Banyak Tulip di Istanbul

dolmabahce

Tadinya saya kepengen explore ke kota-kota lain di Turki, karena sebelumnya juga sudah pernah 3 malam di Istanbul di tahun 2020. Namun mengingat jalan-jalan kami kali ini di bulan puasa, kami memutuskan untuk jalan-jalan santai saja. Pengen ngabuburit saja di kota Istanbul toh juga diperjalanan ini kami juga main ke negara tetangga Turki yaitu Georgia.

Dari Jeddah kami terbang ke Istanbul. Pesawat Saudia tampak lengang, banyak kursi kosong. Pada saat tiba waktunya berbuka puasa, kami ditawari makanan double porsi sehingga meja kami jadi penuh sesak dengan makanan. Alhamdulillah.

Setiba di Bandara Istanbul, kami naik bus havaist. Transportasi termurah dari bandara ke kota adalah bus havaist. Hanya waktu ini lagi ada perbaikan jalan yang cukup lama sehingga Havaist bus yang biasanya turun di Sultan Ahmed dekan Hagia Sophia beralih ke depan stasiun Aksaray. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Liat google map jarak dari hotel Sophia yang kita pesan adalah sekitar 2km. Melihat situasi kota yang masih ramai orang lalu lalang, saya memutuskan untuk jalan kaki saja. Pelan tapi pasti.

Satu malam saja kami di Istanbul lalu kami akan terbang ke Tbilisi Georgia. Balik dari Tbilisi, baru kami akan menginap 3 malam lagi di Istanbul. Kami nginap di hotel Sophia daerah Sultan Ahmed. Ratenya sekamar berdua di 392ribu/malam. Niatnya pengen shalat subuh di Hagia Sophia. Sejak Juli 2020, Hagia Sophia berubah status dari museum menjadi masjid. Waktu kita ke Turki tahun 2020, statusnya masih museum dan menyempatkan masuk kedalam Hagia Sophia.

Hagia Sophia memiliki sejarah yang kaya dan bermakna. Awalnya, bangunan ini dibangun sebagai gereja Kristen pada abad ke-6 oleh Kaisar Bizantium Justinianus I. Setelah penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid oleh Sultan Mehmed II dan digunakan sebagai masjid selama berabad-abad. Kemudian tahun 1935 difungsikan sebagai museum, dan balik lagi jadi masjid di tahun 2020.

Jam 4.30 kami jalan kaki ke Hagia Sophia yang jaraknya sekitar 700meter dari hotel. Masuk ke dalam masjid, tetiba ada rasa haru. Tidak terlalu banyak yang datang untuk shalat berjamaah, laki-laki saat itu hanya sekitar 2 shaf dan perempuan juga sekitar 2 shaf. Gak seperti kebiasaan kita di Indonesia, habis adzan ada jeda waktu untuk menunaikan shalat sunnah, trus langsung shalat subuh. Disini jeda waktunya cukup panjang. Adzan jam 5 subuh shalatnya nanti hampir jam 6pagi, jeda waktu diisi dengan lantunan Alquran.

Pagi itu kami berjalan di sekitar Hagia Sophia saja sampai ke Gulhane Park. Sudah mulai banyak tulip di taman depan Hagia dan juga di Gulhane Park.

IMG-20230406-WA0148

Kami naik trem nyambung kereta menuju bandara Sabiha Gokcen. Dulunya ini merupakan bandara Internasional sebelum Istanbul airport beroperasi. Cerita tentang Georgia di posting berikutnya ya.

Balik dari Tbilisi, tiba di bandara Sabiha seperti biasa kami memilih naik Havaist bus tujuan ke Taksim area. Saya kira beli tiketnya harus di loket atau di mesin tiket seperti di bandara Istanbul, eh ternyata naik bus dulu baru nanti akan ditagih sama kondekturnya. Sesimpel itu. Dari tempat turun di Taksim kami masih harus jalan sekitar 800m menuju hotel yang kami pesan. Kali ini kami menginap di Independent hotel di Taksim. Ratenya 575ribu/malam sekamar berdua. Kalau di Istanbul ada 2 area popular untuk menginap, Sultan ahmed dan Taksim. Sultanahmed berada di Istanbul bagian Eropa dan Taksim berada di Istanbul bagian Asia. Kalo pengen wisata klasik, pengen jalan kaki ke Blue Mosque, Topkapi Sarayi, Hagia Sophia Gulhane park, Grand Bazaar, spice Bazaar, shalat shubuh di masjid-masjid itu dan menikmati keheningan pagi bisa nginap di area Sultanahmed. Kalo pengen suasana keramaian, nongkrong sampai pagi, banyak tempat makan bisa di area Taksim.

Istiklal Street yang menjadi area paling popular di Taksim hanya sekitar 50meter. Taksim square sekitar 100meter dari hotel. Kalo mau nyoba naik trem jadul, yang katanya salah satu yang tertua di dunia ada di jalan ini. Kawasan ini terkenal sebagai shopping street. Jalan ini panjangnya 1,5 kilometer ini diwarnai bangunan-bangunan lama dengan arsitektur khas Ottoman di sebelah kanan dan kiri jalan. Jalan ini jadi jalan tersibuk sepanjang hari karena ramai wisatawan datang kesini.  Ada cokelat, roti, pakaian, buku, musik, bioskop, kafe, restotan, klub malam, galeri seni, dan masih banyak lagi.  Jalanan yang panjang ini berakhir di Taksim Square, sebuah tempat yang menjadi jantung kota Istanbul.

Bulan April, Istanbul masih sangat dingin, gak bisa kita keluar jalan tanpa pakai jaket atau coat yang hangat. Saya menyusun rute jalan kaki, tujuannya ke tempat-tempat yang belum kami kunjungi sebelumnya..

IMG-20230407-WA0172

French street: Ini merupakan jalan dibelakang jalan istiklal. Merupakan suatu area tempat nongkrong di cafe dengan suasana Prancis. Kita gak merasakan vibes disini karena datangnya pagi hari, pada belum buka.

Galata Tower: Galata Tower merupakan salah satu landmark yang menawarkan pemandangan Istanbul dari atas. Tiketnya yang cukup mahal 350TL membuat kami urung naik toh pemandangan toh pemandangan istanbul bisa didapat dari Topkapi Palace, Suleymaniye Mosque ataupun berkeliling dengan kapal di selat Bosphorus. Jadi kami hanya berfoto didepan Galata Tower.

IMG-20230407-WA0125

Umbrella street: Ini berlokasi sekitar 10 menit dari Galata Tower. Sama juga, gak merasakan vibes tempat ini karena cafe yang ada disekitar sini belum pada buka.

Galata Bridge: senang banget berjalan melintasi jembatan ini. Dikiri kanan banyak orang melakukan aktivitas mancing, trus dibawah jembatan ini banyak sekali restoran seafood. Mau berfoto dari manapun, suasananya indah.

Kita mampir di Spice Bazaar untuk membeli oleh-oleh khas Turki seperti turkish delight dan baklava. Saya lebih suka nyari oleh-oleh disini ketimbang di Grand Bazaar. Setelah itu meneruskan perjalanan ke Sulemaniye Mosque.

Suleymaniye Mosque, dari mesjid ini kita bisa melihat Istanbul dari atas dan juga pemandangan ke selat Bosphorus. Wajib kesini kalo ke Istanbul.

Dari sini kita langsung pulang istirahat di hotel. Menjelang buka puasa, barulah kami ke Anas Chicken yang ada di gang kecil di Jalan Istiklal. Anas chicken ini semacam fast food khas Turki. Kita tau anas chicken ini waktu kunjungan di tahun 2020. Pas nyari di google Anas chicken juga ada di Istiklal Street tanpa pikir panjang makannya disini saja, bahkan 2 hari berturut-turut. Padahal tuh di Taksim Area ada sekitar 3 kedai makanan khas Indonesia, gak sempat dicoba.

Keesokan harinya kami ke Istana Dolmabahce masih berjalan kaki tapi lumayan jauh. Istana ini pasti kita liat kalo kita ambil tour di selat Bosphorus. Di area tamannya tampak banyak bunga tulip yang lagi bermekaran. Dari luar kan cakep banget ya, tapi ternyata pas masuk dalamnya biasa aja, tidak terlalu mewah dan juga perabot/karpetnya sudah lusuh. Yang keliatan mewah adalah di bagian akhir yaitu di ballroom. Ini kalo mau dibandingkan dengan  Istana Versailles, Prancis ya. Katanya sih ide pembuatan istana ini muncul setelah Sultan melakukan kunjungan ke istana Versailles. Istana ini menjadi tempat kediaman Sultan setelah pindah dari Istana Topkapi dan masih dipergunakan oleh Mustafa Kemal Ataturk presiden pertama Republik Turki sampai wafat tahun 1938 dan kemudian istana ini menjadi museum di tahun 1984. Menurut saya gak worth it kesini dengan harga tiket sekitar 350TL/orang atau sekitar 250ribu.

Pas balik Dolmabahce kita nyoba underground funicular train yaitu kereta bawah tanah yang jalannya miring dari perbukitan berjalan naik dari Kabatas ke Taksim, kita masih nyari oleh-oleh di supermarket lokal seperti coklat, juga dapat kopi starbucks sachetan. Sempat masuk salah satu mall tapi lupa itu Istanbul Cevahir Mall abis itu lanjut shopping terakhir di Istiklal Street.

Menuju ke Bandara Istanbul kita mencoba naik metro. Jalur metro ke Bandara ini baru beroperasi sejak Januari 2023. Dari taksim square ke bandara Istanbul naik metro 3x nyambung, naik M2 turun di Sisli lanjut M7 turun di Kagithane dan lanjut M11 turun di bandara Istanbul. Saya Gak apa-apa nyambung asal gak perlu keluar dari stasiun Metro. Dari M7 itu kita harus keluar stasiun trus menyeberang menuju stasiun M11. Dan petunjuk arahnya gak jelas bagi first timer. Kami harus bertanya 2x karena petunjuk di google map kurang akurat dan berjalan sekitar 300m.  Mungkin karena baru ya, makanya antar stasiun belum terintegrasi. Mudah-mudah segera terintegrasi sehingga lebih nyaman. Kalo perbandingan harga antara naik metro dan bus havaist, metro total sekitar 40TL dan havaist 90TL.

tuliphagia

tulipbluemosque

 

 

 

 

 

Leave a comment