Dari Bratislava kami meneruskan perjalanan ke tempat nginap berikutnya yaitu Zagreb. Tapi sebelumnya kami melipir dulu ke kota Wina atau Vienna, kota yang hanya sejam dari Bratislava. Hehehe mumpung naik mobil sendiri bisa bebas kesana kemari. Pengen liat suasana kota wina sekaligus photo stop di beberapa tempat.
Kami parkir di underground parking dekat Gedung Parlemen Vienna. Gedung Parlemennya sedang direnovasi. Disini udah dekat kalo mau kemana-mana. Ada University of Vienna, Rathaus (Balaikota), jalan sedikit ketemu Theresian Platz dan National Museum. Di sebelah kanan Theresian Platz ada Museumquartier pusat berkumpulnya sederetan museum. Di sebelah kirinya Theresian Platz ada Hofburg Palace yaitu Ex Istana Kekaisaran Austria yang kini menjadi tempat tinggal dan tempat kerja Presiden Austria. Di area ini juga banyak butik brand ternama jadi bisa window shopping. Dan ada juga St Stephan Catedral.
Karena keterbatasan waktu, kita cuma jalan sekedarnya. Melewati Rathaus dimana didepannya disulap menjadi arena ice skating yang rame dengan pengunjung, kemudian kita ke Theresian Platz dan menyeberang ke arah Hofburg Palace. Sebenarnya pengen ke Hard Rock Cafe, dari Hofburg Palace sekitar 10 menit jalan kaki. Saya urungkan karena pasti memakan waktu, nanti kemalaman sampai Zagreb. Apalagi sambil cuci mata window shopping di sepanjang perjalanan menuju sana sekaligus berfoto-foto. Alhasil kami cuman sampai di Starbucks di dekat Hofburg Palace, numpang pipis, numpang nyari kehangatan sambil beli tumblernya.
Ada sedikit insiden terjadi disini. Kami gak bisa masuk ke pintu untuk turun lift menuju parkir. Rupanya di karcis parkir ada barcode untuk akses ke pintu tersebut dan karcis itu kami taruh di mobil. Kami mencari jalan masuk lewat akses masuk mobil ke parkiran. Sign pejalan kaki dilarang melintas kami abaikan. Begitu udah mau sampai bawah, rolling doornya tetiba turun tanda bahwa emang gak boleh masuk. Duh katronya kami dan malunya kami. Akhirnya balik lagi ke pintu yang pertama, dan saya tekan tombol Help dan bilang, Tolong buka pintunya, karcis parkir ketinggalan di mobil. Gak ada tanggapan. Saya tekan lagi tombol Help dan bilang, Mohon maaf, kami tourist dari Indonesia yang gak tau kalo karcis parkir harus dibawa. Tolong buka pintunya. Barulah pintu terbuka. Kami segera menuju ke mobil, mengambil karcis lalu bayar parkir di mesin yang ada di dekat pintu tersebut. Hehehe, jadi next time karcis harus di kekep baik-baik jangan ditinggal di mobil. Di hotel di Paris pun gitu sebenarnya, untuk keluar masuk pintu khusus pejalan kaki wajib scan barcode dan kebetulan karcisnya saya kantongin. Nah di Vienna, saya simpan di mobil karena lebih kuatir akan kececer.
Vienna-Zagreb 313km jauhnya. Gak familiar dengan Zagreb? Hal itu juga saya rasakan ternyata ini adalah nama ibukota Croatia. Negaranya Luca Modric dkk yang menjadi finalis Piala Dunia 2018. Keren ya. Negara ini merupakan salah satu dari 6 Republik pecahan Negara Federal Yugoslavia yang memerdekakan diri sejak tahun 1991. Yugoslavia sendiri bubar akibat gejolak dan konflik antar etnis dan pada akhirnya satu persatu menyatakan kemerdekaannya dimulai dari Slovenia, Croatia, Macedonia Utara, Serbia (termasuk Montenegro), Bosnia & Herzegovina. Belakangan di tahun 2006 Montenegro resmi menjadi negara sendiri.
Croatia bukan negara termasuk dalam perjanjian Schengen. Tapi bagi pemegang visa Schengen multiple yang masih berlaku, bisa masuk ke negara ini dan dapat tinggal 90hari.
Beberapa fakta tentang Croatia (dikutip dari sini):
- Kroasia merupakan negara terbesar ke-127 di dunia. Negara ini dihuni oleh sekitar 4,7 juta penduduk saja, bahkan masih lebih banyak penduduk di Jakarta.
- Kroasia adalah rumahnya anjing dalmatian. Usut punya usut, anjing dengan totol hitam tersebut berasal dari wilayah Dalmatia, suatu kawasan pesisir di Kroasia.
- Film ‘Game of Thrones’ yang terkenal ternyata syutingnya di Kroasia. Lokasinya ada di wilayah Split dan Dubrovnik.
- Kroasia punya kota yang disebut-sebut sebagai kota paling kecil di dunia. Namanya Hum, yang populasinya antara 17-23 orang!
Kami berhenti saat memasuki border control Kroasia. Saya yang turun sendiri menghadap dengan membawa semua paspor. Cukup lama juga petugas melakukan verifikasi, pada udara malam itu dinginnn banget. Petugasnya minta Driving License-nya suami, saya ngasih SIM A. Trus nanya lagi, “mana International Driving Licensenya?. Saya jawab, maaf ada di koper. Apakah ingin saya ambilkan? Dia bilang gak usah. Hufff, membayangkan buka koper di tengah udara dingin begini dan agak rempong karena koper-koper diatur sedemikian rupa supaya muat bagasi mobilnya. Sehingga kalo ngambil harus dikeluarkan dari bagasi satu persatu.
15 menit kemudian kami diperbolehkan jalan. Pemilik apartmen saya infokan bahwa kami mungkin tiba sekitar 9.30malam. Dia memberikan alamat yang lain, katanya itu tempat untuk parkir mobil dan selanjutnya dia yang akan mengantar kita keapartmennya dengan mobilnya. Waduh, saya kok jadi degdegan mendengarnya. Kok prosesnya seperti itu. Sambil berdoa mudah-mudahan gak masalah. Apartmentnya saya booking di bo***ng.com sih. Dan info di properti ini adalah parkir gratis tapi harus reservasi. Dan saya juga membuat pesan khusus ke properti ini bahwa kita datang ke Zagreb dengan naik mobil.
Yang dimaksud tempat parkir adalah lahan kosong yang cukup untuk parkir 1 mobil. Kami parkir mobil dan diajarin cara buka pagar. Buka pintunya pake kode pin.
Dia bilang dia tidak menyangka kalo kita berlima. Pikirnya cuma berdua. Padahal saya booking dengan menginput 4 orang. Tapi it’s ok katanya. Kita diantar ke apartment dalam 2x antaran. Sebenarnya dekat saja antara apartment dengan tempat parkir mobil tapi mungkin karena sudah malam. Si pemilik apartment juga menunjukkan arah ke tempat parkir dan menunjukkan cara naruh kunci apartment sehingga kami bisa check out secara mandiri.
Apartment R50 ini keren, sangat nyaman dan sangat bersih. Hanya ada 1 kamar tidur dan sofanya jenis sofa bed. Peralatan dapurnya lengkap dan kamar mandinya sangat bersih. Harga booking 1 malam 46,75Euro. Malam itu saya masih sempat masak untuk makan malam.
Apartment ini lokasinya sangat strategis. Di depannya ada taman Ribnjak, jarak antara apartemen ini dengan Jelacic Square sekitar 900meter. Jelacic square adalah alun-alun kota Zagreb dan merupakan pusat aktivitas masyarakat. Dari sini udah dekat dengan banyak place of interest di Zagreb. St Mark Church, Zagreb Cathedral, Dolac Market, Radiceva, Tkcilceva, dan beberapa museum. Kami berjalan santai melewati Tkcilceva yaitu area dimana banyak cafe/restoran outdoor. Sayang kami datangnya pagi, Jadinya gak dapat vibrant area ini. Lanjut ke Radiceva dimana disini juga banyak cafe dan toko souvenir. Saya sempat beli beberapa souvenir tanda mata pernah kesini. Bayar pakai kartu saja karena kami tidak punya Kuna mata uang resmi negara Croatia. Kemudian sampai di Jelacic Square. Pagi itu Jelacic square cukup ramai tapi mungkin karena ada aktivitas Dolac Market. Ada pasar bunga, ada pasar kerajinan tangan dan ada pasar buah dan sayur. Kami membeli anggur 3 kantong seharga 2euro dan 2 kantong jeruk seharga 1 Euro. Murah ya.
Setelah itu kami beranjak kembali ke apartemen. Kami melewati Zagreb Cathedral yang katanya adalah bangunan tertinggi di Croatia. Selain kota Zagreb, daya tarik Croatia ada di kota Duvronik. Next time deh.