HARI YANG MELELAHKAN Jam 8pagi, kami turun sarapan. Di meja sudah tersedia roti, selai kacang, selai strawberry, coco crunch, susu, the dan kopi. Self service. Lumayan buat mengganjal perut, sebenarnya kalo ada tempat, bias juga bungkus buat bekal dijalan. Saya udah siapin botol minuman untuk diisi dari air kran. Yeah, air minum di Singapore cukup di ambil di kran aja. Abis makan piring n gelas yang dipake wajib dicuci sendiri. Begitulah gaya hostel ini. Tujuan awal kami ke Merlion Park. Untuk menuju Merlion Park, kami naik MRT turun di City Hall. Setelah itu jalan kaki melewati Esplanade, Gedung tempat exhibition n konser music yang konstruksi bangunannya seperti durian. Kota Singapore memang enak dinikmati bagi pejalan kaki, karena dimana-mana rindang dan gak terlalu panas. Bagi yang gak terbiasa jalan kaki, pasti gempor. Seperti kami-kami ini. Bagiku sih sebenarnya gak masalah, aji mumpung, jalan buat membakar lemak. Kalo disuruh jalan di Makassar atau Palu, mending bakar lemaknya di tempat fitness aja deh. Ani il-fil karena kecapekan, Inchi tetap semangat pengen mengunjungi semuanya kalo perlu. Dari Patung Singa, tampak dari kejauhan, Singapore Flyer Bianglala Raksasa terbesar di dunia. Duh pengen kesitu, tapi kali ini gak sempat, selain mikir tiketnya sekali naik harganya S$30. Next destination, I will. Kemudian kami ke kembali ke City Hall, singgah di Charles n Keith, beli dompet n selop. Orang Indonesia kalo gak belanja Charles n Keith di Sg kayaknya gak sah. Pada waktu kepergian terdahulu di bulan November ngeliat teman sebangsa dan setanah air pulang ke hotel dengan 7 tentengan besar Charles n Keith. Setelah ngecek di outletnya emang benar harganya jauh lebih murah disini. Abis itu lanjut ke Bugis Street, tempat belanja oleh-oleh. Trus ke Orchard, mutar-mutar sebentar dan cari makan. Makan di Food Court Ion Plaza, nyari makanan halal. Ketemu masakan padang yang menjual nasi lemak. Kami pesan nasi lemak s$7. Enak. Kami jalan kaki menyusuri jalan Orchard sambil menuju stasiun MRT berikutnya, Sommerset. Karena Ani sudah capek banget, jam 15.30 akhirnya kami memutuskan kembali ke hostel, istirahat dan menaruh barang-barang belanjaan kami. Hujan turun, tapi kami tidak ingin berlama-lama menunggu hujan reda. Jadi hujan-hujanan jalan menuju hostel tersebut dari MRT. Kami tertidur dan baru baru bangun jam 6 sore dan jalan lagi. Sepanjang perjalanan menuju MRT Little India, penuh dengan orang India Tamil. Kelihatannya Minggu Sore adalah waktunya mereka berkumpul n nongkrong bersama. Kami jalan di tengah keramaian, keliatan cantik sendiri. Untungnya mereka juga biasa aja, cuek, gak terkesan jelalatan memperhatikan kami. jam 7 malam kami jalan ke China Town, belanja dikit. China Town merupakan tempat belanja souvenir. Setelah itu ke Clarke Quay menikmati suasana malam disana sambil nongkrong di café. Sayang, waktu yang terbatas membuat kami harus terburu-buru dari satu tempat ke tempat lainnya. Bagaimana bisa mengunjungi semua spot wisata + belanja dalam 1 hari? Balik kehostel, dan lanjut lagi ke Mustafa Center membeli oleh-oleh bagi sanak saudara dengan duit tersisa. Di kamar, ada bule yang baru datang, jadi mendengar kami agak ribut bicara, si bule itu minta agar gak terlalu ribut karena pengen segera tidur, katanya “it’s a hard day for her”. Ugh, resiko nginap di dormitory, harus saling toleransi. Bagi kami 2 hari ini juga ‘hard day’.