
At Charles bridge
Bratislava merupakan kota selanjutnya yang akan menjadi tempat kami menginap. Bagi yang belum tau, Bratislava adalah ibukota dari Slowakia yang memisahkan diri dari Cekoslowakia sejak tahun 1993. Ini juga merupakan negara yang belum pernah saya kunjungi. Dari Berlin jaraknya kurang lebih 676 km. Kalo di Indonesia jarak segitu bisa menghabiskan 11-13jam, tapi disini hanya menghabiskan 6-7 jam karena nyaris semuanya melewati jalan tol. Kami bahkan masih sempat mampir di Prague, karena keluar tol dikit udah langsung masuk ke kota Prague. Setidaknya keluarga saya bisa punya memori tentang Charles Bridge dan Astronomical Clock yang ada di Old Town. Mungkin gak langsung ingat, saking banyaknya negara yang kita kunjungi hehe. Tapi bisa saja pada saat nonton film yang berlokasi di negara tersebut, biasanya saya ingatkan.
Menjelang perbatasan Jerman-Ceko, kami mampir untuk beli vignette. Vignette adalah tambahan pajak jalan toll. Vignette wajib dibeli pada saat memasuki negara-negara seperti Ceko, Slovakia, slovenia, Austria, Bulgaria, Hungaria, Moldova, Rumania dan Swiss. Jadi selain bayar toll berdasarkan jarak tempuh, wajib juga membeli vignette sebagai tambahan pajak yang berdasarkan periode waktu tertentu (7-14hari,1bulan, tahunan). Biasanya vignette dalam bentuk sticker yang wajib ditempel di kaca depan penumpang tapi dibeberapa negara sudah menerapkan e-vignette seperti Slovakia, Bulgaria, Hungaria dan Rumania.
Harusnya ada 2 vignette yang saya beli yaitu vignette Ceko dan vignette Slowakia. Tapi entah mis nya dimana sehingga saya tidak membeli vignette Slowakia. Padahal rasanya saya mencari infonya dan akhirnya punya pemahaman bahwa tidak perlu membeli vignette Slowakia. Beruntung juga Slowakia menerapkan e-vignette jadi gak ada sticker yang perlu ditempel. Dan untungnya juga gak ada pemeriksaan vignette saat memasuki border Slowakia. Alhamdulillah aman dari denda 150 Euro. Kalo saya baca sih, meski mereka bisa mendeteksi mobil yang masuk ke wilayah Slowakia dan gak punya e-vignette melalui sistem kamera, mereka hanya boleh mengenakan denda apabila mobilnya kedapatan di wilayah Slowakia. Kalo udah meninggalkan Slowakia, dendanya tidak berlaku.
Menjelang maghrib kami tiba di Praha. Cukup lama kami mutar-mutar cari parkir. Dimana-mana tulisan parkir reserved. Parkir jalanan sangat terbatas sekali. Saya malas nyari info parkir underground yang terdekat. Ada 2 kali kami mutar dimulai sepanjang Sungai Vltava dan sekitar Old Town. Sampai akhirnya dapat parkir depan KFC.
Memori sewaktu mengunjungi Praha 7 tahun lalu masih membekas dan cukup membantu saya untuk mengenali jalan. Dulu, sengaja keluar pagi-pagi banget dari hostel jalan kaki menyusuri Sungai Vltava melewati Charles Bridge sampai ke Prague Castle yang berada diatas bukit. Karena pagi banget, tidak banyak orang dimana-mana. Pulangnya lewat Old Town trus istirahat ngelurusin kaki di hostel. Sore harinya kami kembali ke Charles Bridge pengen liat suasana sore hari yang rame banget.
Kali ini kami hanya ke Charles Bridge kemudian ke The Orloj atau Astronomical Clock yaitu jam tua yang ada di Old Town. Selain menjadi penanda waktu, Astronomical Clock ini juga menjadi penanda pergerakan planet, musim, bulan dan zodiak. Jam ini mulai di pasang sejak tahun 1410. Wow 609 tahun, meski sudah beberapa kali mengalami perbaikan sana sini.
Tetiba mata kami tertuju ke antrian di kedai yang cukup panjang. Tertarik membeli, kami pun ikut mengantri Trdelnik, pastri tradisional Slovakia yang disajikan dengan di gulung. Bagian luarnya dilumuri dengan taburan kacang, kayumanis dan gula dan bagian dalamnya diisi eskrim ataupun vla. Kami memilih isian eskrim. Harga 1 Trdelnik di bandrol 110Kc atau sekitar 59ribu.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke Bratislava dan tiba sekitar jam 10malam. Di Bratislava kami nginap di Patio Hostel. Hostel ini cukup populer dan direferensikan sama kolega kantor yang juga family traveler. Saya ngambil sekamar berempat dengan harga 44Euro/malam. Tempat tidurnya dapat yang 4 tempat tidur berderet, bukan tempat tidur susun seperti kebanyakan hostel. Pertimbangan milih hostel ini pertama karena saatnya nyuci pakaian satu keluarga di malam keempat perjalanan kami di Eropa. Kalo di hotel kan harus pake jasa laundry. Disini kita disediakan mesin cuci dan pengering secara gratis. Gak semua dicuci cukup yang mau dipakai kembali seperti celana panjang, kaos kaki, pakaian dalaman. Dan pertimbangan kedua, kita butuh dapur buat masak-masak. Meski dapur di Patio hostel ini kecil banget, tapi lumayanlah buat nyiapin makan malam dan sarapan.
Di pagi harinya, kami ready untuk mengexplore kota Bratislava. Dari hostel kami berjalan kaki menuju Old Town Square. Di sini terdapat beberapa bangunan bersejarah yang terawat baik seperti Primacialny Palace yang merupakan kantor Walikota Bratislava, Stara Radnica (Old Town Hall), Michael’s Gate yaitu gerbang utama untuk keluar masuk Old Town. Di lantai gerbang ini juga terdapat petunjuk arah dari Bratislava ke kota lain. Ada petunjuk arah ke Jakarta yang jaraknya 10,491km dari Bratislava.. Disekitar sini juga cukup banyak toko souvenir.
Blue Church

View of UFO Tower from Bratislava Castle
Kami melanjutkan jalan kaki kami menuju Bratislava Castle yang ada diatas bukit. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan kota Bratislava. Jembatan UFO bisa keliatan dari sini. Terakhir kami ke jalan menuju Blue Church. Gereja ini unik karena berwarna biru muda dengan perpaduan putih.
Kami masih mampir ke Tesco supermarket dekat hostel, belanja sayur dan ikan untuk dimasak sebentar malam, snack dan buah buat cemilan di jalan dan coklat untuk oleh-oleh. Malam nanti kami akan nginap di apartment di Zagreb, Croatia jadi bisa masak-masak.