Jun 3, ’12 9:51 AM
untuk semuanya
Bis paling pagi ke airport adanya jam 04.40. Pesawat kami jam 07.00. Jadi itu jam yang tepat untuk pergi ke bandara. Jam 03.00 kami bangun, mandi, membereskan barang check out, lalu menuju rome termini. Beruntung kami masih dapat bis itu, rupanya yang akan ke airport pagi itu banyak banget. Ada 2 bis yang diberangkatkan pagi itu, dan enaknya yang membeli tiket return atau sehari sebelumnya yang didahulukan untuk berangkat. Kami menggunakan Easyjet ke venice. Take offnya persis sesuai jadwalnya.
Tiba di bandara venice kami sedikit bingung, tidak ada peta gratis dan petunjuk untuk ke stasiun kereta S.Lucia. Yang terlihat di area pengambilan bagasi hanya mesin tiket dengan 2pilihan utama, venezia dan mestre railway station. Kami harus menitip barang bawaan kami di penitipan di stasiun kereta, jadi kami memilih tujuan yang jelas saja yaitu ke mestre railway station. Harga tiket 5euro per orang. Informasi yang saya tau, semua kereta dari santa lucia station melewati stasiun mestre ini. Di dekat pintu kedatangan ternyata ada loket penjualan tiket, tau begitu beli tiketnya mending disini sekaligus dapat informasi yang lebih jelas. Karena tidak ada peta gratis di bandara, kami membeli peta seharga 3euro.
Tiba di station mestre jam 10 pagi, kami lalu mencari tau untuk mendapatkan tiket ke florence/firenze. Kami memilih membeli tiket di mesin harganya 43euro seorang. Lebih mahal dari tiket pesawat easyjet rome venice, padahal lama perjalanan kereta cuma 2jam. Sengaja saya tidak membeli online, karena pengen tau proses pembelian tiket di stasiun kereta. Harga online sama saja dengan beli di stasiun, so lain kali sebaiknya beli online, menghemat waktu. Kalau sudah punya tiket kan, sisa mencari platform kereta tersebut berada. Saya sempat bingung kurang lebih sejam, berusaha mengenali proses yang ada di stasiun yang tidak berbahasa inggris. Kereta ke firenze cukup banyak, sisa memilih waktu kepergian yang dianggap tepat.
Setelah menitipkan barang di stasiun dengan biaya penitipan 5euro per barang. Kami membeli tiket di mesin untuk ke statiun kereta santa lucia seharga 1.2euro per orang. Dari situ kami berencana naik vaporetto/waterbus mengelilingi venezia. Rupanya hari minggu itu ada event yang nama vocalonga. Sehingga ada perubahan jadwal vaporetto. Penjual tiket tidak menyarankan kami untuk membeli tiket terusan 12jam karena kami hanya sekitar tiga jam disana. Mereka menyarankan membeli tiket one way, itu pun lewat jalur luar seharga 7euro ke st mark square. Disitulah satu satunya pusat turis. Ditempat ini juga kita bisa menyewa gondola berkeliling venezia. Harganya yang cukup mahal 80 euro per gondola max 6 Orang, membuat kami gak berminat mencobanya apalagi Air kanalnya cukup keruh. Kami tidak naik vaporetto kembali ke stasiun, kami mencoba jalan menelusuri Venezia meski kata lonely planet “Everybody can get lost in Venice”. Kami masih punya cukup waktu untuk jalan menuju stasiun karena kami ingin mendapatkan suasana kota itu. Jalan di venezia keliatannya sama saja, kecil hanya selebar 1 meter maximal, kiri kanan banyak toko barang branded, cafe, toko souvenir. Sambil jalan saya mencoba es krim italia yang maknyus. Petanya lumayan membantu, nama jalan yang jelas ditambah petunjuk arah menuju piazzale roma. Piazzale roma adalah statiun bus yang berada di samping statiun kereta s lucia.
Kami mengikuti arah tersebut dan berjalan kurang lebih sejam. Jalannya pelan saja, karena jalan kecil itu penuh sesak dengan orang.
Kami tiba distasiun kereta Santa Lucia, sempat bingung lagi disini karena tidak ada mesin tiket khusus untuk membeli tiket jarak pendek ke Stasiun Mestre. Rupanya tiket tersebut harus dibeli di loket setelah bertanya sana-sini.
Kesimpulan: tiba di bandara beli tiket bus yang tujuannya ke Venezia/Piazzale Roma, jangan yang tujuannya Mestre Railway. Venice gak cocok untuk turis kere seperti kami.