Untuk sementara cuti ditangguhkan, kata bosku via bbm. Aih lemas banget padahal Myanmar sudah didepan mata. Tiketnya pun sudah terbeli setahun yang lalu saat saya belum mutasi ke tempat yang sekarang ini. Setengah pasrah untuk gak berangkat, udah risiko pekerjaanku. Tapi saya masih mencoba meminta kebijakan. Kesian teman-teman seperjalananku kalo saya gak jadi berangkat secara saya person in charge-nya n sayang juga tiketnya gak kepake. Awalnya mau berangkat berdua saja sama adekku si Amel, karena ini trip yang gak terlalu nyaman untuk ngajak-ngajak teman. Rencananya hari pertama, terbang dari KL,  tiba di Yangon keliling-keliling kota, malamnya naik bus ke bagan tiba pagi; hari kedua, keliling-keliling Bagan, malamnya naik bus balik ke yangon tiba pagi; hari ketiga keliling Yangon, malamnya terbang ke KL. Di KL pun rencananya cuman pengen nongkrong di bandara saja sampai tiba saatnya terbang. Jadi gak nginap di hostel/hotel. Untuk keliling-kelilingnya pun mau nyoba transportasi umum saja atau rental e-bike di Bagan. Pokoknya pengen trip yang adventurous gitu. Lalu ada teman minta ikut, setelah dijelaskan kondisinya dan tetap mau ikut, ya udahlah diikutkan saja. Total kami berlima.

Pengajuan cutiku untuk hari Rabu n Jumat saja. Cuman 2 hari. Hari Kamis n Sabtunya libur nasional. Sengaja saya sasar untuk travelling di hari kejepit dengan pertimbangan: gak perlu lama-lama cuti, ngambil tanggal bukan diawal bulan maupun di akhir bulan trus risiko gagal karena bertabrakan dengan kegiatan kantor juga minim (everyone supposed to have holiday or back to their hometown). Tahun ini saya sudah cuti 3 hari, 1hari untuk ke Perth dan 2 hari untuk ke Rinjani. Yang ke Rinjani itu dadakan dan sebenarnya salah. Salahnya itu kena tanggalnya di akhir dan awal bulan, trus bulan depannya ngajuin cuti ke Myanmar ini. Tapi mau gimana lagi, Rinjani itu tempting banget.

Kerjaan tetap jadi prioritas utama. Saya juga gak bakal mau dianggap tidak produktif oleh siapapun. Kemarin sempat tiba-tiba ada kegiatan mendadak di Soroako padahal saya sebetulnya masih cuti pada hari itu, saya segera menyesuaikan kok. Reschedule tiket Bali-Makassar dengan biaya sendiri (sebenarnya bisa diganti kantor tapi saya malas klaimnya), dan terbang ke Soroako.

Akhirnya, diacc di H-1. Alhamdulillah. Saya segera beli tiket bus malam berangkat malam itu juga ke Makassar. Hufft. Nyaris saja.