Sarana transportasi yang paling umum di belanda adalah dengan menggunakan sepeda. Gak ada batasan usia, batasan status, batasan jabatan dan sebagainya. Sudah pemandangan biasa, pria berdasi, wanita berjas dan menggunakan sepatu high heels bersepeda kemanapun. Anak bayi atau balita dibonceng bersepeda, sepeda diberikan kursi khusus untuk anak-anak tersebut. Pesepeda dibuatkan jalanan khusus dan parkiran khusus. Jenis sepeda pun biasa saja, kebanyakan sepeda ontel. Mereka gak jaga gengsi, dengan bersepeda menjadikan amsterdam kota yang ramah dengan lingkungan. Gak ada kemacetan dan polusi udara akibat tidak terkontrolnya jumlah kendaraan bermotor.
Ada cerita menarik yang disampaikan angel, guide sandemans free walking tour. Setiap tahunnya kurang lebih 15000 bangkai sepeda ditemukan di kanal amsterdam. Bangkai sepeda tersebut harus diangkat dan dibersihkan dari kanal agar tidak mengganggu transportasi kanal. Sebagai pendatang, angel bertanya kepada orang yang membuang sepedanya, bukan hanya 1-2 orang yang ditanya sampai kurang lebih 24 orang. Dan jawaban mereka hanya satu, sebab mereka mabuk. Yailah, kurang kerjaan banget, mabuk buat mereka jadi membuang sepeda.
Kami semula berencana untuk menyewa sepeda berkeliling amsterdam. Di hostel, tersedia penyewaan sepeda dengan 15euro per 24 jam. Namun amel gak sanggup bersepeda takut kehabisan nafas atau poso. Jiahh, padahal amel punya sepeda lho di ternate. Jadinya kami menikmati amsterdam dengan berjalan kaki.

Yang mendominasi ferry di depan Amsterdam Central adalah para pesepeda

Cewek cantik ber high heels dan bersepeda