Dalam satu kesempatan dimana lagi malas berangkat ke Makassar untuk kuliah, saya tetap dipaksa sama anak-anak untuk punya rencana jalan di Sabtu Minggu. Padahal pengennya istirahat di rumah saja. Pilihannya ada 2 yaitu explore bagian di Toraja yang belum dikunjungi atau ke Sorowako. Sorowako adalah kota pertambangan nikel yang dikelola oleh PT. Vale (dulu Inco). Saya punya sahabat yang tinggal di Sorowako. Hasni, begitu dihubungi langsung ngajakin main di karamba miliknya. Asikk, mending kesini sekaligus kangen-kangenan. Terakhir ketemu sekitar 10 tahun yang lalu, selebihnya update info melalui Facebook. Jarak tempuhnya lumayan juga sekitar 223km dari Palopo sekalian ngukur jalan dan ngetes ketahanan fisik nyetir mobil.
Mengenai penulisan kata Soroako dan Sorowako, Aya dan Dede sempat berdebat mana yang benar. Nyari di Google, banyakan Soroako dibanding Sorowako. Menurut Hasni, dulunya disebut Soroako dan sejak beberapa tahun belakang ini sudah berubah menjadi Sorowako. Sama halnya Manado dengan Menado, setelah tinggal disana baru tahu yang benar adalah Manado. Dan sama halnya juga Parepare dan Pare-Pare, setelah tinggal disana baru tahu juga yang benar Parepare (disambung tanpa garis penghubung).
Terhitung sudah 4 kali saya ke Sorowako sebelum perjalanan ini. Pertama, berlibur ke rumahnya Hasni pas jaman kuliah. Kedua, ngambil data untuk bahan skripsi (saya dan Hasni partner skripsi dan ngambil judul tentang Inco). Ketiga, pas Hasni menikah. Keempat, ada acara nikahan keluarga disana. Saya suka suasananya kota kecil ini, tenang dan teratur. Dulu, rumah-rumah perusahaan tampak apik berjejeran, lokasi dan warna rumah sesuai dengan level jabatan. Sekarang, kelihatannya tak terawat lagi, karena banyak yang kosong. Banyak karyawan memilih keluar dari rumah perusahaan dan membangun rumah sendiri sejak adanya perubahan kebijakan tentang perumahan karyawan PT. Vale. Hasni yang tadinya tinggal di rumah perusahaan, juga sudah tinggal di rumah sendiri.
mandi-mandi di Pantai Ide, Danau Matano