[
Kami keluar untuk melihat sunrise di dekat mercusuar diarea belakang pulau. Sayang mataharinya seperti malu-malu menampakan sinar sempurna, meski pemandangan dan warna langit juga tetap cakep.
Pagi itu kami akan diajak ke Kepulauan Sombori yang sudah berada di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam. Ini masih paketan sama Labengki. Cerita tentang Labengki baca disini ya.
Cukup banyak spot yang kita kunjungi seperti :
- Goa Allo, saat kita datang air sedang surut sehingga kita gak perlu berenang untuk sampai ke goa ini. Ada kolam air di dalam goa ini, tapi kurang pencahayaan sehingga kita gak minat untuk berenang disini.
- Goa Berlian, goa yang cukup luas didalamnya terdapat stalaktif yang kalo pencahayaannya pas akan keliatan berkilau seperti berlian.
- Pantai Air Kiri, salah satu pantai cakep berair dangkal, cocok buat anak-anak bermain air disini karena gak bakal kena panas matahari. Saya yang tadinya gak niat berenang, jadi kepincut untuk main air disini. Awalnya hanya bermain stand up paddle, gak mau basah. Tapi katanya banyak ikan, jadinya saya ikutan snorkling. Hal unik disini adalah ada cerukan air tawar di celah batu yang hanya bisa menggunakan tangan kiri untuk mengambilnya. Kita membuka bekal makan siang yang sudah disiapkan oleh ibu pemilik homestay disini, sebenarnya belum waktu makan siang tapi suasananya saat mendukung buat piknik disini.
- Rumah Nenek, tadinya ini gak masuk agenda karena kata Adi rumah nenek yang iconic dan menjadi spot foto sudah rubuh diterjang angin badai tapi teman-teman tetap request kesini. Saat kita datang, si nenek lagi sakit. Tapi meski sakit, si Nenek minta sama keluarganya agar kita dibikinkan teh. Kita menolak dengan halus, gak enak merepotkan. Di depan rumah nenek ini, pemandangannya juga indah.
- Pulau Mbokitta, pengunjung wajib registrasi jika berkunjung ke Sombori di Balai Desa. Bagi yang memilih paket trip Balai Desa, nginapnya disini. Balai Desanya cukup luas dan ada panggung. Kita yang baru saja makan di Pantai Air Kiri, gak kuasa untuk tidak memesan Indomie goreng dan minum kopi di warung pak Guru. Sekalian shalat juga disitu. Disini untuk kebutuhan air bersih, harus beli air dengan harga 5ribu/botol 1.5liter.
- Puncak Kayangan, tempat yang menjadi spot utama di Sombori. Dijuluki sebagai mini Raja Ampat. Saya belum bisa iyakan, karena belum pernah ke Raja Ampat. Gugusan pulau karang dengan warna air yang hijau tosca dan biru menjadikan tempãt ini semakin indah.
Hari sudah semakin sore, masih ada 1 spot lagi yang sayang untuk dilewatkan dengan latar gugusan pulau-pulau juga. Kami singgah sebentar disitu sekaligus berfoto dengan tulisan Sombori Island. Perjalanan pulang dari Sombori ke homestay di Labengki Kecil lumayan bikin sport jantung. Gelombang ombak terus-terusan menghempas perahu kami. Membuat kita banyak-banyak berdoa untuk diberikan kemudahan perjalanan di sepanjang perjalanan ini. Hampir semua menggunakan life jacket untuk berjaga-jaga. Bulan-bulan ini katanya memang gak terlalu tepat untuk wisata ke Labengki-Sombori. Ombak tinggi dan berarus, sehingga Adi juga tidak menyarankan untuk snorkling. Apalagi sebelumnya cuaca agak extreme yang menyebabkan beberapa daerah di Kendari dan Konawe terendam banjir. Waktu terbaik mengunjungi Labengki-Sombori ini adalah Oktober-Desember, Januari-Maret. Hari sudah gelap tatkala kami sampai kembali ke homestay. Alhamdulillah.
Perjalanan pulang menuju Kendari juga seperti itu. Laut kurang bersahabat, tapi jika dibandingkan kemarin saat pulang dari Sombori, ini masih mendingan. Saya masih bisa tidur karena ngantuk akibat pengaruh minum obat anti mabuk. Pas bangun, udah dekat dengan Kendari. Alhamdulillah.

Rumah nenek

Piknik di pantai air kiri

Di pantai air kiri

Di gua allo

Gua berlian

Jalan menuju vie mini Raja Ampat di Sombori