Menyusuri Pantai Losari dengan Stand Up Paddle Board

705c3b81-16b4-4a73-ad42-3f28429a6e5c

Bos besar datang ke Makassar. Disela-sela kegiatan yang sangat padat, beliau request untuk menjajal Stand Up Paddle Board di Makassar. Beliau memang penggiat olahraga yang bisa dibilang olahraga yang masih baru di Indonesia. Olahraga ini juga digemari oleh Susi Pujiastuti Menteri Kelautan. Belakangan semakin banyak selebritis dunia seperti Mark Zuckerberg, Rihanna dan lain sebagainya. Namun di Makassar belum banyak yang tau, di toko perlengkapan olahraga air  juga waktu itu belum punya bayangan mengenai olahraga ini. Stand Up Paddle (SUP) adalah olahraga mendayung sambil berdiri diatas papan surfing. Aktivitas ini melatih kekuatan, cardio, keseimbangan, dan fleksibilitas di seluruh bagian tubuh.

Kami memutuskan untuk main di Pantai Losari di sore hari. Temanya urban paddling. Pastinya keren dengan latar belakang kota Makassar.

Di awal latihan, saya jatuh bangun saat mencoba SUP. Dan gak enaknya itu, jatuhnya ke air butek. Hehehe. Tidak mudah menjaga keseimbangan diatas Paddle Board. Kemudian diajarin langsung sama  Pak Agus, bos besar. Mungkin karena diajarin langsung sama suhunya, jadi malu kalo gak bisa. Saya diajak paddling start dari Pantai Pasir Putih dekat masjid 99 kubah ke arah dekat Hotel MGH. Alhamdulillah lancar-lancar saja, diajarin beberapa teknik mendayung, berdiri dan menjaga keseimbangan. Tapi begitu sampai rumah, badan rasanya mau remuk gak karuan dan susah tidur. Saya meringis karena otot lengan dan punggung  terasa panas. Padahal besok paginya, pak Agus mau ngajak paddling ke arah Pulau Lae-lae. Saya udah mau menyerah untuk tidak ikut paddling pagi itu, tapi sayang juga kalau kesempatan belajar paddling saya lewatkan lagi. Sebelum berangkat ke pantai, saya minum mefinal biar mengurangi nyeri yang masih terasa dan alhamdulilah jadi sedikit setrong lagi. Continue reading

Advertisement

Bantuka’ kodong

“Maaf bu, sudah closing,” kata si petugas saat mau check in di bandara. Waktu menunjukkan jam 05.00 sementara jadwal terbangnya jam 05.20.

“Aduh jangan begitu dong pak, tolonglah.” kata saya.

“Bicara sama manager saja bu di customer service”, kata si dia lagi.

Seketika saya agak reaktif (baca: panik). Di Customer Service belum ada orang yang tampak.

Saya balik lagi ke petugas yang tadi. “Pak, gak ada orang disana”.

Tak lama managernya keluar dan saya langsung minta tolong.

“Pak, bantuka kodong. Saya ini berlima.” Kata bantuka kodong trus saya ulang-ulang.

Si manager dengan baik hati langsung meminta petugas untuk melayani. Alhamdulillah. Ternyata masih rejeki. Saya hitung ada sekitar 5 orang lain yang juga ditolak check in. Yang pada akhirnya semuanya bisa berangkat.

Kodong itu bahasa makassar yang artinya kesian atau penekanan untuk gestur untuk memelas. Bantuka’ kodong berarti kasihan tolong saya atau bahasa lainnya i’m begging you plisss.

You know what, saya tuh sebenarnya paling anti kata kodong, mendengar orang lain menyebutkannya pun saya juga agak sebel. Karena kata saya sih, gak usah pake kata kodong juga kalo masih bisa dibantu ya akan dibantu.

Barusan kali ini saya seperti itu, demi menyelamatkan tiket pesawat 1 keluarga. Kami udah punya temu janji pengurusan visa Schengen sekaligus jalan jalan seputaran jakarta bandung.

Kalau ingat kejadian ini suka senyum senyum sendiri.

Graduation

Wisuda, yeay.

Akhirnya selesai juga setelah 4 tahun berkutat seputar sekolah. Kuliahnya mah enak-enak saja meski berjuang datang kuliah dari 3 tempat yang berbeda. Kuliahnya di Makassar, tapi datang kuliah dari Manado, Pare-pare dan Palopo. Tapi begitu masuk proses tesis dan bersamaan promosi kerjaan, mulailah segalanya melambat. Saya lebih memilih fokus di kerjaan dulu. Kemudian dapat teguran dari kantor kok belum upload ijazah di aplikasi SDM. Jadi saya dapat beasiswa dari kantor buat bayar uang kuliah, dan ternyata hampir bablas kontraknya lewat waktu. Saya masih minta perpanjangan waktu buat ujian. Kampus juga ngasih warning, kalo gak selesai bulan Agustus ini, tagihan SPP bakal semakin tinggi. Baru deh mulai kebut tesis.  Maret: ujian proposal, Mei: ujian hasil , dan Agustus: ujian tutup. Diluar beasiswa saya masih harus nambah penalty SPP sekitar 25juta plus biaya-biaya dalam rangka ujian. Untungnya tata usaha kampus banyak membantu, soalnya waktu terbatas untuk ngurus-ngurus. Senin-Jumat di Palopo dan praktis saya hanya bisa ketemu dosen dan ngurus tetek bengek ujian di Sabtu Minggu saja. Untuk perbaikan tesis, saya sendiri yang harus ketemu 2 dosen pembimbing dan 3 penguji. Tapi untuk distribusi undangan, cetak/jilid tesis, konsumsi, pengurusan ijin ujian tutup sampai pendaftaran wisuda,  tata usaha kampus yang bantuin. Continue reading

OUTING TO BIRA & TG. APPARALANG

Peta dari Palopo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan ke Bira, B I. R A, Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

“Bu, ada usul dari teman-teman untuk refreshing ke Bira”, kata teman di kantor.

What, serius kalian mau pergi semua?  Secara Palopo dan Bira ujung pukul ujung. Hihihi. Setelah dicek di google maps, ada jalan pintas via Bone. Jaraknya kurang lebih 390km, beda tipis dengan jarak Palopo ke Makassar. Okelah kalo begitu, rata-rata personil di kantor juga udah terbiasa bermobil ke Makassar.

Continue reading

LONG WEEKEND EDISI IMLEK

Long weekend kali ini seputaran Makassar saja. Cari buku, makan-makan, cari air terjun, makan-makan lagi, trus berakhir berenang dan nginap di hotel.

Tidak ada perencanaan khusus buat long weekend, sekedarnya saja. Mau jalan-jalan berempat yang pake terbang-terbang, terasa seperti pemborosan dan mau kemana? Malas banget pergi ke daerah yang udah pernah didatangi dan memikirkan padatnya orang di tempat-tempat wisatanya bikin tambah malas. Dan secara barusan juga pulang berumrah berempat. Kepikiran juga buat jalan bareng teman saja, tapi ngecek tiket tujuan luar yang deket-deket aja udah gak ada murahnya. Domestik sama saja, nyari info tentang Labuan Bajo, dihitung-hitung juga masih mahal dan perginya harus beramai-ramai biar sharing costnya ringan. Yah, rejekinya anak-anak, menghabiskan waktu bersama mereka saja di Makassar.  Continue reading

AIR TERJUN PARANGLOE

“There is a waterfall in every dream. Cool and crystal clear, it falls gently on the sleeper, cleansing the mind and soothing the soul.”

20160207_124410

Kali ini saya bertekad harus berhasil sampai ke air terjun yang satu ini. Pernah satu kali mencari air terjun ini, tapi gak ketemu dan kami memutuskan untuk pulang saja, takut kesasar lebih jauh. Kami ikut petunjuk yang ada di internet saja (google maps), meski berbeda dengan jalur yang dulu. Kayaknya sih petunjuk yang kami ikuti adalah jalur yang sudah lama di tinggalkan (lewat Belapunrana). Yang sudah benar adalah jalur yang dulu, dimana penandanya adalah Kantor Dinas Kehutanan Parangloe KM41, cuman kesasar pada saat jalan kakinya. Hihihi, malu bertanya jalan terus. Lalu sampailah kami ke jalan rusak yang hanya bisa dilewati oleh mobil/motor offroad. Tapi feeling saya sudah benar karena di dekat situ ada tempat parkir motor/mobil. Sama Bapak yang punya area parkir tersebut, diinformasikan air terjun sekitar 0,5km jalan kaki. Alhamdulillah, untung bener jalannya. Malu juga ama suami kalo kesasar, apalagi dianya saat itu setengah hati untuk jalan. Kalo untuk urusan jalan kaki, dia gak doyan dan dia jadi sedikit menyebalkan. Kalo anak-anak sih anteng-anteng saja di ajak jalan.  Continue reading

KREDIT APARTMENT

Hasil gambar untuk kpr

Di Makassar, sebagaimana layaknya kota yang sedang bertumbuh dan menuju kota metropolitan, apartment udah mulai berjamuran. Saya termasuk salah satu yang kepincut pengen punya apartment ini. Gara-garanya tiap lewat pameran apartment pasti mampir, dan kayaknya hampir di setiap tempat mereka berpameran. Di mall, di supermarket bahan bangunan, atau diselipin dibawah pintu rumah. Gimana iman gak goyah, hihihi. Apalagi ditawarin uang mukanya 20% yang tadinya dicicil 6x, sama marketingnya dijanjikan kelonggaran untuk bisa cicil uang muka 12x. Saling pandang-pandangan sama suami, bismillah lalu deal di tanggal 11-11-2014. Continue reading

PULAU CAMBA CAMBANG

20150530_171520

senja di camba-cambang

20150530_170142

Umay yang selalu bikin kangen kakak-kakaknya

Aya n Dede kalo lama gak ketemu si Umay, sepupunya pasti merengek terus minta ke Makassar. Begitu kita ke Makassar, eh Umay malah pergi berlibur ke Pulau Camba-Cambang yang terletak di Pangkep sekitar 65km dari Makassar. Untuk memuaskan hati mereka, jadinya kami liburan mendadak ikut ke pulau ini juga. Pulau ini lagi jadi trending topic tujuan berlibur di sekitaran Makassar, makanya sayang juga kalo moment ini gak dimanfaatkan. Mumpung gratis juga, sarana transportasi u menyeberang pulau dan tempat nginapnya difasilitasi sama temannya ipar yang penduduk asli di pulau sebelahnya dan punya perahu. Sisa beli air tawar untuk keperluan mandi, beli makanan dan kasih uang kebersihan sukarela. Continue reading

APA YANG KAU CARI DI BATUTUMONGA?

IMG_7243

“Pa, yuk ke Toraja,”kata saya. “Cari apa disana?” tanya dia. Pengen nyari tempat yang namanya Batutumonga sama baby grave, kata saya lagi. Misua saya itu sebenarnya gak doyan nyari tempat-tempat yang menurutnya gak jelas, tapi ngikut aja..hehehe. Apalagi Toraja udah beberapa kali dikunjungi. Batutumonga itu terkenal karena viewnya yang spektakuler di daerah ketinggian Toraja, trus baby grave adalah kuburan bayi suku Toraja di pohon khusus. Dua tempat inilah yang belum sempat dikunjungi pada kesempatan yang lalu.

Ada yang menyebut Batutumonga sebagai kampung diatas awan yang berada di kaki gunung Sesean. Sebutan itu tidak salah. Pemandangan yang disajikan sepanjang jalan emang ciamik. Dimulai dari tongkonan berbagai ukuran (rumah adat toraja) yang banyak dilewati, kemudian semakin menanjak tampaklah terasering (rice terrace). Lalu kuburan batu, saya kagum keuletan para tukang batu Toraja memahat batu untuk ditempati sebagai liang kuburan. Begitu sampai di Mentirotiku guest house, kami lalu mutar balik. Gak paham juga dimana puncaknya Batutumonga itu, namun cukuplah untuk sekedar tau Batutumonga.

IMG_7228

tongkonan di dataran rendah

IMG_7233

view di ketinggian batutumonga

 

IMG_7238

kuburan batu

 

IMG_7240

rice terrace along the way to batutumonga

IMG_7246

Batutumonga, kampung diatas awan

 

IMG_7248 IMG_7251

IMG_7268

salah satu rumah panggung yang dilewati, lengkap dengan ukiran khas toraja. Banyaknya tanduk tedong (kerbau) menandakan si empunya rumah pernah melaksanakan upacara ada kematian khas Toraja (rambu solo’) dan banyaknya tanduk tedong penanda tingginya gengsi rambu solo’)

IMG_7265

our trip ends here.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perjalanan kami lanjutkan untuk ke kuburan bayi di pohon Tarra. Pengen ngeliat pohon tempat bayi yang belum tumbuh giginya di kubur. Gak mudah menemukan tempat ini, namun setelah bertanya beberapa kali, kami sampai ke lokasi tersebut. Sayang, salah sasaran. Maksud hati yang pengen dikunjungin Baby Grave Kambira, namun kami terlalu cepat berbelok lantaran ada penanda lokasi Baby Grave. Rupanya itu lokasi baru, baby grave Landan Kote namanya yang dibuat oleh penduduk disitu untuk menyaingi Baby Grave Kambira dan mendapatkan peluang pendapatan disitu. Sebel sih, tapi apa boleh buat. Soalnya pas udah bayar ongkos masuk sama penduduk baru tau kalau itu bukan tempat yang dituju.

IMG_7277

kotak-kotak yang dipahat di pohon tarra adalah tempat jasad bayi ditaruh

IMG_7276

Baby grave Landan Kote