50

World Map

Banyak yang kepingin tau saya sudah kemana saja dan sudah berapa negara yang dikunjungi. Saya pikir sudah lebih 50 negara ternyata belum. Baru touchdown ke 45 negara. Itu berarti masih ada 150 negara lagi yang menanti untuk di kunjungi. Mudah-mudahan panjang umur, diberikan kesehatan prima dan gak terlalu ngotot juga harus dikunjungi semuanya. Sedapatnya ajalah.

Negara-negara yang sudah dikunjungi yaitu:

  1. Indonesia
  2. Singapore
  3. Malaysia: Kuala Lumpur, Penang, Johor, Malaka
  4. South Korea: Seoul dan Jeju
  5. China: Beijing, Xian, Hongkong, Macau
  6. Myanmar: Yangoon dan Bagan
  7. Cambodia: Siem Reap, Phnom Penh
  8. Philippines: Manila
  9. Thailand: Bangkok, Phuket
  10. Vietnam: Hanoi, Ho Chi Minh
  11. India: New Delhi, Agra, Jaipur
  12. Japan: Osaka, Kyoto, Tokyo
  13. Taiwan: Taipei
  14. Saudi Arabia: Jeddah, Makkah, Madinah
  15. Oman: Muscat
  16. Turkey: Istanbul, Bursa
  17. Georgia: Tbilisi, Kazbegi
  18. Estonia: Tallin
  19. Kroasia: Zagreb
  20. Poland: Warsaw
  21. Spain: Barcelona
  22. Greece, Athena, Santorini
  23. San Marino
  24. Vatikan
  25. Italy: Rome, Florence, Pisa, Bologna, Venice, Milan
  26. Germany: Berlin
  27. The Netherlands: Amsterdam, roermond
  28. French: Paris
  29. Hungary: Budapest
  30. Chech: Praha
  31. Slovenia: Lljubjana
  32. Slovakia: Bratislava
  33. Austria: Vienna, Hallstatt
  34. Swiss: Luzern
  35. Luxembourg: Luxembourg
  36. Belgium: Brussel
  37. Denmark: Copenhagen
  38. Finland: Helsinki
  39. Sweden: Stockholm
  40. Norway: Oslo
  41. Russia: Moscow, St Petersburg
  42. UK: London, Manchester, Liverpool
  43. Scotland: Edinburgh
  44. USA: LA, San Francisco, Las Vegas, Utah
  45. Australia: Sidney, Melbourne, Perth
  46. Jordan
  47. Uni Emirat Arab.

Update 2024, touchdown 50, yeayyyy

48. Laos: Vientiane, Luang Prabang, Van Vieng

49. Morocco: Marrakech, Casablanca, Rabat

50. Tunisia: Tunis, Sousse

Pertama kali ke luar negeri tahun 2007 pake travel agent, traveling bareng dengan teman sekantor ke Singapore dan Malaysia. Udah direncanain jauh-jauh hari, H-3 mamaku meninggal. Tetap berangkat karena disupport sama saudara-saudara dan juga karena pertimbangan udah nambah biaya sendiri untuk ngajak suami dan anak pertama.

Pertama kali backpacking tahun 2009 ke Kualalumpur, Hongkong, Macau. Terinspirasi dari e-book ke tempat tujuan yang sama, mengikuti step by step dengan sedikit modifikasi. Traveling bareng suami dan anak-anak serta adik perempuan.

Pertama kali ke Eropa tahun 2012. Berdua saja kurang lebih sekitar 16 hari, waktu itu rutenya dan waktu tinggalnya masih wajar, di satu kota minimal 2 hari nginap bahkan ada yang 3 hari. Awal-awal excited banget ngeliat bangunan kuno khas eropa. Cuman entah mengapa setelah 10 harian disana jadi agak eneg. Dan gak terlalu banyak ngambil foto. Mungkin kelamaan kali ya. Yang berkesan dari trip ini, kita dititipin koper dari Jakarta dari seseorang yang kami kenal via mailing list. Dia nyari orang yang bisa dititipi koper yang berisi barang-barang keperluan pameran di Budapest. Untungnya berakhir happy ending dan amanah. Saya bawain kopernya, sebagai ucapan terimakasihnya dia nawarin nginap di flatnya selama 2 malam kami di Budapest.  Trus kita juga sempat bantuin persiapan pameran di Kedubes RI yang ada di Budapest, bahkan sempat bantu melayani pesanan jus di gerai minuman.

Setelah trip ini, jadi makin pede kemana aja, no limit. Terhitung ada 4x ke Eropa plus 1x ke UK. Visa 3x apply di kedutaan Belanda dan 1x di Kedutaan Prancis.

Pertama kali mencoba menyewa mobil saat di Perth tahun 2014. Nyewa van buat bertujuh buat ke luarkota seharian. Tapi bukan saya yang nyetir karena SIM waktu itu gak punya. Pertama kali nyetir sendiri saat di Muscat tahun 2017. Waktu itu transit 1 harian yang kita gunakan untuk berkeliling kota Muscat, nyewa Fortuner buat bertujuh. Traveling roadtrip terlama saya adalah saat di Eropa, nyewa mobil Peugeot 308 buat berlima selama 8 hari. Yang nyetir pak suami. Ngambil mobil di bandara Charles de Gaulle Paris, berkeliling ke Amsterdam, Berlin, Ceko, Austria, slovenia, Kroasia, Luxembourg dan balikin mobil di bandara Charles de Gaulle lagi. Total sekitar 4000km.

Mulai bawa anak traveling saat berumur 40 hari, sebelum habis cuti melahirkan, berlima sekeluarga ke 3 kota di India. Selama disana kita nyewa mobil dengan driver. Alhamdulillah aman. Sejauh ini no drama-drama kalo bawa anak-anak. Tidur di bandara pun gak masalah buat mereka.

Pengalaman 4x tidur di bandara yaitu di bandara Osaka, bandara Seoul, bandara Kuala Lumpur dan bandara Athena. 3 yang pertama itu bareng anak-anak.

Pernah batal ke Hawai, udah beli tiket buat bertiga (saya dan anak-anak), dapat tiket KL-Hawai cuman 3 juta pp.  Tapi ternyata diberi anugrah kehamilan yang gak memungkinkan lagi untuk bepergian kesana. Saat ke Hawai, umur kehamilan sudah 8 bulan dan udah nyoba dua dokter kandungan untuk minta surat izin, gak ada yang mau ngasih. Untungnya tiket itu bisa direfund karena alasan kehamilan walaupun baliknya cuma 30%.

Pernah ngajuin visa Australia tapi ditolak. Saat itu emang lagi cupu banget mengurus visa sendiri, pengalaman traveling belum banyak, duit di rekening seadanya jadi kurang meyakinkan. Padahal udah punya tiket KL-Melbourne pp.

Pernah juga ketinggalan pesawat Jakarta- Amsterdam by KLM, gegara pesawat dari Manado ke Jakarta delay. Alhasil beli tiket baru lagi Garuda Indonesia one way padahal duit pas-pasan. Hanya karena itu trip kami yang pertama ke Eropa, saya udah nyuruh adik saya tetap terbang duluan ke Amsterdam dan udah komit akan nyusul apapun yang terjadi.

Pernah juga pesawat dibatalkan San Fransisco-Las Vegas, trus diminta untuk pesan sendiri pesawat pengganti, dan mengajukan klaim reimbursement ke maskapai itu. Terimanya dalam bentuk cheque luar negeri yang panjang kali lebar juga ngurusnya di Indonesia. Ujung-ujungnya saya minta ditransfer saja duitnya.

Pernah juga pesawat pulang dari London ke Jakarta dibatalkan, kita diinapkan semalam, diberi voucher makan, dicarikan tiket pengganti ke maskapai Garuda Indonesia, trus setelah saya urus saya dapat kompensasi transfer dana sekitar 8.6juta/orang. Padahal tiket Jakarta-London pp harganya 6.2juta.

Pernah juga gaya koboy, gak ambil penginapan sama sekali saat di Myanmar, kita tidur di bus selama 2 malam. Tiba pagi di Yangon, explore Yangon, malamnya naik bus ke Bagan. Tiba Bagan pagi explore Bagan, malamnya naik bus balik lagi ke Yangon. dan setelah itu langsung pulang via KL ke Jakarta.

Pernah 3x ketinggalan paspor di saat akan traveling dan saat sedang traveling tapi alhamdulillah ketemu. Di Singapore, udah nyampai hostel baru nyadar ketinggalan dan ketinggalannya itu saat pemeriksaan imigrasi Singapore (masuk dari Batam). Di Osaka, baru nyadar ketinggalan jam 1malam saat lagi nongkrong di cafe sendirian, nungguin kereta jam 5 pagi untuk ke bandara pesawat jam 7 pagi. Dan ketinggalannya di Kyoto, terpaksa naik taxi ke Kyoto 70km dari Osaka dan numpang tidur di kantor polisi sampai kereta pertama ke Osaka mulai beroperasi jam 5 pagi. Ketinggalan paspor yang ketiga, paspornya ada di Palopo sementara saya sudah di Makassar mau terbang siang itu. Untung saja paspor masih bisa diterbangkan dari Palopo ke Makassar dan untung saja pesawat Makassar-KL delay sejam, jadi masih rejeki saya untuk tetap berangkat ke KL. Waktu itu dari KL mau lanjut lagi ke Siem Reap.

Belum pernah beli Shinkansen (Japan train) dan Eurailpass (train antar kota Eropa), karena belum masuk dalam budget saya.

Belum pernah klaim travel insurance. Pernah mencoba tapi klaim ditolak sewaktu ada pembatalan pesawat.

Why traveling?

Time will flies, but memories lasts forever.

Leave a comment