Tadinya gak ada niatan ke Rome. Namun ternyata banyak pilihan penerbangan ke Athens dari sini. Jadi dari Barcelona mampir dulu semalam di Rome. Rejekinya Lanie, 1 teman yang ikut dalam trip ini yang pengen ke Vatican untuk memenuhi keinginan rohaninya. Untung juga milih ke Rome/Vatican. Saat mendekati hari H, tiba-tiba si Lanie ada panggilan kegiatan Rakernas Wasrik di Jakarta. Jadi dengan alasan sudah terlanjur berencana berwisata rohani ke Vatican, dia dapat ijin untuk tidak ikut kegiatan tersebut.
Untuk akomodasi di Rome, pengen milih yang murah saja. Cukup untuk bisa sekedar meluruskan badan sekitar 6 jam dan gak repot harus titip barang dimana. Dari Barcelona kami terbang jam 6 pagi, tiba di Rome langsung ke hostel titip barang, berkeliling Roma dan Vatican sampai malam, trus istirahat sebentar, jam 3 subuh harus ke bandara. Teman di grup Backpackerdunia ada yang merekomendasikan Octaviano Hostel yang jaraknya 50m dari Vatican dengan harga 5Euro/malam/orang untuk sekamar berempat. Murah banget, harga segitu sama dengan biaya penitipan 1 pcs koper di tempat penitipan barang. Memang sih fasilitasnya seadanya tapi kalo dilihat dari fotonya, not bad. Sayangnya, hostelnya sudah penuh saat kami mau booking.
Saya memilih akomodasi yang gak jauh dari Roma Termini, stasiun kereta utama di Rome. Disitu bisa banyak pilihan ke bandara, bisa naik kereta, naik airport bis di luar statiun dan bisa milih naik taxi yang banyak mangkal di sekitar stasiun. Saya berencana naik taxi saja berhubung jumlah kita 8 orang pas untuk 2 taxi dan airport tujuan kita adalah Ciampino Airport, bandara kecil di Rome. Naik bus hitungannya lebih murah, sekitar 5Euro tapi airport bus adanya mulai jam 4 subuh. Saya udah pernah punya pengalaman naik airport bus di Rome, banyak sekali yang berangkat pagi sementara kapasitas bus terbatas. Jadi sangat riskan buat kami jika naik bus karena pesawat kami take off jam 6pagi.
Pilihan jatuh ke Two Duck Hostel. Harganya 14Euro/orang/malam untuk type kamar dorms. Di google map, jaraknya 500meter dan mudah ditemukan. Jalan lurus dari Roma Termini (via Marsala) melewati lampu merah, kemudian belok kekanan sampai hampir mentok. Sepanjang perjalanan menuju hostel, ada beberapa minimarket yang dilewati, toko souvenir dan gerai pizza. Typical hostel di Rome adalah berada di dalam apartemen tua. Dari luar gak ada plang besar, hanya ada tulisan kecil di dekat pintu.Kita harus memencet bel lalu dibukakan pintu dan naik lift kuno ke lantai 5 tempat hostel tersebut berada. Di lantai 5 ada juga hostel lain, yaitu Hostel Roma. Liftnya kombinasi kayu dan besi kayak kerangkeng. Buka dulu pintu besinya, lalu pintu kayunya kemudian semuanya harus ditutup kembali baru bisa berangkat ke atas. Kapasitasnya hanya 2-3 orang plus koper masing-masing. Sayang liftnya lupa difoto. Tempat nginap saya 4 tahun lalu, Papaya female Hostel juga seperti itu.
Review hostel ini biasa saja, namanya juga hostel murah. Ekspektasi orang juga beda-beda. Bagi saya yang terpenting adalah banyak yang mereview tempat ini bersih, gak lembab dan aman. Kalo pun ada complain, it’s ok sepanjang gak prinsip alias masih bisa saya toleransi.. Untuk review biasanya saya mengandalkan review dari trip advisor dan hostelworld, namun bookingnya ya kebanyakan di bo**ing.com.

dorms di Two duck Hostel (foto by bo**ing.com)
Karena tiba di pagi hari dan belum bisa check in, kami hanya naruh barang lalu pergi berkeliling. Pas balik, resepsionisnya nawarin 1 apartment buat kita berdelapan. Yang saya booking adalah dorm sekamar berenam, duanya lagi gabung dengan orang lain di dorm sekamar berenam juga. Tawaran itu kita setujui, biar bisa gabung semuanya dalam 1 kamar. Dan apartmentnya berada di jalan besar yang selurusan dengan Roma Termini, jadi lebih dekat jalan kakinya. Saya juga minta untuk di bookingkan taxi biar gak repot jalan kaki ke Roma Termini, tapi disarankan mending jalan sedikit ke Roma Termini, gak usah booking taxi, selisihnya bisa sampai 20Euro. Si resepsionisnya yang orang Bangladesh simpatik banget, bantuin angkat barang-barang kita sampai ke apartment. Sangat membantu, soalnya apartmentnya ada di lantai 3 dan gak ada lift. Apartmentnya lumayan, old fashioned tapi bersih. Kamarnya 3, tempat tidurnya pas untuk berdelapan. Ada kompor yang bisa dipakai masak nasi dan air.
Tadinya gak dikasih kunci pintu, tapi saya minta siapa tau saya butuh sesuatu diluar atau tiba-tiba pengen jalan. Dia ngasih kunci pintu dan minta di tinggal di dalam kamar saja saat check out, gak usah repot dikembalikan. Yang penting dipastikan saat keluar, pintu sudah tertutup rapat.