
Sudah lama mau ke Brunei tapi terkendala dengan cuti. Cuti masih saya prioritaskan ke tempat-tempat lain yang lebih menarik. Brunei sih menurut saya belum terlalu menarik hati tapi wajib saya checklist untuk menyelesaikan checklist seluruh negara Asia Tenggara. Dari 11 negara Asia Tenggara, masih ada Brunei dan Timor Leste yang belum saya kunjungi.
Rencana awal, mau ke Pontianak trus naik bus Damri ke Bandar Seri Begawan (BSB). Tapi ini effort banget dari sisi waktu, butuh cuti minimal sekitar 5 hari. Terus cek tiket pesawat yang budget friendly, ada Jakarta-Kuching trus lanjut rute Kuching-BSB, tapi gak langsung connect. Jadi harus stay di Kuching dulu semalam, besok paginya baru terbang ke BSB. Ini masih tetap butuh cuti minimal 2 hari.
Agustus kemarin, Airasia buka rute baru Jakarta-Bandar Seri Begawan, jadwal penerbangannya 3x seminggu. Jamnya pun asik, jadi bisa kesana weekend tanpa perlu nambah cuti. Berangkat jumat sore balik minggu malam. Alhamdulillah.
Segera saya colek beberapa travel mates yang gampang dicolek untuk traveling bareng. Jadinya kita pergi berlima. Tiket CGK-BWN 1,7juta pp tanpa bagasi check in, belinya sekitar 1.5bulan sebelum keberangkatan.
Untuk akomodasi, kami memilih hotel yang free antar jemput bandara. Biar gak repot lagi nyari transport dari bandara ke hotel di malam hari. Kita menginap di hotel Badiah 660ribu/kamar/malam sudah termasuk sarapan juga.
Sebaiknya sebelum berangkat sudah mengisi E-arrival card. Ada pertanyaan berapa uang cash dibawa, jadi better bawa duit mata uang asing (kalo punya stock). Bawa rupiah tebel soalnya. Antisipasi kalo ditanya di imigrasi. Saya sempat narik rupiah sekitar sejuta buat isi dompet, padahal dirumah ada sedikit stock uang asing senilai 4juta rupiah. Tapi lupa dibawa.
Pesawat berangkat tepat waktu dan tiba di BSB jam 21.00 . Saat di imigrasi, beberapa orang (tapi bukan kita) ada yang ditanya soal duit yang dibawa. Proses imigrasi berjalan lancar. Orang hotel yang menjemput kita juga sudah ada, namun kita masih minta ditunggu untuk beli SIM Card local. Pilihan SIM card local ada Imagine 8 BND paket 30hari 2GB. Ada juga Sim card DST 10 BND. Sebaiknya beli langsung di bandara saja karena harga di luar bandara sama saja. Saya gak ikut membeli, cukup mengandalkan wifi gratis di hotel saja. Toh cuman 2 hari ini dan weekend juga kan. Untuk urusan rute perjalanan giliran yang lain yang mengaturnya.
Kita menarik uang via Atm yang ada di bandara sebanyak 500BND kemudian dibagi berlima. Cukup 1 orang saja yang narik untuk menghemat biaya tarik. Kemudian masing-masing nyetor 50BND buat sharing biaya selama disana. Kurs 1BND=IDR12150 pakai kartu debit Mandiri.

Kamar hotel bagus dan bersih, ada sajadah, ada setrika dan papannya, ada hair dryer. Sarapannya buffet sederhana tapi enak-enak semuanya, nasi lemak, buryam, mie kuah/soto, telur rebus (soft n hard boiled), berbagai gorengan seperti roti tissu mini, cucur pisang (pisang goreng) cucur sayur (bakwan goreng), roti tawar yg salah satu olesannya garlic butter (jarang nemu soalnya), sereal, buah-buahan dan lainnya. Minuman panasnya ada teh tarik, dan lain-lain. Di belakang hotel ada apartemen dimana ada supermarket cocok buat beli cemilan untuk dimakan sendiri maupun oleh oleh. Di hotel, kalo mau sewa mobil juga disediakan.
Kami memilih naik taxi online + jalan kaki selama disana. Taxi online menggunakan aplikasi Dart yang bayarnya bisa cash/card. Kurang lebih biayanya 7.5-9BND/ride kecuali ke The empire hotel sekitar 15bnd/ride. Ada pilihan taxi 4 org atau6org. Total selama 2 hari kita habis 85BND untuk transport. Ada satu kejadian lucu, kita mesan taxi untuk jarak 300meter. Nyebelin banget kan. Jadi kita dari Masjid Omar Ali mau ke dermaga Kampong Ayer. Di Gmaps terbaca jaraknya 3km. Begitu udah pesan Dart, ternyata dekat kita berdiri ada petunjuk arah Dermaga Kampong Ayer cuma 300meter. Yaelah, cuma jalan lurus aja dari masjid Omar Ali itu udah nyampe.
Apa yang dilihat di Bandar Seri Begawan?
Kota ini gak banyak tempat wisatanya, 1 hari juga kelar dikunjungi.
Masjid omar ali sekitar 850m dari hotel, kita kesitu sampai 3x dengan berjalan kaki. Pertama, di hari Sabtu pagi. Kedua, di hari Minggu pagi, buat jalan pagi. Disekitar masjid ada taman mahkota yang jadi pusat jogging warlok. Pas hari itu ada event fun run juga. Kita jalan berkeliling sekitar masjid dimana ada semacam pasar tumpah dan gerai kuliner.
Ketiga, minggu siang, karena gabut dan sudah bingung mau kemana untuk menghabiskan waktu, tengah hari kita jalan lagi karena kita belum ke Royal Regalia, museum kebesaran kerajaan dan juga mampir lagi ke masjid Omar Ali buat shalat Dzuhur.

Yang berdekatan bisa jalan kaki: Masjid Omar Ali, taman Mahkota Jubile, The Frame Brunei, Royal Regalia, Kampong ayer (dermaga untuk nyebrang sekitar 300meter dr masjid), Pasar kianggeh (ini saya skip karena sepertinya tidak terlalu menarik) dan
Kampung Ayer tidak terlalu menarik. Nyebrang one way 1BND/orang. Kita ditawarin untuk ambil paket berkeliling Kampong Ayer dengan naik perahu motor, ditawari 25BND/perahu untuk kami berlima. Tapi kami lebih memilih nyusurin jalan setapak kayu sampai kedalam Kampung Ayer untuk melihat apa yang menarik disana, ke museum cultural (ini gratis dan lumayan bisa ngadem di tengah teriknya matahari) dan naik ke viewing deck.
Istana Nurul Iman, cuman bisa foto-foto di depannya. Biasanya Istana Nurul Iman ini dibuka untuk umum disaat Hari Raya Idul Fitri untuk halal bilhalal. Infonya sejak covid sampai sekarang, Istana ini belum pernah dibuka lagi untuk umum.
Masjid Jami Sultan Hassanal Bolkiah, masjid megah yang didirikan dalam rangka memperingati 25 tahun Sultan Hassanal Bolkiah bertahta, mempunyai 29 kubah emas melambangkan Sultan Hassanal Bolkiah merupakan sultan Brunei yang ke 29 dan diresmikan tahun 1992
Gadong market dan The Mall bersebelahan. The Mall itu satu-satunya mall yang ada di Brunei, bukan mall branded ya. Kurang lebih kayak mall Ambassador. Di dekat situ juga ada toko souvenir bagi yang mau nyari souvenir khas Brunei sekitar 400m dari The Mall namanya Happy star brunei souvenir (kami gak kesana karena gak ada yang request ke toko souvenir). Temen ada yang beli magnet kulkas tulisan Brunei di airport 5BND/buah. Disini mungkin lebih murah.
The Empire hotel, ini merupakan satu-satunya hotel bintang 5 yang ada di BSB. Kebanyakan orang kesini buat menikmati afternoon tea sekalian menikmati sunset disini. Afternoon tea disini sekitar 25USD/orang termasuk pajak. Kami tidak reservasi, pengen go show saja. Kami datang jam 3 baru available untuk afternoon tea jam 5. Terlalu lama kami menunggu. Kemudian kita ke resto yang ada di pinggir pantai, restonya sudah close order bersiap-siap akan tutup. Jadinya kita jalan-jalan aja disekitar hotel. Kami urung untuk menikmati sunset disini karena masih lama. Sunset disini sekitar 18.30. Mending pergi makan durian di Gadong Market.
Kuliner yang kita coba enak-enak diantaranya:
Soto Pabo: kita nyoba soto hatibuyah (soto paru), mie, kwetiau, cucur udang (bakwan udang, the best). Ada juga paket ambuyat (ambuyat seperti sagu kapurung/sinonggi/papeda tp dimakannya dicocol dengan saus sambal dan ikan goreng).
Kuliner Gadong market, terdebest, murah meriah enak. Sampai 2x kesini makan duren dan cemilan lainnya. Waktu terbaik adalah sore jam 5 sampai tutup jam 10 malam. Kalo sebelum itu masih sepi penjual dan pembeli. Ada nasi katok kambing, aneka kuliner yang dijual serba1BND, aneka buah yang jarang kita liat, dll. Pertama kami datang sekitar jam 5 sore dan yang kedua kami datang di jam makan siang.
RM Rasa Idaman, ini sekitar 400m dari hotel. Andalannya adalah nasi briyani, kita coba kwetiaw, roti maryam, martabak. Enak-enak semuanya
Jam 16.30 kita udah ke airport, menyesuaikan jadwal antar jemput dari hotel. Pesawat terjadwal terbang jam 21.30. Sambil menunggu, saya tukar sisa-sisa uang BND. Saya tukar di money changer yang ada di Arrival (Lt 1), nilai tukar 1BND=IDR11700. Belakangan, ternyata ada juga money changer di Departure Hall (Lt2). Total share cost kita sekitar 50BND/orang untuk makan dan transport (dart kita bayar pakai cash).
Tempat menunggu kita di mushalla yang ada didekat counter Airasia. Dekat toilet dan bisa charge hp. Susah dapat colokan listrik di area bandaranya. Airportnya gak begitu luas, free wifi airport 3 jam setelah itu harus menunggu 24jam untuk akses wifi lagi.
Lumayanlah buat short getaway. Saya sempat ketemu juga sepasang suami istri yang sepesawat dan juga satu hotel terniat datang kesini untuk gowes di akhir pekan.
Next, Timor Leste.






Leave a reply to dewi Cancel reply