Selebrasi

20170907_130622

Sarang tawon di Pucuk Selfie Danau Buyan

Setelah wisuda selesai, kami buru-buru ke sekolahnya Aya menjemput sekalian minta ijin gak masuk sekolah 3hari sama gurunya. Kalo si adek sudah aman ijin dari sekolahnya sejak kemarin. Mampir rumah cuman ambil koper, jemput si adek langsung cuss bandara. Sore itu kami akan ke Bali. Trip dadakan sih, wisudanya kena hari Rabu. Mau ambil cuti 1 hari trus balik lagi Palopo, rasanya rempong banget. Akhirnya ambil cuti 3 hari yang rasanya sayang untuk dihabiskan di Makassar.  Sekalian selebrasi, hehehe. Anak-anak juga dari kemarin minta liburan. Tahun ini emang belum jalan-jalan sama anak-anak. Memilih ke Bali karena secara hitung-hitungan budget paling murah kesini dibanding destinasi lokal lainnya. Ngecek Derawan, Belitung, Karimun Jawa, Semarang. Tiket pesawat lebih mahal dan rata-rata transit. Makan waktu. Kepikiran juga destinasi luar yang gak bervisa seperti Turki, Hanoi, New Delhi, Chiang Mai, Male. Yang paling murah cuman ke Hanoi, lagi ada promo tiket pesawat. Tapi tetap jatuhnya mahal ongkosnya buat berempat, 2x lipat dari biaya liburan ke Bali. Jadi akhirnya mutusin ke Bali saja.

Tegalalang, Sawah terasering (yang jadi cover latar entertainment di pesawat Garuda)

Liburan ke Bali bersama anak-anak ini sudah yang ketiga kalinya. Pertama kali nebeng di tour kantor sewaktu masih di Palu, anak-anak masih umur 2 dan 3 tahun. Kedua kali jalan sendiri dan nyewa motor selama disana hunting pantai, anak-anak masih umur 7 dan 8. Kali ini saya nyewa mobil tanpa supir mengingat anak-anak sudah besar banget. Kalo naik motor harus sewa 2 motor. Mending nyewa mobil Splash di Ko Alex WA 08113857899 , dikasih harga 480ribu untuk 3 hari (diluar bensin). Mobil diantarin ke bandara dan diambil juga di bandara saat kita mau pulang. Praktis, ketimbang harus naik taxi ke hotel. Taxol udah semakin sulit jemput penumpang di Bandara. Tahun lalu waktu kesini masih bisa order taxol, tapi ketemuan di parkiran yang agak jauh. Beberapa bulan lalu, order taxol di Juanda. Pas udah naik di mobil, driver taxol didatangi sama tentara dan akhirnya driver taxol minta kami untuk turun. Nyebelin banget kan. Drivernya juga berani sih, masa mau ngambil di dekat pangkalan taksi. Saya tetap ogah naik taxi biasa, mau naik damri sudah gak ada yang ke kota, jadilah kami nego naik Avansa. Duh menyebalkan ya, jaman udah berkembang dan berubah. Seyogyanya para pelaku bisnis mobil sewa juga legowo menerima perubahan jaman dan ikut menyesuaikan. Tiada yang abadi selain perubahan. Eh curcol.

Sengaja nyewa tanpa driver, biar kitanya bisa bebas mengatur waktu dan irit. Gak perlu keluar pagi. Biaya sewa lebih murah, gak perlu ngasih tip dan ngasih makan dan yang paliing penting kita bisa menentukan kemana kita pergi. Meski risikonya nyasar, kita ngandalin google map saja. Pengalaman nyewa mobil di Yogya pake driver, drivernya agak nyebelin. Saya ngasih itinerary, banyak tempat dibilang macet. Ya iyalah pasti macet soalnya itu pas tahun baru.

Malam pertama nginapnya di The One Legian, hotel yang ada di Legian Kaja. Kita dapat upgrade kamar menjadi kamar yang ada balkon menghadap ke jalan Legian. Jenis tempat tidurnya queen size yang sebenarnya gak cukup buat berempat. Tapi ada Aya pada dasarnya suka banget tidur di lantai biarpun dirumah. Hehehe. Sarapan lumayan banyak variasinya dan enak, jika dibanding sarapan di Hard Rock Hotel. Malam kedua dan ketiga di Hard Rock Hotel. Kalo mau dapat harga menarik ternyata harus booking langsung di website hardrockhotel. Di situs pemesanan hotel rata-rata harga kamar kena 2.6juta semalam, eh di websitenya 2.5juta sudah bisa untuk 2 malam dan pesannya sekamar berempat 2dewasa+2anak-anak. Tempat tidurnya ukuran kingsize plus ada day bed kayak sofa panjang yang cukup lega buat 2 anak. Sarapan pun bisa berempat asal usia anak maksimal 12 tahun.  Aya sebenarnya sudah berumur 13 tahun dan badannya cukup bongsor. Ukuran baju dan sepatu sudah sama dengan mamanya. Saat sarapan hari pertama, sempat ditanyain umur sama petugas sarapan. Pas saya bilang 12, si Ayanya protes, Ma saya sudah umur 13 tahun. Duh, ngomong gitu kok depan si petugas. Tapi petugasnya tetap bolehin kita sarapan tanpa tambahan charge. Begitu sarapan hari kedua, ditanya lagi dan saya jawabnya udah jujur. Si petugas langsung minta agar membayar biaya tambahan sarapan 1 orang sebesar 125ribu. Ya dibayar aja, udah sukur kemarin gak kena charge.

Di Hard Rock Hotel

Hotel ini emang children friendly, dengan kolam renang yang sangat besar. Berbentuk U dan memanjang. Sebelah sisinya diberi pasir putih, jadi berasa kayak main di pantai. Banyak gazebo yang ternyata disewakan jadinya kita di kursi kolam saja. Dan ada luncuran buat anak-anak. Anak-anak juga suka dengan film-film tersedia di TV kamar. Banyak film baru seperti Wonder Woman dan beberapa film anak. Jadinya pada betah dikamar. Alhasil baru keluar dari hotel diatas jam 12 setiap harinya hehehe.

Sebagai compliment dari Hard Rock Hotel, kita dapat kesempatan foto gratis. Pilihannya bisa pake kostum bali, pakaian biasa dengan latar hotel, atau saat sunset di Pantai Kuta. Sayang petugas kostum Bali libur hari itu, jadinya kita memilih foto di tugu gitar Hard Rock Hotel. Jatah gratisnya cuman 1, meski take photonya berkali-kali. Selebihnya bisa dipilih dan bayar sesuai jumlah foto yang dipilih. Kita cuma memilih dapat gratisan saja hehehe. Welcome drinknya juga bisa didapat di Centerstage, cafe full live music yang ada di Hard Rock Hotel.

Gak banyak tempat yang kami kunjungi di Bali. Destinasi wisata yang umum, nyaris sudah kami pernah kunjungi semua. Nyari tempat yang anti mainstream, tempatnya jauh-jauh seperti air terjun yang ada di Nusa Penida yang harus melewati tangga curam sementara saat ini saya sedang hamil. Ada juga beberapa bukit seperti Bukit Putung, Guungan tapi tempatnya di Karang asem. Mau ke Lovina, juga harus berangkat dinihari  atau sekalian nginap di sana biar bisa dancing with the dolphin. Sensasi ngeliat lumba-lumba menari udah pernah di Tanjung Bira Bulukumba dan di Bunaken Manado. Jadi selama disana kami hanya pergi ke Pucuk Selfie di Danau Buyan yang ada di daerah Bedugul, ke Tegalalang. Selebihnya berlama-lama di hotel, hehe.

Soal makan pun, kita banyakan pesan GoFood. Requestnya anak-anak adalah Hokben dan Burger King. Itu fast food yang belum ada di Makassar. Hokben malah sampai 2x order. Untuk wisata kuliner, kami hanya ke resto milik teman di Ubud dan ke Rockbar. Mau ke Woobar malah nyasar dan udah gak cukup waktu lagi buat kembali ke jalan yang benar. Hehehe.

Gak bakal bosen ke Bali, masih banyak tempat indah disana. Next time harus ke Nusa Penida.

 

Advertisement

4 thoughts on “Selebrasi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s