KE BAITULLAH KU KAN KEMBALI

20160119_092530

Umroh Backpacker goes to Jabal Rahmah, tempat pertemuan Adam dan Hawa. Dari ki-ka: P Adnan, mbak Nazlah, mbak Liyush dan ibunya, Mbak Afi, Ibu dan Bapak Madiri, Uwaknya mbak Afi, Ustadz Imam, Kajol dan ibunya, saya, Bu Nadrah dan mertua. Nulis nama biar ingat terus. Hehehe

Dari Madinah, kami niat berumrah mulai dari Miqat Bir Ali. Tak henti-hentinya kami mengucap talbiyah, karena kesempatannya hanya pada saat di bus dan pada saat meninggalkan hotel di Makkah menuju mesjid. Prosesi umrah  dilakukan ba’da Isya. Alhamdulillah berjalan lancar dan selesai sekitar jam 12malam. Istirahat dan jam 4subuh bersiap-siap lagi ke masjid. Sebenarnya berat banget badan untuk bangun menjelang shalat shubuh. Masih kecapaian. Cuman sayang juga kalo harus shalat Shubuhnya di hotel secara pahalanya beda jauh. Shalat di Masjidil haram pahalanya 100ribu kali shalat di tempat lain. Demikian halnya juga di Masjid Nabawi, meski pahalanya lebih sedikit dibanding Masjidil Haram, kami tetap berupaya untuk bisa shalat di Masjid. Sayang kan, jauh-jauh dari Indonesia.

Selesai city tour yang pertama, kami mampir di masjid Jiranah, miqat untuk penduduk dan mukimin Makkah untuk mulai berumrah kembali. Umrah yang kedua ini kami khususkan untuk membadalkan orangtua kami yang sudah meninggal. Suamiku membadalkan umrah untuk bapaknya, saya membadalkan umrah untuk ibu mertua. 2 adik saya membadalkan umrah untuk kedua orang tua saya.

Umrah yang kedua ini agak-agak penuh perjuangan. Kami memulai umrah ba’da Dzuhur, hari itu masjid penuh banget. Pada saat mau finish thawaf, kira-kira 50m dari lampu hijau, eh tiba-tiba buang angin. Sedihnya, karena harus keluar dan berwudhu kembali. Tempat wudhu yang sebenarnya ada di pelataran masjid dan cukup jauh, apalagi banyak area di dalam dan di luar masjid yang ditutup. Kuatir bisa keluar tapi gak bisa masuk lagi, saya wudhunya di dekat galon air zamzam. Wudhunya diusahakan tidak sampai membasahi lantai, kebetulan ada tong sampah jadi siram kakinya di tong sampah. Kemudian mengulang thawaf 1 putaran. Selesai thawaf, tiba-tiba perut mules. Hadeuh mau tak mau harus ke kamar mandi. Untuk wanita hanya ada 3 lokasi kamar mandi, semuanya jauh-jauh. Saya memilih ke kamar mandi di daerah As-Salam Gate karena itu yang paling dekat dari tempat menunggu waktu shalat di dekat Sa’i. Udah gitu, setelah dari kamar mandi,  suamiku nelpon minta saya menjemput Dede di King Fahd Gate. Pada saat menuju masjid tadi, kami sempat terpisah, suamiku pun melakukan umrah sambil bawa Dede. Kesian juga Dede harus ikut papanya umrah padahal anak-anak sudah tidak saya wajibkan untuk ikut umrah. Istirahat saja mereka. Oh my god. Capeknya kaki dan pegelnya badan tak terkira. Thawaf dan sa’i saja kira-kira jalan kaki kurang lebih 8.5km, belum ditambah proses bolak-balik untuk berbagai keperluan dan perjalanan ke hotel. Rasanya sudah gak sanggup tapi saya bertahan. Sa’i pun saya lakukan menjelang Maghrib dan dilanjutkan lagi setelah Maghrib.

Alhamdulillah, sama travel diberikan jadwal city tour sampai 2x. Yang pertama, city tour standar dan yang kedua ke museum Masjidil Haram dan Peternakan Onta. Pada city tour yang kedua, kami juga diantar ke Miqat Hudaibiyah untuk niat berumrah. Sebenarnya meski difasilitasi sama travel diantar ke 2 miqat yang berbeda, tidak disarankan untuk umrah berkali-kali untuk diri sendiri kecuali jika ingin membadalkan umrah. Cukup melakukan thawaf sunnah setiap hari. Cuman saya udah terlanjur meniatkan diri untuk umrah lagi. Bener juga sih, gak usah terlalu memaksakan diri cukup melakukan ibadah lainnya saja.

IMG-20160209-WA0041

di Peternakan Onta

Sempat mencoba minum susu onta fresh from the camel. Gembala memeras susu dan langsung dijual tanpa diolah. Rasanya sih enak dan tidak amis meski agak gimanaa gitu minumnya. Maklum baru pertama kalinya minum susu onta. Saya sempat bawa pulang ke hotel dan mencampurkan ke dalam teh. Not bad. Susu ini tahannya hanya sekitar 5jam saja.

 

 

 

 

 

20160121_145056

Maket Masjidil Haram tahun 2020 di Museum Masjidil Haram

Bu Nadrah, teman satu group sempat kehilangan tas saat shalat di Hijr Ismail. Tasnya ditemukan kembali di toilet, ustadz Imam yang mengambilnya di kantor Lost n Found Masjidil Haram. Hanya uang yang diambil, hp dan perlengkapan lainnya masih ada. Selalu waspada. Kejahatan terjadi bukan karena niat, tapi karena adanya kesempatan tidak melihat dimana tempatnya.

Favorit tempat shalat di Masjidil Haram adalah basement Gate 83 dibawah perpustakaan Masjidil Haram. Disitu pasti dapat tempat, tapi kalo masih bisa masuk di King Fahd kita usahakan masuk dan kalo udah di dalam biasanya kita mencari tempat yang berbeda-beda yang berkarpet. Sedapat mungkin saya menghindari shalat di pelataran masjid. Shalat di King Abdullah Gate juga gak begitu ramai, tapi dibeberapa bagian pekerjaan konstruksi masih berjalan. King Abdullah adalah bagian dari perluasan Masjidil Haram. Waktu umrah tahun 2014, ini masih dalam pengerjaan. Disana sini masih banyak sekali pekerjaan konstruks. Beberapa pintu yang dulunya masih dibuka sekarang tertutup.  Begitu juga tempat shalat favorit saya dulu, sekarang gak bisa shalat sambil memandangi Ka’bah. Diperkirakan tahun 2020, perluasan Masjidil Haram selesai.

20160122_184737

Tempat shalat di King Abdullah Gate. Megah.

Saya juga belum kesampaian mencium Hajar Aswad. Padahal niatnya mau kesini kalo umrah bersama suami. Biar ada yang jagain saat berdesak-desakan di Hajar Aswad. Suami saya berhasil mencium Hajar Aswad saat sendirian kesana, tapi gak mau menemani saya lagi. Perjuangan untuk mencium Hajar Aswad tidak mudah, orang saling dorong-dorongan, sikut menyikut disana. Ya udahlah daripada ikut-ikutan menyakiti orang lain.

20160123_141333

Duduk-duduk di tepi laut merah di sekitar Masjid terapung di Jeddah

Kami meninggalkan Makkah menuju Jeddah. Mampir di masjid Qishash, masjid tempat pelaksanaan hukuman sesuai syariat Islam bagi yang berbuat kejahatan disana. Hutang nyawa dibayar nyawa kecuali pihak korban memaafkan. Mampir juga di Masjid Terapung di tepi Laut Merah untuk ishoma.

Bandara gak begitu ramai, proses check in berjalan lancar.Mbak Butet memberikan tambahan air zamzam. Untuk rombongan dari makassar, dapat tambahan 6 galon air zam zam. Sesuai kemampuan bawa saja. Air zamzam free dibagasikan maksimal 2galon/orang baik penerbangan Jeddah-KL, maupun KL-Makassar. Alhamdulillah. Panjang umur, 2018 bisa balik lagi. Ke Baitullah ku kan kembali. Berharap bisa dapat tiket promo biar bisa umrah berempat lagi. Amin ya Rabbal Aalamin. Sabda Rasulullah SAW  “Al ‘umrotu ilal ‘umroti kafaratun lima baina huma,”(dari umrah yang satu ke umrah yang lain adalah penghapus dosa).

Advertisement

2 thoughts on “KE BAITULLAH KU KAN KEMBALI

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s