Sumatra Overland (2)

IMG_3016Itinerary kami selama perjalanan:

Day 1 : Bandung-bandara Soekarno Hatta-Merak-Bakauheni-Lampung-Palembang

Day 2: Keliling kota Palembang terus, Perjalanan ke Jambi, cuma transit nginap

Day 3: Perjalanan ke Padang

Day 4: Perjalanan ke Bukit tinggi, balik nginap di Padang

Day 5: Perjalanan ke Palembang

Day 6:Perjalanan ke Lampung, nginap di rumah kakak

Day 7: Ke Pulau Tegal Mas, balik nginap di Lampung

Day 8: Perjalanan menuju Bandung

Total jarak sekitar 3200km pulang pergi. Ini salah satu perjalanan terwow yang pernah saya lakukan. Apalagi nyetir sendiri. Adek saya juga bisa nyetir tapi lebih suka disetiri.  Amel malah udah sebenarnya udah punya pengalaman nyewa mobil dan nyetir sendiri saat di New Zealand dan Iceland.

Di Palembang, pagi-pagi sudah keluar untuk nyari sarapan Pempek Beringin. Saya penyuka pempek, jadi rasanya bahagia berada di pusat Pempek. Nyicip pempek abang-abang harga seribuan yang ada di sebelah Pempek Beringin menurut saya itu udah enak. Kami masih akan nginap di Palembang lagi saat otw dari Padang. Jadi masih ada kesempatan untuk kulineran.

Gak banyak tempat kami kunjungi di Palembang, kita hanya ke Jembatan Ampera, tugu ikan belida dan Benteng Kuto Desak yang berada dalam 1 area. Kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Jambi. Palembang-Jambi 278km tapi jarak tempuhnya butuh waktu 7jam lebih. Jalannya emang kecil dan banyak truk lalu lalang. Mirip jalanan ke Palopo cuman typical jalannya uphill & downhill.

Tiba di Jambi, sebelum ke hotel kita mampir makan dulu di Martabak India Roxy. Tempat makan no 1 yang direkomendasi sama om google. Tempat rame, menurut saya rasanya enak tapi B-aja. Kurang lebih sama aja penampakan martabak pada umumnya. Di Jambi, kita cuma transit. Paling lambat jam 5 subuh kami harus melanjutkan  perjalanan lagi ke Padang biar bisa tiba sore dan anak-anak bisa berenang di hotel. Beruntung semua yang ikut sangat pengertian dan gak ada yang lelet. Kami harus berhitung waktu agar gak kemalaman di jalan untuk menghindari risiko berkendara di malam hari.

Mampir makan siang di Muara Bungo. Kami ketemu warung Padang yang enak dan murah meriah.  Yang enak gulai tunjang dan ayam popnya. Jadi saat perjalanan pulang dari Padang, kami bela-belain mampir lagi disini. Saat kita tiba disana kembali masih sekitar jam 10 pagi. Warung belum buka, baru persiapan. Tapi bapaknya mempersilakan kita untuk menunggu sebentar.

Alhamdulilah tiba di Padang sekitar jam 5.30. Sebenarnya kolam renang hotel udah mau close. Dengan sedikit memaksa dan memohon agar anak-anak diijinkan untuk bisa berenang sampai jam 6. Biar  janji sama anak-anak terpenuhi bisa main air. Dan bisa lanjut main air keesokan harinya.

Kuliner di Padang selama 2 hari disana yang sempat kita coba antara lain: Soto Garuda, Sate khas Dangung-Dangung, RM Padang Lamun Ombak, Martabak Malabar Arham, Es Durian Ganti Nan Lamo. Yang the best menurut kami adalah Martabak malabar Arham, menunya banyak banget. Tidak hanya martabak tapi ada nasi goreng, chinese food, roti maryam, roti canai dan semuanya enak-enak. Kami malah sampai 2x makan disini. Yang kurang okay menurutku adalah Rm Lamun Ombak, harganya overpriced. Kita datang pas waktu makan malam sekitar jam 7, restonya sepi. Padahal banyak referensi kuliner di google selalu menempatkan resto ini sebagai top 5 kuliner enak di Padang. Gulai kakapnya katanya enak tapi kita gak coba karena gak ada yang doyan ikan.

Saya menyempatkan diri untuk jalan pagi disini, waktu itu mencicil penyelesaian target virtual run 100 km Mengejar Matahari yang beberapa hari lagi akan close. Jalan-jalan ke kota tua Padang, gak banyak yang bisa diliat, cuma nemu tempat makan kwetiau yang enak di dekat situ.

Gak sah ke Padang kalo gak ke Bukit Tinggi. Dari dulu berharap pengen ke Kelok 9, tapi liat di map, tempat itu masih 100km lagi jauhnya dari Bukit Tinggi. Jadinya kami hanya ke Bukit Tinggi itupun hanya mampir di Ngarai sianok, foto sebentar di Jam Gadang dan kuliner nasi kapau uni Lis. Tempat nasi kapau ini diluar ekspetaksi saya kirain dia kayak lapak di pinggir jalan ternyata lapaknya berada didalam pasar dan sangat biasa saja tempatnya. Nyari tempat parkir cukup susah, dan masih harus berjalan dan menapaki tangga untuk sampai ke tempat ini.

Dua malam di Padang, kami memulai perjalanan balik dengan pit stop pertama adalah Palembang. Jika di perjalanan pergi kami singgah nginap di Jambi, nah perjalanan pulang langsung ke Palembang. Ini cukup nekad sih, karena perjalanan Padang-Palembang 761km dengan estimasi jarak tempuh 19jam. Tapi sudah tidak cukup waktu lagi, kami masih akan nginap semalam di Palembang dan ingin bersantai di rumah kakak di Lampung selama 2 malam baru balik ke Bandung. Jadi pasrah saja menyelesaikan perjalanan ini.  Jam 3 subuh kami sudah jalan. Biasanya kalo perjalanan sekitar jam begitu, kami memilih mandi sebelum tidur dan sudah packing. Jadi begitu bangun langsung cuss berangkat. Jalan jam segitu, melewati tikungan Sitinjau Lauik cukup lancar meski tetap ramai kendaraan yang lewat jam segitu.  Jalur Sitinjau Lauik merupakan salah satu jalan yang ekstrim di lintas Sumatera yang terletak antara kota Padang dan Solok. Jalurnya sepanjang 15km. Dibilang ekstrim karena jalannya berkelok kelok sangat tajam dan berada di tanjakan/turunan yang cukup curam serta berada di samping jurang. Dibeberapa ruas jalan, mobil harus diatur secara bergantian untuk lewat, karena sangat berbahaya untuk berpapasan.

Kami hanya mampir untuk makan dan shalat. Di 100km terakhir, saya sudah tidak sanggup lagi menyetir. Ngantuk banget. Daripada berhenti istirahat dan tiba kemalaman, gantian Amel yang nyetir. Saya bablas tidur nyenyak. Alhamdulillah tiba jam 10 malam di Palembang. Aca dan Umay bisa bertemu kembali dengan Abah dan Umminya. Ummi sudah sehat kembali dan sudah siap untuk melanjutkan perjalanan bersama.

Keesokan paginya kami pagi-pagi belanja oleh-oleh Palembang. Kita ke toko krupuk Yenny, tempat grosir krupuk Palembang. Krupuknya ada berbagai jenis dan beragam kualitas dengan harga yang terjangkau. Alhasil mobil penuh dengan oleh-oleh krupuk. Kita juga mampir beli Pempek candy dan Pempek Vico untuk dibawa pulang. Lanjut nyobain Mie Celor H Syafei, enak. Disebelahnya ada penjual pempek seribuan, dan beli cukup banyak buat dibawa juga ke Bandung. Pempek palembang, gw banget deh.

Kita makan siang di RM Sarinande rumah makan menyediakan makanan khas Palembang seperti pindang ikan patin dan lain-lain. Kata Amel tempat ini tempat nomor satu untuk menjamu tamu-tamu kantor yang datang di Palembang. Saya gak cocok rasanya dan harganya hehe.

Yang gak boleh dilewatkan juga adalah Martabak Har. Ini kami take away sebagai bekal di jalan. Perjalanan Palembang-Lampung 317km dengan jarak tempuh 5jam via jalan tol. Perjalanan ini jadi ringan banget jika dibandingkan perjalanan kemarin, hehehe.

IMG_3241

Di Lampung, kami ‘one day trip’ ke pulau Tegalmas. Tegalmas Resort adalah tempat wisata pantai yang lagi hits di Lampung. Berada di teluk Lampung yang membuat lautnya tenang tanpa ombak dengan pantai yang pasirnya putih dan halus. Dari Lampung gak begitu jauh sekitar 30 menitan ke pantai Mutun, tempat naik perahu untuk menuju ke Pulau Tegal Mas. Kita nyewa 1 perahu buat kita bersepuluh. Perjalanan dengan perahu sekitar 30menit. Disana juga dikenakan tiket masuk. Sayang, detil harganya sudah gak ingat lagi. Kita juga nyewa kano agar anak-anak bisa bermain air sambil gantian berkano. Hampir gak jadi snorkling disini karena paket snorkling untuk hari itu sudah full jadwalnya. Kebetulan kita duduk gak jauh dari meeting point snorkling (tempat booking paket snorkling berbeda dengan area meeting pointnya). Jadi iseng nanya sama pemandu snorkling yang lewat-lewat, apakah masih bisa di beri kesempatan untuk snorkling. Dia bilang bisa tapi nunggu sekitar 30 menit dan bayarnya langsung ke pemandu. Asyikk. Sebenarnya bisa sewa alat snorkling langsung ke pemandu itu dan snorkling sendiri. Tapi yang kita mau adalah snorkling sambil difoto-foto underwater. Setelah sesi berfoto underwater barulah kami snorkling sepuasnya. Area snorklingnya gak jauh dari pinggir pantai.

Oh ya, dalam perjalanan menuju pantai Mutun, mobil saya sempat distop polisi dan tim gabungan untuk pemeriksaan dokumen swab test. Waktu itu Lampung mempersyaratkan test antigen untuk masuk ke kota dan sewaktu-waktu siap diperiksa. Surat hasil swab ada, tapi sudah expired karena itu sudah hari

ke 7 kami di Sumatera. Saya bilang saja bahwa kami sudah lama berada di Lampung dan besok juga sudah balik ke Bandung, masak harus swab lagi. Akhirnya diperbolehkan jalan.

Barang bawaan pulang ke Bandung bertambah lagi dengan oleh-oleh Lampung dan kandang kucing. Kucing kakakku banyak banget jadi saya minta 2 anak kucingnya untuk dipelihara di Bandung.

Alhamdulilah atas perjalanan yang berkesan dan menyenangkan.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s