Liburan tipis-tipis ke Hanoi

20200223_140152

Perjalanan ke Hanoi ini merupakan tabungan tiket terakhir di tahun ini. Bersyukur gak ada tabungan tiket yang lain karena bulan Feb 20 sudah memasuki masa pre pandemi Covid-19 yang bikin kita di rumah aja. Gak perlu pusing-pusing soal tiket yang perlu di refund atau di reschedule. Akhir tahun lalu itu nyaris beli tiket pesawat tujuan Saudi Arabia dan Mesir untuk keberangkatan bulan Maret. Umroh dulu habis itu melipir ke Mesir dan langsung pulang ke Jakarta. Harganya waktu itu cukup murah. Saya udah ngajak beberapa teman untuk siap-siap booking, tapi atas berbagai pertimbangan saya urungkan. 

Tiket pesawat ke Hanoi saya beli sekitar bulan Juli tahun lalu. Rutenya Makassar-Kualalumpur dan Kualalumpur-Hanoi pp dengan total harga 2,6juta/orang. Harga segitu udah fair enough mengingat tiket ke Hanoi jarang segitu. Awalnya beli buat berlima sekeluarga. Belakangan ada 2 teman yang pengen ikutan.

Memasuki bulan Februari, berita covid sudah seliweran sana sini membuat saya jadi deg degan. Pilih berangkat atau tidak. Saya jadi rajin ngikutin perkembangan covid dari media luar khususnya vietnam. Nyimak thread di Tripadvisor vietnam, banyak yang nanya tentang covid di Vietnam, baiknya pergi atau tidak. Kesimpulan, akhirnya kembali ke pribadi masing-masing. Gak ada pendapat benar atau salah. Tergantung kamu orangnya berani ambil risiko dengan pertimbangan tertentu atau sama sekali tidak berani.  Yang pengen banget pergi, pasti lebih pengen mendengar dan pro ke pendapat yang menyatakan Vietnam masih aman, dimana-mana pada masih gak pakai masker, tempat wisata masih buka, boleh pergi asal prepare yourself protection.

Saat itu Vietnam sudah ada 7 kasus positif dan sembuh total. Kasus positif yang terdekat jaraknya 100km dari Hanoi. Semua border yang berbatasan dengan China sudah ditutup akhir Januari. Semua sekolah sudah diliburkan juga di awal Februari. Night market yang selalu dipadati turis juga ditutup. Data sekarang dengan jumlah penduduk Vietnam 96juta orang, kasus positif covid 1331 orang dengan yang meninggal 35 orang, sementara Indonesia dengan jumlah penduduk hampir 3xlipatnya atau sekitar 268juta, kasus positif 528000 dengan yang meninggal dunia hampir 17000 orang. Kasus pertama positif di Indonesia di umumkan tanggal 03 Maret 2020.

Saya memilih tetap berangkat di H-3. Bismilaahi tawakkaltu alallaahu. Baru setelah memutuskan berangkat, saya pesan hotel dan wisata ke Halong Bay. Kami cuma 3hari 2 malam di Hanoi. 

Pesawat Makassar-KL berangkat jam 5 sore, di pesawat sama saja kondisinya seperti normal. Hanya segelintir orang yang sadar masker. Tiba disana kami nginap di Tune Hotel bandara KLIA2. Keesokan paginya lanjut dengan pesawat KL-Hanoi. Tiba di bandara Noi Bai, saya cek WA dari hotel dan celingak celinguk mencari papan penjemputan yang bertulis nama saya. Rupanya gak ada padahal saya request penjemputan dari hotel. Jadi kami keluar saja dan mencari transport buat bertujuh. Ada petugas yang melambaikan tangannya dan menawarkan shuttle bus buat ke hotel dengan 20 usd buat bertujuh dan langsung berangkat tanpa menunggu penumpang lainnya. Tanpa pikir panjang, saya setuju. Harganya lebih murah dari penjemputan hotel dan gak perlu bergabung dengan orang lain. Masalahnya kami belum punya uang Vietnam Dong dan hanya ada pecahan 100 US Dolar. Jadi kami cari dulu uang kecil di money changer bandara. Belakangan baru nyesel kenapa gak tukar semua USD  yang kami punya ke Dong di bandara saja karena nilai tukarnya malah lebih besar ketimbang tukar di money changer dekat hotel. Ada juga bus umum dari airport ke pusat kota dengan tarif yang pastinya lebih murah tapi lebih baik  kami mengurangi interaksi.

Hotel ternyata emang menjemput sih hanya telat menginformasikan ke kami. Saya bilang saya udah jalan menuju hotel. 

Karena belum bisa check in, kami titip barang lalu jalan lagi. Resepsionisnya sangat ramah, dan bertanya rencana jalan kami hari itu. Saya tanya, apa sarannya. Dia memberi saran untuk Mauseleum Ho Chi Minh terlebih dahulu, karena mauseleum hanya buka sampai jam 12 siang dan besok tutup. Dia lalu memesankan taxi buat kami.

Sampai di sana, argo menunjukkan sekitar 240ribu VND. Agak kaget juga dengan harga segitu, karena dari hotel itu hanya sekitar 2km. Harusnya hanya sekitar 40ribu VND. Udah gitu drivernya saya tunjukkan uang 20USD, langsung kode bahwa segitu sudah cukup. Dengan gestur kesel, saya kode juga bahwa ini banyak banget. Enak aja. Jadi saya ngubek-ngubek tas ketemu sisa-sisa VND trip ke Ho Chi Minh 8 tahun yang lalu dan beberapa uang satu USD sisa-sisa trip yang lalu. Dan kebetulan cukup. 

Kembali ke hotel, resepsioninya nanya bagaimana perjalanan hari itu. Karena nanya, saya jadi ngomongin ke dia tentang driver taxi yang tadi. Cuman sekedar curhat. Tapi tak disangka, keesokan harinya si mbak resepsionisnya menyampaikan bahwa dia menghubungi perusahaan taxi yang kemarin untuk komplain. Katanya drivernya ditegur dan akan ada pengembalian sekitar 100VND. Wow. Daebak. Pantesan saja hotel ini reviewnya bagus banget dan rata-rata reviewnya karena terkesan dengan petugas resepsionis yang informatif dan responsif.

20200224_075151Nama hotelnya Rising Dragon Villa Hotel. Hotelnya kecil saja, hotel budget sejenis ini yang menjamur disana. Meskipun kecil, fasilitas sangat memadai. Berlokasi di Old Quarter, sangat strategis mudah dicapai dengan berjalan kaki. Ada lift, free wifi, amenities yang lengkap, ada teko elektrik, kopi sachetnya  merk G20, yang sering dijadikan oleh-oleh kalau dari Hanoi. Pas datang, Resepsionisnya menawarkan teh dan kopi Vietnam yang sangat enak. Bisa refill lagi. Kemudian memberikan peta hanoi dan menunjukkan spot yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari hotel maupun yang jauh. Sarapan hotel memiliki berbagai pilihan makanan yang baik, hotel dan kamar bersih. Satu lantai sepertinya hanya ada 2-3 kamar. Ukuran kamar ngepas sih, tapi cukup bagi kami. Kami pesan kamar triple dan request kamar yang berjendela. Dipenuhi sih, meski jendelanya hanya kecil saja. Harga kamar triple IDR 430ribu/malam. 

20200224_071013

Untuk memberikan apresiasi, kami memesan taxi untuk kepulangan kami ke airport meski kami bisa saja pesan grabcar sendiri. 

Selama di Hanoi, kemana-mana kami naik grabcar. Pesannya seperti biasa saja. Dari grab e-receipt yang ada di email terhitung 4x naik grab dengan total 167ribu VND atau sekitar 8USD. Murah kan. Grabcarnya kami request yang cukup untuk berenam. Mobilnya Innova dan kebanyakan berwarna putih.

Kami juga 1x nyoba pesan grabfood. Pesan di PK Spice Restauran, resto India tempat kami dine-in di malam sebelumnya. Jadi sudah tau rasa makanannya dan pasti halal. Pesan kentang goreng, nasi putih dan crunchy chicken.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s