Melihat Lumba-lumba di Lovina

Bali emang gak ada matinya. Selalu ngangenin. Tahun lalu saja saya udah ke Bali 3 kali, 2kali roadtrip bareng keluarga, sekali hang out bareng dengan teman-teman sejawat (bersepuluh). Pada butuh piknik katanya. Kali ini saya mau cerita soal roadtripnya saja. Kenapa roadtrip, karena kita gak bisa liburan dengan naik pesawat. Mehong bo. Berlima aja tiket pesawatnya bisa total 10 juta belum biaya lain-lainnya. Dengan roadtrip kita bisa menghemat hampir setengahnya. Estimasi BBM Jakarta-Bali pp sekitar 1.5juta, tol 1,8juta, jadi dengan biaya transportasi hampir 3.5juta kami sudah bisa pergi berlima.

Roadtrip yang pertama di tahun ini adalah pas momen tahun baruan, ambil cuti 3hari. Kami pergi bertujuh, kebetulan ada ponakan dan kakak paling tua lagi ada di rumah. Sekalian diajak saja. Wais si ponakan belum pernah ke Bali. Pak suami yang nyetir, dan saya sebagai cadangan sopir. Kita jalan nonstop hanya mampir untuk keperluan makan shalat dan pipis. Perjalanan pergi lancar jaya, padahal saya pikir menyeberang dari Ketapang akan crowded menjelang tahun baru, tapi ternyata gak tuh. Pulangnya yang sempat antri sebentar di Pelabuhan Gilimanuk. Pergi dan pulang kita mampir makan durian di sekitar Jembrana. Legit banget.

Kita nginap di Stark Hotel, dan pas banget di mal Discovery yang berada di dekat hotel ini mengadakan momen perayaan tahun baruan dan pesta kembang api. Jadilah kami disana melihat kerlip dan kemeriahan fireworks di sepanjang pantai kuta. Seru. Itinerary selama di Bali gak terlalu padat, yang pasti wajib check in makan ikan sambal matah di resto sekitar pasar Kedonganan, kita ke Finch Beach Club, main di pantai German dekat hotel dan ke Tanah Lot.

Roadtrip berikutnya adalah pas Idul Adha. Karena bingung mau kemana menghabiskan libur Idul Adha saya memutuskan ke Bali saja.  Ke Jakarta, bandung dan sekitarnya bosenn. Bisa dilakukan pada saat weekend biasa. Ke Semarang dan Yogya sudah sering, mau roadtrip ke Tanjung Setia, Krui akan melelahkan karena melalui jalan non tol. Ke Malang saya masih males. Jadi rencana hari rabu pulang kantor, perjalanan dimulai. Tapi ternyata gak bisa pas jam 5 tuh jalannya karena saya masih ada kegiatan golf driving di Suvarna ama bos bersama tamu. Saya akhirnya ijin pulang duluan, itupun sudah jam 19.30. Anak-anak udah saya minta menunggu di Popeye di dekat situ. Saya di drop disitu dan langsung berangkat. Kami berempat, saya dan anak-anak. Udah gak bisa mampir santai di rest area karena kami mengejar untuk bisa shalat Ied di Sidoarjo sambil menjemput adik saya, Amel. Jam 1 malam, saya diganti sama Aya si sulung untuk nyetir mobil, biar saya bisa istirahat. Saya bilang ke dia nyetir semampunya, jangan dipaksa kalo ngantuk (sebelumnya sudah saya suruh tidur untuk antisipasi mengganti nyetir), kecepatan max 100km saja, gak usah ngebut. Dia sebenarnya baru bisa nyetir sekitar 2 bulan, meski begitu udah punya pengalaman nyetir bolak balik Jakarta Bandung. Lumayan bisa istirahat 2jam, sampai akhirnya dia membangunkan saya untuk gantian nyetir. Kita tiba di Sidoarjo jam 5pagi. Masih ada kesempatan untuk shalat sebenarnya tapi kita bablas gantian mandi di kostan Amel. Pas nyampe di stadion, baru saja selesai.

Jadi kita lanjutkan perjalanan ke Banyuwangi. Di Banyuwangi kami mampir bertemu dengan Ori  teman kantor yang sudah resign sekalian menjamu kita dengan rujak soto bu Pinisri di Jalan Raya Sragi Songgon. Rumah makan ini cukup terkenal dan Ori milih karena dekat dengan kebun duriannya. Yes, abis soto kita akan lanjut makan durian langsung di kebunnya. Rujak soto ini emang bener enak. Rasanya pas, sebelumnya pernah makan di Sregenge Wetan rasanya kurang greget. Ini enak. Disini juga banyak camilan oleh-oleh khas banyuwangi. Sebenernya dekat sini ada lokasi film KKN Desa Penari, tapi keterbatasan waktu membuat kami urung kesana. Mbak Ori menyediakan durian cukup banyak, selain kita makan di tempat, sisanya kita taruh di tempat Tupperware buat bekal di jalan. Alhamdulillah rejeki.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Lovina, Buleleng. trip dolphin udah lama masuk dalam daftar yang pengen di kunjungi di Bali tapi sepertinya malas banget kalo startnya dari kota, jadinya batal terus. Kalo diliat dari peta, kalo roadtrip akan lebih efektif kesini dulu sebelum ke kota. Dengan nginap di Lovina, kami akan lebih nyaman gak perlu jalan tengah malam dari kota.  Wisata melihat lumba-lumba di Lovina mulai jam 5.30 pagi.

Kita nginap di Kartika Villa sekitar 100meter dari pantai Lovina. Kamarnya ada 2 dan ada private poolnya. Ruang tamunya luas dan peralatan dapurnya lengkap. Kalo dari reviewnya, yang dikeluhkan orang adalah kamar mandi disetiap kamarnya tidak berpintu. Tapi gak masalah buat kami yang penting bersih dan gak berbau. Parkirnya di pinggir jalan, gak masalah buat kami juga. So far Bali aman. Yang terpenting tetap jangan meninggalkan barang berharga di mobil Sempat kuatir kami gak bisa check in, karena belum ada respon email dari pengurus villa yang kami pesan. Soalnya info yang saya dapat, maksimal check in jam 9 malam, sementara estimasi tiba kita sekitar jam 11 malam. Saya sampai kirim pesan juga lewat airbnb, meski gak pesan lewat sana. Alhamdulillah jam 8.30 malam kami dapat konfirmasinya bahwa akan ditungguin.  Untuk tur dolphin saya pesan malam itu juga, kontaknya saya dapatkan dari jasa penyedia tiket online. Nara Tour ngasih harga 100ribu/orang, anak-anak <5tahun 50% dari harga orang dewasa. Paket snorkling dan dolphin tour 165ribu/orang. Kita ngambil tour doplhin saja. Janjiannya di dekat hotel Sunari di pantai sebelah. Tukang perahunya begitu tau kita nginap di Kartika Villa, dia menawarkan untuk jemput kita di pantai yang dekat dengan Kartika Villa.

Kita start jam 6 pagi, puluhan perahu termasuk perahu kita berseliweran kesana kemari mencari lumba-lumba. Lumba-lumbanya menampakkan diri dikit-dikit aja, mungkin gak nyaman karena diuber sama perahu. Cukup lama kita berada di tengah laut sambil menikmati matahari terbit. Alhamdulillah.

Anak-anak lanjut berenang di villa, saya keluar mencari sarapan. Tapi gak nemu tempat makan yang berlabel halal secara mencolok, saya juga malas googling. Jadi saya mampir ke Pepito Supermarket, nyari ide masak buat sarapan. Saya memilih untuk membuat hotdog dan sup tofu telur, beli bahannya seperti sosis, roti hotdog, telur, mayonaise, saus botolan, tomat, dll. Saya masak yang praktis saja memanfaatkan dapur yang ada di villa.

Kita check out jam 12 tapi masih mampir dulu makan siang di cafe dekat pantai Lovina. Kemudian lanjut menuju ke Kintamani.



2 responses to “Melihat Lumba-lumba di Lovina”

  1. Stark Hotel apakah yang punya namanya Tony Stark? hehehe

    Btw sering denger nama Lovina, kayaknya memang sering dijumpai lumba-lumba disana ya

    1. hehe, mungkin yang empunya ngefans sama tony stark.

Leave a reply to dewi Cancel reply