Umrah dengan visa transit

WhatsApp Image 2023-07-30 at 08.49.11

Arab Saudi merubah kebijakan visa transit yang tadinya hanya 1 hari menjadi 4 hari sejak Februari 2023. Dan bisa dimanfaatkan untuk berumrah. Kabar ini tentu saja menggiurkan untuk dicoba. Selama ini kan kalo mau umrah harus mengajukan visa khusus umrah via travel di Indonesia.

Untuk mendapatkan visa transit ini syaratnya adalah beli tiket pesawat Saudia Airlines atau Flynas tujuan mana saja dan pilih yang transit di jeddah sampai 4 hari.

Tiket saudia Jakarta-Istanbul saya beli 1 bulan sebelum keberangkatan seharga 8.4juta. Beli langsung di website. Visa transit di apply bersamaan tiket. Visanya gratis yang dibayar adalah visa insurance sebanyak 400ribu jadi total yang saya bayar 8.8juta.

Saya pilih transit jeddah 4 hari di penerbangan Jakarta-Istanbul. Pulangnya cuma transit 3jam (tanpa keluar bandara). Tadinya saya pikir bisa tuh memanfaatkan secara maksimal, pergi transit 4 hari dan pulang transit 4 hari juga, tapi ternyata gak bisa. Visa transit hanya boleh apply 1x dalam 1 kode booking. Ini berdasarkan pengalaman adik saya yang juga nyoba umrah pakai visa transit setelah saya pulang.

Rincian tiket saya sebagai berikut:

Tgl 30 Maret Terbang dari Jakarta ke Jeddah

Tgl 03 April Jeddah-Istanbul

Tgl 9April Istanbul-Jeddah (transit 6jam)-Jakarta tiba tanggal 10April.

Visa dikirim ke email dihari yang sama saat tiket issued.

Untuk umrah permit bisa diajukan melalui aplikasi Nusuk. No visa harus dimasukkan saat login. Umrah permit adalah bookingan jadwal umrah yang diinginkan. Jadi sekarang sdh gak bisa seenaknya mau umrah. Harus booking melalui aplikasi Nusuk. Kalo gak salah hanya bisa 1x umrah per 10hari CMIIW.

Saya sempat kuatir, karena jadwal umrah ramadhan di aplikasi tersebut belum bisa dibooking. Yang bisa dibooking cuma umrah sampai tgl 22 maret saja. Sempat kepikiran untuk rubah jadwal tiket pesawat, kuatir tiba disana malah gak bisa umrah. Tapi sekitar sekitar tgl 8 Maret jadwal ramadhan sudah dibuka. Alhamdulillah aman. Jadinya kita booking jadwal umrah tgl 1April antisipasi kalo pesawat delay dan sebagainya. Niatnya kalo lancar semuanya baru mau tukar jadwal ke tgl 31Maret. Tapi tukar jadwal batal karena ternyata harus dilakukan H-1.

Baru setelah itu booking hotel. Pengennya sih mau nyoba nginap hotel bintang 5 yang sisa ngesot ke Masjidil Haram. Namun harga hotel menggila di bulan Ramadhan, Pullman, Jabal Omar dan sejenisnya itu 8jutaan/malam. Yang radius 1km sekitar 4jutaan/malam. Sepertinya harus booking jauh-jauh hari ditambah hotel-hotel yang dekat-dekat itu sudah kerjasama dengan travel umrah seluruh dunia. Karena itu saya nyari saja hotel murah tapi reviewnya bagus. Dekat dengan bus gratis yang ngangkut jamaah ke Masjidil Haram. Saya pilih hotel Kinan Al azizia. Saya booking di Kinan selama 4malam tgl 30-3apr total harga 2.5juta. Ini dalam 3 kode booking. Gara-garanya yang pertama saya booking adalah tanggal 1-3April (2malam) trus booking lagi tanggal 31-1April. Karena saya mau mastiin dulu complimentary free hotel 1 malam dari Saudia Airlines di Jeddah, tapi setelah dicek saya dapat vouchernya untuk tanggal 31Maret (sesuai jadwal kedatangan di Jeddah tiba tanggal 31Maret jam 00.30). Itu berarti sy harus nunggu check in hotel di Jeddah tgl 31 sore trus check out tgl 1April. Gak pas jadwalnya. Daripada rugi waktu mending langsung ke Makkah. Jadilah saya booking lagi  hotel Kinan tanggal 31 Maret check out tanggal 1. Trus ternyata disana itu check in rata-rata hotel dimulai jam 4 sore. Lama kan nunggunya. Rencana awal adalah begitu mendarat menuju hotel KInan, lalu titip koper di resepsionis trus mencoba umrah dan menghabiskan waktu di masjidil haram sampai tiba waktu check in. Tapi setelah dipikir-pikir kami harus jaga kondisi tubuh jangan sampai ngedrop. Jadilah saya booking lagi hotel untuk tanggal 30April. Kamar yang kami pesan juga berbeda tipe ada yang sekamar bertiga ada yang sekamar berempat. Di luar ramadhan, harga kamar hotel Kinan sekitar 250ribu/malam sekamar berempat.

Proses check in di bandara Soekarno Hatta, minta ditunjukkan print visa transit. Lancar. Kami sebenarnya gak pengen bagasi karena sudah prepare cuma bawa 1koper 20inch plus 1 ransel. Biar gak perlu lagi ada waktu untuk nunggu bagasi dan  bisa bergegas ke stasiun kereta Jeddah Makkah. Namun kata petugasnya bagasi kabin max 7kg jadi koper harus di checked in.

Di imigrasi, petugasnya sedikit bingung melihat jenis visa kita dan kita diajak untuk ketemu supervisornya. Kami menunggu sebentar sekitar 10 menit, lalu tanpa ditanya tanya paspor kami dikembalikan lalu dicap. Supervisornya cuman komentar, kalo ada visa schengen juga bisa tuh umrah. Saya bilang iya pak tapi visa schengennya harus valid (masih berlaku).

Pesawat delay 1jam. Saat udah boarding baru saya berani pesan online tiket kereta cepat jam 03.35. Ini kereta terakhir yg ke jeddah baru nanti ada lagi jam 8pagi. Ada bus gratis dari bandara ke makkah tapi hanya ada jam 10pagi-10malam. Harga tiket kereta ada yg economy69sar ada yang vip109sar. Sy pilih economy.

Miqat (tanda untuk mulai proses umrah) sesaat sebelum mendarat. Informasi mengenai waktu miqat dan mulai miqat diumumkan di dalam pesawat. Yang pria mulai siap-siap mengenakan pakaian ihram bagi yang akan langsung berumrah.

Pesawat tiba jam 2.10 di terminal 1 padahal harusnya kan kalo tepat waktu jam 00.30. Kami setengah berlari menuju antrian imigrasi untuk menghindari antrian panjang karena banyak banget jamaah umrah. Soalnya kami belum punya bayangan sejauh apa stasiun kereta dari pintu kedatangan. Biasanya kan jamaah umrah travel saling tunggu tungguan tuh untuk memberikan kesempatan juga buang air.

Petugas imigrasi Arab Saudi ternyata belum familiar dengan kebijakan visa transit, jadi manggil supervisornya. Saya memperlihatkan tiket pulang pergi dan visa transit. Aman. Bagasi juga cepat keluarnya.

Platform kereta cepat ternyata gak jauh dari pintu kedatangan sekitar 50m. Keliatan dari pintu kedatangan. Jadi sejak turun pesawat sampai di ruang tunggu kereta cepat sekitar 25menitan. Alhamdulillah, bahkan kami masih diminta menunggu sampai diperbolehkan turun ke platform kereta kurang lebih sekitar 30menit. Perjalanan jeddah-makkah 50menit.

Tiba di Makkah station, niat mau naik taxi online pakai aplikasi Careem, cuman agak bingung nentuin titik awalnya dimana dan titik akhir takut salah. Nyari hotel kinan al azizia adanya hotel kenan, trus banyak hotel tulisannya pakai tulisan bahasa arab. Saya ngulik aplikasi sambil jalan keluar ngikutin orang-orang. Ternyata mereka pada naik bis 7A gratis sampai Masjidil Haram. Jadilah kita naik itu. Begitu turun, kita bingung lagi, secara stasiunnya tidak benar-benar dekat dengan masjidil haram dalam artian menara zamzam tower gak keliatan dari situ. Kami berjalan menuju jalan raya. Di dekat situ ada masjid, dan orang-orang sudah pada bersiap-siap shalat subuh.  Banyak taxi mampir menawarkan jasanya. Saya lalu mencoba menawar taxi sampai ke hotel. Rata-rata buka harga 40-50sar. Saya sambil nunjukin harga yang saya mau, tapi rata-rata menolak. Sampai akhirnya ada yang mau 20SAR, setelah proses tawar menawar dengan sekitar 10 taxi hehehe. Taxi di jam normal ratenya sekitar 15SAR.

WhatsApp Image 2023-07-30 at 08.49.12 (1)
Tiba di hotel jam 5pagi, saya minta agar kami tidak perlu pindah-pindah kamar akibat booking 3x. Dan boleh. Kami langsung masuk kamar dan istirahat. Jam 10.30 kita ke Masjidil Haram. Niatnya mau naik bus no8 (gratis) yang bus stopnya no 153 sekitar 50m dr hotel. Tapi ternyata bus no 8 stop operasi entah karena ramadhan atau karena lagi ada pembangunan kawasan Masjidil Haram. Ada juga bus no 4 tapi bus stopnya di no 152. Busnya full-full jadi gak mungkin mampir lagi. Jadinya kita nawar taxi. Karena hari itu hari Jumat, jadinya taxi jual mahal dan 1 taxi bisa sharing orang. Pada saat menunggu, kami kenalan sama jamaah umrah asal Indonesia. Ada yang solo traveler dan ada juga yang umrah bertiga. Yang umrah bertiga cerita semalam mereka bayar taxi sampai 200SAR untuk sampai ke hotel dari Masjidil Haram. Mereka kemudian pergi naik taxi dengan sharing berempat. Kami akhirnya juga dapat taxi. Kami bayar 40SAR sampai ke Masjid. Suasana sangat crowded, orang-orang udah pada gelar sajadah bahkan di jalur jalan sehingga jalanan semakin mengecil dan berhimpitan. Saya memutuskan balik arah tapi kami pindah ke jalur yang sepertinya padat tapi aksesnya masih enak untuk jalan. Ternyata itu jalur yang benar bagi yang mau berumrah. Hanya cowok yg pakaian ihram yang diperbolehkan masuk. Wanita dari pakaiannya gak ketahuan kalo akan umrah atau tidak. Beda yang cowok ada pakaian ihram khusus.  Sampai kami bisa ke masuk tawaf di lantai 1 tanpa harus menunjukkan umrah permit di hp. Alhamdulillah bisa shalat Jumat dulu kemudian memulai proses umrah. Umrah selesai di hari itu juga padahal sebenarnya umrah permit kita untuk keesokan harinya. Setelah sai kami lalu mengexplore area sai sampai ke lantai paling atas. Makin tinggi, area sai makin sepi. Kalo mau sai mending di area agak diatas. Sekitar jam 5 sudah mulai banyak sedekah kurma, lumayan buat buka puasa. Kami berbuka cukup dengan kurma dan air zamzam. Sambil menunggu waktu isya dan shalat tarawih kami berjalan mengexplore area mataf dan sekitarnya. Kami shalat tarawih di area paling atas yang sebenarnya belum selesai pengerjaan, sebagian masih belum berlantai, masih rabat beton.
Shalat tarawihnya kirain 20rakaat tapi ternyata hanya 10 rakaat.

Pulangnya kami mau coba ambil taxi di area depan sekitar hotel Jabar Omar. Sambil menunggu tidak terlalu crowded karena banyaknya jamaah yang juga nunggu taxi,  kami mampir dulu makan di foodcourt yang ada di Jabal Omar. Foodcourt masih sangat ramai di sekitar jam 12 malam. Kita juga take away untuk sahur kita. Ternyata masih crowded dan kami gak berhasil dapat taxi. Dapat driver tapi cancel, dapat driver tapi mobilnya tidak bergerak. Kami lalu pindah lokasi di sekitar anjum hotel. Dapat driver tapi katanya macet banget. Duh gimana mau pulang nih. udah 2 jam upaya cari taxi gak dapat. Tetiba ada orang Indonesia yang sedang membantu mengambilkan dan menawar taxi untuk orangtua dari negara lain, dia minta tolong dibacakan alamat dari kartunama karena tulisannya kecil-kecil. Setelah orang tua itu berlalu dengan taxinya, dia juga nanya-nanya kita, trus kami ditawarkan ikut dia saja, tapi ambil mobil dulu. Mau nolak, tapi saya juga gak punya solusi yang lebih baik. Ya udah bismillah saja, kami berjalan yang ternyata jalan itu ketemu dengan terminal tempat turun bus 7A tadi dari Makkah Station. Masjidil haram sekitar15menit jalan kaki dari stasiun itu. Tadinya mau naik bus no berapa gitu di terminal bus itu tapi yang ngantri banyak. Jadi pak Musafar menawar taxi lalu kita naik taxi itu. Tujuan taxi itu ke tempat parkir dimana pak Musafar parkir mobilnya. Dari situ kami lalu diantar ke hotel. Alhamdulillah, orang baik. Pak musafar itu sudah mukim di Mekkah sudah beberapa tahun, nah tadi itu dia katanya umrah menemani pak Kedubes Turki. Thanks ya pak.

Ternyata hotel Kinan juga menyediakan bus khusus hotel, tapi jalan hanya menjelang jadwal shalat tiba. Kami lalu memanfaatkan bus tadi, yang bingung saat pulang. Karena banyak sekali bus hotel di terminal, bingung bagaimana mengenalinya sampai kami menyusuri satu-satu. Baru setelah bertanya sama petugas, ternyata bus itu dikelompokkan berdasarkan daerah, misal Alaziziah dan ditunjukkan tempatnya. Eh pas ketemu busnya kita liat baru jalan. Jadi kami mencoba naik bus no 4 yang terminalnya berada disebelah terminal bus hotel. Busnya gratis, kita turun di halte sekitar 500m dari hotel.

Setelah itu kami sudah tidak ada masalah transportasi. Udah ngerti jalurnya. Yah namanya pertamakali kan, trial n error saja.

Sayangnya terminal bus di sekitar Masjidil Haram tidak berada di satu tempat melainkan tersebar, sehingga kita harus memastikan jangan sampai salah arah.

Karena hotel jauh, jadi kami itu setiap harinya start jam 11 pagi dan tinggal sampai selesai tarawih. Di hari terakhir saja kami shalat subuh di Masjidil Haram. Jadi banyak kesempatan mengexplore Haram, berpindah-pindah tempat shalat di dalam haram.

Kita juga sempat mencoba 1x itikaf. Sebenarnya belum waktu itikaf, masih awal Ramadhan. Tapi pengen nyoba semalaman berada di Masjidil Haram. Belum nyaman sih, banyak diusir sama petugas. Utamanya di area berkarpet. Duduk aja gak boleh apalagi tidur. Setelah berpindah-pindah tempat, kami menunggu waktu shalat subuh di area non karpet gak jauh dari mataf.

Alhamdulillah dalam 4 hari ini, kami bisa tawaf umrah 1x dan tawaf sunnah 2x tanpa harus menunjukkan umrah permit. Tipsnya masuk dr gate 79.

Untuk makan iftar dan sahur, selain di food court di jabal omar, kita juga mencoba food court yang ada di zamzam tower. Albaik juga ada dekat hotel kinan. Resto turki persis sebelah hotel kinan. Semuanya sampai tengah malam masih buka.

Untuk pengeluaran biaya disana, kami cuma punya cash 300SAR untuk dipakai berdua hasil tukar uang di bandara Soekarno Hatta terminal 3. 1 SAR= IDR4000. Selebihnya kita pakai kartu debit/credit. Itu pun duit cashnya masih tersisa sekitar 125SAR yang akhirnya kami habiskan dengan membeli oleh-oleh di bandara King Abdul Azis.

Check out dari hotel Kinan, kita ke Makkah Station pakai taxi dari aplikasi Careem. Sepertinya kalo bukan menjelang jam shalat, baru bisa memanfaatkan aplikasi ini. Dapat taxi mobil fortuner harga 30SAR. Harga tiket kereta Makkah-Jeddah 34SAR, mungkin harga tiket kemarin Jeddah-Makkah 69SAR itu harga di malam hari. Jadi total harga tiket Jeddah-Makkah-Jeddah 101 SAR.

Dan kami pun lanjut ke Istanbul.

Leave a comment