EASYJET AIRLINES

Day 4

Easyjet merupakan maskapai budget airlines berbasis UK, menghubungkan berbagai kota Inggris Raya dan berbagai kota di negara Eropa. Mengingatkan pada Airasia pada awal masuk di Indonesia, dimana gak ada nomor kursi. Semua orang harus bergegas untuk mendapatkan posisi kursi yang diingini.

Harganya yang kurang lebih sama dengan harga tiket kereta, membuat saya memilih terbang dengan lama penerbangan hanya 1jam 10 menit dari Amsterdam ke Prague. Naik kereta dengan duduk semalaman kurang lebih 14 jam tidak direkomendasikan oleh http://www.seat61.com. yang disarankan adalah membeli tiket dengan couchette, kompartemen dengan tempat tidur yang hanya pas seukuran badan. Harga tiket dengan couchette ini sudah diatas harga tiket pesawat. Sebenarnya ada kesempatan beli 1 gratis 1 pada tanggal 2 mei, tapi terlewat karena lupa.

Bagasi easyjet dibeli terpisah, 11 euro untuk ukuran max 20 kg. Easyjet sudah mewanti wanti bahwa bagasi kabin hanya maksimal 1 piece, termasuk tas tangan, laptop dan kantong plastik. Contoh kalau punya ransel besar dan ransel harian yang lebih kecil, ransel kecil itu harus dimasukkan dan ke dalam ransel besar. Ukuran bagasi kabin sudah ditentukan, di bandara di depan counter check in ada tempat untuk mencocokkan bagasi sesuai dengan ukuran atau tidak. Tadinya kami tidak membeli bagasi, namun berhubung ada titipan tas dari teman indobackpacker yang tinggal di budapest, sy membeli bagasi. Entah saya salah mengerti tentang ketentuan bagasi pada saat googling, ternyata voucher bagasi itu hanya berlaku untuk 1 piece max 20 kg, gak bisa 2 pieces digabung meski beratnya kurang dari 20 kg.

Petugas check in meminta agar kami menambah biaya 30 euro untuk tambahan bagasi. Ogah. Isi tas itu tidak cukup berharga untuk dikenakan biaya 30 euro. Mending kami memindahkan isi yang penting meski ransel kami pun sudah penuh. Kami bertahan untuk tidak membeli bagasi. Petugas check in mengingatkan agar ukuran tas bagasi kabin jangan melebihi ukuran yang ditetapkan, jika ketahuan berlebih akan dikenakan biaya bagasi 50 euro di gate keberangkatan.

So, kami mencari tempat sepi untuk mengatur barang barang kembali, sebagian baju sy keluarkan dan memakainya berdouble double. Saya memakai 3 baju kaos, 1 cardigan, 1 jaket, 1 pashmina kain, 2 pashmina kaos, jilbab ninja dan topi jilbab. Berat dan panas, jadinya penampilanku gak keruan bentuknya. Di dalam kantong jaket, saya jejalkan barang barang kecil sampai semuat muatnya. Isi tas batik yang gak jadi dibagasikan adalah makanan, snack dan barang kecil yang udah gak muat di ransel kami. Kami memutuskan tas batik itu dibuang beserta barang yang gak terlalu penting, mie gelas, sendal, handuk, snack, jeruk dan lain lain. Sayang juga sih dibuang, tapi apa boleh buat. Barang yang tidak dibuang kami jejalkan ke dalam ransel. Setelah selesai mempack ulang, kami mengukur kembali ransel tersebut.

ransel yang selalu lolos masuk ke pesawat wizz air dan easyjet, sementara ranselku akhirnya saya bagasikan pada penerbangan berikutnya dari pada dagdigdug melulu

ransel yang selalu lolos masuk ke pesawat wizz air dan easyjet, sementara ranselku akhirnya saya bagasikan pada penerbangan berikutnya dari pada dagdigdug melulu

penampilan yang gak karuan gara-gara dobel baju

penampilan yang gak karuan gara-gara dobel baju

Pada saat kami tinggalkan tas batik di dekat tempat sampah, ada seorang bapak penasaran dengan tas itu. Setelah memastikan tas itu memang dibuang, dia balik lagi mengambilnya dan memeriksanya. Saya hanya melihat sejauh itu, tidak jelas apakah beneran diambil atau tidak. Bapak itu juga membawa koper pertanda dia juga bepergian in or out dari bandara itu, jadi bukan pemulung.

Tidak ada pemeriksaan passport lagi, tapi barang barang bawaan di periksa dengan sangat ketat. Gak ada kursi tunggu di dalam ruang tunggu easyjet, jadi kami hanya berdiri. Tas ransel kami aman melewati pemeriksaan boarding pass. Syukurlah. Pesawat sedikit delay 30 menit, begitu gate dibuka, kami segera berlarian dan memilih naik dari tangga belakang.

tas yang saya bawa: backpack beroda, tapi gak pernah digendong

tas yang saya bawa: backpack beroda, tapi gak pernah digendong

Apa yang saya coba katakan pada cerita ini adalah betapa kami berusaha mengatur perjalanan kami sehemat mungkin dengan isi ransel yang terbatas dan dengan kemampuan untuk memanggul ransel yang terbatas pula dan dengan mobilitas yang tinggi pula. Jadi jangan mengharapkan kami membawa oleh oleh yang makan tempat, makan biaya dan merepotkan!!!!! We just want to enjoy our trip in our way.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s