju Hongkong.

Sekilas mengenai Hongkong, Hongkong merupakan bekas koloni Inggris sejak tahun 1842 yang dikembalikan ke China pada tanggal 1 Juli 1997. Populasinya 6,9 juta dengan luas wilayah 1100 km2 dengan 260 pulau dan terdiri dari Hongkong island & Kowloon Peninsula yang dipisahkan oleh Victoria Harbour.

Dari depan hotel, kita naik hotel bus service for free to terminal. Di terminal, a couple of indian nawarin tiket ferrynya karena mereka masih ingin tinggal di Macau, dan setelah memastikan tiket itu valid alias bisa dipake, sy beli dengan harga $HKG210/2 tiket dari harga normal $HKG280/2tiket, jadi sisa beli 3 tiket lagi. Lumayan. Tidak ada perbedaan tiket anak-anak & dewasa.

Menuju Hongkong, ada 2 terminal kedatangan yang dioperasikan oleh operator ferry yang berbeda yaitu Hongkong Macau Ferry Terminal di Hongkong Island dan China (HK) Ferry terminal kalo mau ke Kowloon. Karena hostel kami adanya di daerah Kowloon maka kami naik ferry New World First Ferries yang turunnya di China (HK) Ferry terminal. Dari situ hanya jalan kaki aja ke Kowloon New Hostel di Mirador Mansion dengan mengandalkan peta dan bertanya sekali.

Setelah istirahat, kami cuman jalan-jalan n  cari makan aja sekitar. Banyak toko elektronik duty free di sekitar hostel, cuman harganya masih harus nawar. Next time jika ingin ke Hongkong dan berniat membeli alat elektronik, cari referensi dulu type dan harga di Indonesia. Saya pengen beli kamera cuman ya itu sy gak punya referensi kamera yang mo dibeli dan juga kendala bahasa, sy bahasa inggrisnya terbatas n penjualnya juga terbatas, mana bisa enak negonya. Amel nyaris beli BB karena emang murah banget, tapi sy bilang ntar aja nyari perbandingan di toko lainnya. Cuma akhirnya gak sempat belinya. Kemudian banyak juga toko souvenir di sekitarnya. Kami beli segera souvenir takut gak ada kesempatan buat beli souvenir.

Selasa, 19 May 2009

Dekat hostel terdapat taman namanya Kowloon Park, suatu pemandangan hijau yang menyegarkan mata, taman tersebut terintegrasi dengan mesjid, museum …, kolam renang, taman bermain anak-anak, arena olahraga dan lain sebagainya. Sarapan pagi kami dengan mie instant lokal semacam pop mie, makannya di KowloonPark. Rasanya seperti di hutan yang nyaman banget.

Pagi ini mau ke Disneyland and Big Budha di Lantau Island. Namun sebelumnya kami berencana mengunjungi sepupu dengan naik Mass Transit Rapid (MTR). Tsim Tsa Sui Station MTR letaknya dekat banget dengan hostel. Untuk naik MTR kita memerlukan Octopus Card.

Hongkong dikenal sebagai salah satu kota terbaik di dunia dalam sistem manajemen transportasi publiknya. Biayanya murah, handal dan memiliki rute hampir seluruh sudut kota. Octopus card adalah kartu serbaguna yang bisa dipakai alat pembayaran transportasi publik seperti MTR, KCR, Tram, Peak Tram, Star Ferry n Bus. Juga dapat dipakai untuk pembayaran KFC, Mcd, 7-11, Circle K, telepon umum dan lain sebagainya. Dengan adanya kartu ini, sistem pembayaran jadi sangat mudah karena tidak perlu sibuk menyiapkan uang koin. MTR merupakan sarana transportasi yang paling banyak dipakai tidak hanya oleh penduduk Hongkong, tapi juga bagi visitor seperti kami. Terdiri dari 10 lines Karena jalur-jalurnya melewati banyak tempat strategis, pintu-pintu keluarnya banyak, informasi mengenai jalur dan pintu keluarnya sangat akurat dan mudah dimengerti sehingga gak perlu khawatir tersesat atau terlewat. Octopus Card bisa dibeli di berbagai stasiun MTR, untuk Dewasa HK$ 150 (termasuk refundable deposit HK$50), anak-anak HK$70 (termasuk refundable deposit HK$50).

Setelah membeli Octopus Card, kami menuju Central Station. Central Station merupakan tempat pergantian jalur kereta untuk menuju ke Tungchung station, tempat tinggal sepupuku itu. Dari Central station kami harus jalan menuju ke Hongkong station, lumayan jauh juga, tapi gak terasa karena full AC dan rame banget orang yang menuju kesana. Semuanya jalan cepat banget, seolah-olah gak ingin membuang waktu. Dan setelah dicek dipeta, ternyata kami jalan menyeberang victoria harbour (melewati laut). Sangat menyenangkan naik MTR, semuanya serba terawat, bersih, nyaman.

Sampai di Tungchung station, kami dijemput Kak Rini diajak ke apartemennya. Kak Rini sudah berkeluarga dengan 2 anak perempuannya, Ashley n Annabel. Untuk ke apartemennya ada fasilitas bis khusus no.2 dan gratis ke apartemen tersebut dari Tungchung station, dan sebaliknya. Setelah makan siang disana, kami menuju ke Ngong Ping 360 tempat big budha (Giant Buddha) berada. Patung buddha ini merupakan yang terbesar dan tertinggi di dunia yang berada di puncak sebuah bukit di Lantau Island. Patung perunggu buddha ini dibuat dengan tinggi 34 m dengan berat total 250 kg dan membutuhkan waktu 10 tahun untuk membangunnya. Untuk ke ngong Ping Village, bisa naik bus atau naik kereta gantung (cable car) yang naiknya di Tungchung station. Kami memilih naik kereta gantung, cepat, praktis sekaligus bisa menikmati pemandangan dari atas. Tiket cable car pp HK$96 (adult). Pemandangannya luar biasa, kita bisa sekilas melihat Hongkong city, airport (HKIA), pengunungan, dan laut. Tiba di Ngongping village, kami masih harus berjalan kami menuju Giant Buddha dan mendaki 268 anak tangga (ketinggian 520 dpl).  Di dekat Giant Buddha itu ada Po Lin Monastery, tempat suci para pemeluk agama Buddha di Hongkong. Katanya, disini kita bisa mencicipi beraneka makanan ala vegetarian yang dipersiapkan oleh para pendeta Buddha. Tapi karena udah capek, jadi di skip aja.

Dari sini, kami menuju Disneyland, dari Tungchung station naik MTR ke Sunny Bay station kemudian pindah jalur dan naik MTR Disneyland. Dibuka pada Oktober 2005, Hongkong Disneyland adalah taman hiburan kedua yang dibuka di Asia setelah Tokyo Disneyland di Jepang, terdiri dari 4 Disney Theme Land yakni Main Street USA, Fantasy land, Adventureland n Tomorrowland. Tiketnya HK$350 (adult), HK$250 (child) yang menurutku mahal banget, rasanya tidak sebanding dengan hiburan yang diberikan. Pertunjukan musik n tarinya memang spektakular, Golden Mickey, Festival of the Lion King, Disney Parade, tapi bagi yang membayangkan Disneyland seperti Dufan sih, ya beda banget. Gak ada roller coaster dan sebagainya.

Jam 07 malam, kami balik ke apartemennya Kak Rini, makan malam, mumpung ketemu nasi. Setelah itu balik ke hostel.

Rabu, Tanggal 20 May 2009

Hari ini kami mau ke Shenzhen, negara bagian China yang berbatasan dengan Hongkong disebelah timur. Shenzhen adalah salah satu kota metropolis, pusat keuangan dan perdagangan di RRTT, Namun tidak seperti kota-kota lainnya, Shenzhen relatif tidak memiliki latar belakang sejarah dan kecantikan pemandangan alam, kota ini dihidupkan dan dijadikan daya tarik pariwisata melalui wisata belanja. Kami naik MTR menuju Lo wu station. Dari situ melalui proses keimigrasian yang cukup panjang dan ngantri setelah sebelumnya mengurus visa on Arrival dengan biaya 300rb-an. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih sekitar hampir 3 jam. Padahal udah pagi-pagi berangkatnya sesuai saran sepupu kami, karena katanya makin siang makin padat. Mata uang yang dipakai :RMB (Renminbi). Setelah beres, kami menuju Hostel yang sudah kami booking. Sayangnya, tidak seperti Hongkong, penduduk Shenzhen sangat kurang yang bisa berbahasa Inggris dan membaca huruf latin. So, kami sempat kesulitan pada saat naik taxi menuju hostel. Untungnya ada no telp hostel yang bisa dihubungi oleh si supir taxi sehingga tau alamatnya yg jelas. Taxi sampai hostel sekitar 13 RMB  Di Little Hut Hostel, untuk menanyakan tujuan juga sulit, si resepsionis berkomunikasi dengan Google translator Inggris-Cina dengan kami. Cuman gak terlalu nyambung. Jadi menyesal juga, karena gak bawa kamus Cina-Indonesia-Inggris. Kalo ada kan gak perlu bete nih.

Tujuan pertama kami adalah ke Windows of the World, yaitu tempat wisata yang memiliki banyak koleksi miniature dari landmark seluruh dunia tidak kurang dari 130 jenis landmark utama. Diantara menara eiffel 108 meter, Candi Borobudur dan sebagainya. Sebenarnya masih banyak tempat wisata lain seperti yang ditawarkan oleh brosur seperti Splendid China dan Happy Valley, cuman waktunya yang gak cukup. Jadi setelah dari Windows of the world kita naik MTR ke pusat perbelanjaan Huang qiang bei.. Sayang kita gak banyak bawa persediaan RMB, so belanjanya secukupnya. Padahal disini banyak barang-barang murah dengan kualitas OK.

Kamis, Tanggal 21 May 2009

Back to Hongkong, kami naik MTR menuju Jordan station, tempat hotel Prudential berada. Setelah check in dan menyimpan barang-barang, kami naik bis ke terminal Star Ferry. Foto-foto di Clock tower yang sudah beroperasi sejak tahun 1921. Kemudian naik ferry menyeberang ke Hongkong Island selama 5 menit. Ini hiburan murah meriah namun memiliki sensasi luar biasa. Disinilah pemandangan spektakuler Hongkong indah banget, dengan gedung pencakar langitnya apalagi kalo dinikmati pada malam hari yang bermandikan cahaya warna warni. Dari situ kita naik bis 15C, bis double decker dengan atap terbuka yang khusus menuju ke Lower Peak Tram Terminus. Kemudian kita naik Peak Tram yang sudah beroperasi sejak tahun 1888 untuk menuju ke atas (The Victoria peak) dengan 45-degree angle dan dari ketinggian 400 m.

Kami ke Madame Tussaud Wax Museum, tthe world famous home of the famous, musium patung lilin lebih dari 100 koleksi para tokoh terkemuka, yang terbaru ada patung lilinnya Barack Obama, dari situ baru menuju ke Peak Tower Sky Terrace untuk melihat fabulous views over the harbour. Disini juga ada mall dan berbagai restoran.

Kemudian kami kembali naik bis 15C, tadinya mau ke Stanley, dimana restoran berbagai bangsa di sisi laut dan ada pasar seninya juga, cuman gak jadi, padahal udah terlanjur turun dari bis dan terminal ferrynya masih jauh. Tapi ternyata didekat tempat kita turun ada area untuk pejalan kaki yang menuju terminal ferry, full AC. Naik star ferry lagi, karena kita mau menyaksikan A Symphony of Lights di Tsim Tsa Tsui water front yaitu the world’s largest permanent light and sound by Guinness World Record pada setiap jam 8 malam yang berlangsung selama 15 menit saja.

Kami kembali ke hotel, Amel n anak2 istirahat, saya ama K’Idrus masih penasaran dengan pasar malam di dekat Hotel (Temple Street Night Market), jadi kesana. Kalo mo beli souvenir, disini tempatnya dan harganya cukup murah. Tapi harus siap tawar menawar.

Ini malam terakhir kami di Hongkong, dan sebenarnya masih banyak lagi tempat wisata yang patut dikunjungi.

So much things to do in so little time. Next time deh, we will finish it.

Jumat, Tanggal 22 May 2009

Pagi ini kami siap-siap berangkat ke HKIA, transportasi termurah adalah Airbus CityFlyer HK$30 (adult), sebagai perbandingan MTR Airport Express HK$90, Taxi HK$ 200-400. Bus terminusnya ada di dekat hotel, perjalanan 30 menit ke HKIA.

Karena HKIA luas banget, harus mempersiapkan waktu yang cukup -2,5 jam dari waktu take off, dan benar kami diturunkan di terminal 1, setelah dicek untuk penerbangan Airasia di Terminal 2, sehingga kami harus jalan ke sana. Setelah check in pun dan melalui proses keimigrasian, untuk menuju pintu keberangkatan, kami masih harus naik kereta terlebih dahulu. Take off 12.05 dan tiba di KL jam 16.30. Kami sudah memesan tiket Skybus via online bersamaan dengan tiket pesawat sebelumnya. Kami naik bus turunnya di KL Sentral yaitu pusat transportasi di KL, yang menghubungkan moda transportasi seperti Monorail, Light rail transit, bus, taxi ke seluruh semenanjung Malaysia dan di kota KL sendiri.  Kami mencoba Monorail untuk menuju hotel Nova yang berada di Bukit Bintang.

Sabtu, Tanggal 23 May 2009

Karena ini perjalanan kami yang kedua kalinya di Kuala Lumpur dan rencananya bulan Juli 2009 juga akan kembali kesini untuk tour bersama teman-teman kantor, maka kami hanya ingin mencari sisi lain dari tour yang sudah kami jalani. Kami mencoba  KL Hop on Hop off city tour, berkeliling kota dengan bis double decker khusus. Rute tur termasuk yang paling lengkap, tidak hanya meliputi tempat wisata utama, juga meliputi pusat-pusat perbelanjaan. Cukup bayar 38 ringgit, kita bebas naik-turun (hop on-hop off) bis ini selama validnya ticket. Ticket valid 24 jam sejak dibeli. Sayangnya, interval antar bis cukup lama, jadi capek juga menunggu. Padahal ini menarik, karena ke tempat wisata diantar sampai di depan pintu entry-nya. Kemudian dibeberapa tempat, bis ini memberikan kesempatan 5-10 menit untuk foto-foto. Kami hanya turun di tempat-tempat yang belum kami kunjungi seperti China town, Central Market, Lake Garden n photoshop di Merdeka Square. Mengenai Lake Garden atau Taman Tasik perdana, terletak 1 km dari jantung kota yang luasnya 92 ha. Disini kita dapat mengunjungi Orchid garden, Mousedeer park, Butterfly Park, Herbal Garden, Bird Park, Boathouse, Islamic Art Museum, Mesjid Nasional, Tugu Negara dan The Parliament House, juga ada taman bermain anak-anak yang besar. Sambil tungguin anak-anak bermain, kita makan siang dengan nasi padang yang dibeli di jalan. Kapan ya, kita juga memiliki taman besar, bersih dan nyaman dan termasuk semua fasilitas yang diinginkan mulai dari anak hingga dewasa?

Minggu, Tanggal 24 May 2009

It’s time to go home now.

Karena Amel masih penasaran dengan Pelita Nasi Kandar yang buka 24 jam terletak dekat Petronas Twin Tower, maka dari kawasan Bukit Bintang saya sama amel jalan. Menurut informasi sih untuk sampai kesana membutuhkan waktu 15 menit jalan kaki, tapi ternyata 25 menit, lumayan olahraga. Nasi kandar merupakan masakan khas melayu yaitu nasi putih dengan lauk pauk bersantan, seperti nasi padang. Karena melewati twin tower & KLCC, kami sempat berfoto-foto disitu.

Sampai kembali di hotel, kami segera check out, karena tiket bus hop on hop off masih valid, kami naik bus tersebut ke KL sentral, kemudian naik bus lagi ke bandara LCCT.

And the journey ends with many beautiful memories….

CATATAN AKOMODASI MACAU, HK, SHENZHEN & KL

Karena baru pertama kali booking-booking online, maka pilihan menginapnya ada yang di hotel ada pula yang dihostel. Hotel pun milihnya ada yang bintang 3, 4 , 5. Kenapa? takut apa yang diharapkan tidak sesuai kenyataan. Ternyata, mostly what u pay is what u get alias sesuai lah.

Berikut catatan akomodasinya:

Macau 2 malam: Harga hotel cukup mahal di Macau. Mungkin karena yang datang ke sini kebanyakan orang berduit yang mau berjudi jadinya mahal. Malam pertama di hotel Central (3star), hotelnya tua, kumuh n tidak menarik modelnya kayak hotel ramayana di makassar, sebenarnya hasil review diinternet juga rata-rata jelek cuman karena sabtu malam harga hotel mahal banget jadi gak ada pilihan lain. Lokasinya bagus dekat senado square n shopping centre. Malam kedua di Hotel Royal (5star), hotel yang ini sih gak ada jeleknya, harganya gak jauh beda dari hotel pertama. Jaraknya juga gak terlalu jauh dari hotel pertama. Sengaja sy stay-nya di hotel yang berbeda, biar dapat view yang berbeda dan supaya kalo hotel yang pertama tidak memuaskan ada alternatif lain. Didepan hotel royal malah ada taman Jardim Vasco da Gama, taman bermain anak-anak, sport track.

Hongkong 3 malam: 2 malam kami nginapnya di Kowloon New Hostel di Nathan Road Tsim tsa Tshui, Kowloon, dari china ferry terminal (Macau-kowloon) cuman jalan kaki aja mengandalkan peta menuju hostel tersebut. Letaknya didalam bangunan (mirador mansion) tua yang sedang direnovasi, lantai 1 pertokoan, diatasnya hostel. Disitu tidak hanya 1 hostel saja, tapi banyak. Beda dengan hotel, disini hitungannya per orang dan pemesanan via internet hanya bayar dp dulu sisanya nanti kalo tiba di hostel, tapi kalo tidak muncul2, kartu kredit kita dicharge full. Pilihannya macam-macam, sekamar sendiri, 2,3,4,6 bahkan 12 orang sekamar (dormitory). Kami milihnya yang sekamar bertiga n kamar mandi didalam (Rp 150,000/orang). Not too bad. U get what u pay. Lokasinya strategis dekat Mesjid Kowloon, Kowloon Park, Mcd, KFC, Toko souvenir, dan MTR Tsim Tsa Thui Station
Sisa 1 malamnya di Prudential Hotel (4 star) di Nathan Road Tsim tsa Tshui, Kowloon juga setelah kami dari Shenzhen. Lokasinya juga asik banget, hotel ini berada di dalam mal dan di lantai bawah adalah Jordan MTR Station dekat dengan keramaian dan Temple street Night Market (salah satu tempat kalo mo beli oleh-oleh, buka sampai tengah malam).

Shenzhen 1 malam: Nginapnya di Little Hut Hostel, dekat dari station kereta Louho (perbatasan hongkong), Pesan 2 kamar coz gak ada sekamar bertiganya. Harganya Rp 145rb/orang tapi hitung 4 orang karena ambilnya 2 kamar. Not bad. U get what u pay.
Kuala Lumpur 2 malam: Nginapnya di Nova Hotel (3 star) , Jalan Alor, Bukit Bintang. Lokasinya sangat strategis, dekat banget dengan Bukit Bintang Plaza, S. Wang Plaza. Disekitarnya banyak tempat makan yang terkenal dan rame banget cuman sayangnya banyak non halal, jadi kami mencari tempat makan dengan berpatokan cari yang tukang masaknya orang melayu atau perempuan berjilbab.