4 hari di St. Petersburg

 
IMG_6440
Saatnya beranjak ke kota kedua yang ingin kami kunjungi di Rusia yaitu ke St. Petersburg. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Rusia dan termasuk yang paling ramai dikunjungi para traveler penjuru dunia. Dulu pernah menjadi ibukota Rusia tapi hanya bertahan 8 tahun. Nama kota St Petersburg sempat berubah beberapa kali, dari Petrograd ke Leningrad dan kembali lagi ke St. Petersburg.
 
Untuk tujuan Moscow-St. Petersburg, kami mencoba night sleeper train kelas 3. Perbedaan mendasar antara kelas 1,2 dan 3 adalah dilihat dari berapa jumlah tempat tidur dalam setiap kompartemen. Kelas 1 hanya ada 2 tempat  tidur dalam 1 kompartemen, kelas 2 ada 4 tempat tidur atas bawah dalam 1 kompartemen, kelas 3 tidak ada kompartemen selain 4 tempat tidur atas bawah, disisi depannya ada 2 tempat tidur bawah. Selain pengen coba seperti apa kenyamanan tiket kereta kelas yang paling murah, jumlah kami juga ganjil. Kami berlima, kalo pilih kelas 2 akan ada 1 orang kami terpisah dan berada di kompartemen berbeda. Biar aja di kelas 3 asal saling berdekatan. Tiket kami beli di http://www.rzd.ru , websitenya user friendly dan lancar eksekusi tiketnya. Harganya 1522Ruble atau IDR286,000. Berangkat jam 21.26 tiba jam 05.19.

 
Kami berjalan mencari hotel Versal. Seharusnya jaraknya hanya sekitar 500m dari stasiun kereta. Namun tidak mudah menemukan karena gak ada penanda atau pylon sign hotel yang keliatan. Padahal kita sudah berada dititik yang ditunjuk di google map. Beberapa kali kami seliweran dan bertanya, gak kunjung nemu. Kemudian kami bertanya ke seorang pria bermuka Timur Tengah, dan dia mencoba membantu sepenuh hati, Udah coba telpon hotel tersebut, tetap masih bingung. Sampai kami akhirnya menemukan hotel tersebut bersama pria tadi. Ternyata yang dibilang hotel adalah apartemen/flat. Di pintunya ada tulisan kecil Versal dalam bahasa Rusia. Ya iyalah, jadi susah nemunya.  Kami cuma diperbolehkan taruh barang dan diminta kembali jam 14.00. Minta ijin buat mandi katanya semua kamar lagi full. Apa boleh buat kami jalan jalan di St Petersburg di hari pertama dalam keadaan tidak mandi dan masih baju kemarin. Saya melapisinya dengan jaket biar gak terlalu keliatan. Hehehe.
 
Pria yang tadi membantu adalah karyawan kedai kebab halal yang berada sekitar 2 flat dari hotel Versal. Jadi sebagai apresiasi kepada pria tersebut, kami sarapan di kedai kebab tersebut. Lumayan rasanya.
 
Kami berjalan kaki ke salah satu landmark St. Petersburg yaitu Church of the Saviour on spilled blood. Bentuk church ini mirip seperti St. Basil di Moscow, hanya beda ornamen. Jarak dari hotel sekitar 2,3km, dengan berjalan santai akan sampai dalam waktu 30menit. Sejak tahun 1930 Gereja ini sudah beralih fungsi menjadi museum. Hanya foto-foto aja di depannya. Lalu beranjak ke Cathedral St Isaac, foto-foto lagi kemudian melewati Paul & the Fortress dan mampir di mesjid St Petersburg. Masjidnya cantik diluar, berwarna nuansa hijau tosca. Kami sempat masuk ke dalam masjid, berniat mau shalat tapi tidak disediakan mukena. Interior dalam masjid agak kontras dengan tampilan luarnya, tidak terlalu menarik. Kami mengakhiri jalan-jalan kami dengan ke Hermitage State Museum. Winter Palace berada disini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Hermitage Museum.  Terletak di pusat kota tepatnya di Palace Square. Istana ini sungguh megah dan mewah, sangat luas dengan memiliki 1500 ruangan, 117 tangga dan hampir 2000 jendela. Kurang lebih ada 3000 lukisan dan karya seni berada disini seperti Da Vinci, Michaelangelo. Museum dibuka setiap hari kecuali Senin dengan tiket masuk 300 rubel. Antrian mengular di loket pembelian tiket manual, tapi tersedia banyak mesin tiket sebenarnya dan gak perlu terlalu lama mengantri. Kami membeli di mesin tiket. Kami berkeliling museum dengan santai sesuai sisa kemampuan kaki dan sambil menunggu jam check in hotel.  Kami pulang naik taxi online ke hotel.  Kami gak kemana-mana lagi hari itu.
Foto ki-ka: Museum Savior, Museum Hermitage, Masjid St Petersburg
Meski di apartemen, kamarnya cukup luas dan interiornya cukup mewah. Saya memesan kamar triple buat saya dan anak saya, sementara Risma dan Yuli saya pesankan kamar berdua. Masing-masing kamar ada meja makan yang cukup besar. Kamar mandi ada bathtubnya. Dekat dengan Nevsky Prospect jalan besar yang menjadi pusat keramaian di St. Petersburg. Dekat dengan pusat perbelanjaan, dekat dengan stasiun Metro, dan di seberang jalan apartment ini ada toserba yang cukup lengkap dan murah. Untuk kebutuhan air minum, piring/sendok/gelas dan microwave tersedia di luar kamar, . Internet lancar jaya. Kekurangannya adalah tidak mudah menemukan hotel ini dan typical flat hanya ada tangga yang tersedia (no lift).
 
Hari kedua di St. Petersburg,  kami mau ke Peterhof Palace, istana musim panas yang dibangun oleh Peter the Great untuk menandingi istana Versailes Perancis. Istana ini terletak di luar kota, kurang lebih sekitar 1 jam baru sampai ke sini. Dari hotel kami naik metro sampai ujung jalur kemudian lanjut naik bis. Bisnya penuh banget, kami cukup lama berdiri sampai akhirnya kebagian tempat duduk. Untung si Ghazy anteng-anteng aja naik bus.
 
Kami menikmati setiap waktu yang ada disini. Duduk beristirahat di taman sambil makan siang sebelum membeli tiket.  Harga tiket 700 Ruble/orang. Hal yang paling menarik dari istana ini adalah tamannya yang luas dan indah, Berjalan mengelilingi taman yang ada disekeliling istana sungguh menyenangkan. Terdapat sekitar 150 air mancur disini dan yang paling besar adalah The Grand Cascade yang dikelilingi berbagai patung yang berwarna keemasan. Beruntung, kami datang di saat musim panas karena di akhir musim gugur sampai winter, air mancurnya tidak beroperasi. Untuk masuk ke dalam Istana, masih harus beli tiket lagi. Kami memilih untuk mengelilingi istana ini sampai ujungnya. Posisi istana sendiri berada di tempat yg lebih tinggi atau bukit, dan menghadap ke arah laut Baltik, didepannya terdapat kanal yang menghubungkan dimana kita bisa datang dan pulang dari kota St Petersburg dengan naik speedboat. Terdapat museum tentang kemaritiman kerajaan yang sudah termasuk dalam tiket yang kita beli.
 
Membandingkan Peterhof Palace dengan Versailles Palace, sama-sama cakep tapi saya lebih suka di Peterhof Palace. Tanpa perlu masuk ke istana utama, pemandangan indah pun juga sudah banyak tersaji. Di Versailles Palace saya masuk kedalam istana dan juga berkeliling dari ujung ke ujung taman. Cerita tentang Istana Versailles disini.
 
E107F4A9-8A2A-48E4-9AE5-E579E58D556E
 
Tak lengkap jalan jalan kami kalo gak mampir di Hard Rock Cafe St Petersburg. Beberapa teman juga nitip dibelikan. Kami juga berjalan kaki menelusuri jalan utama yang paling ramai dikunjungi lokal maupun traveler yaitu Nevsky Prospect. Di sepanjang jalan ini penuh dengan bangunan-bangunan klasik yang sekarang difungsikan sebagai toko cenderamata, kafe dan restoran, pub dan lain sebagainya. Trotoarnya yang lebar sangat memadai bagi pejalan kaki untuk menikmati indahnya arsitektur klasik. Kazan Cathedral terletak di jalan ini dan terdapat kanal dan dari sini kita bisa melihat dari jauh Museum Savior on Spilled Blood.
 
Satu lagi tempat yang menarik dikunjungi adalah Peter and Paul The Fortress. Benteng yang berada di sungai Neva, tepatnya di Zayachy Island/Hare Island. Benteng ini dipersiapkan oleh Raja Peter sebagai tempat perlindungan dari serangan pasukan Swedia. Namun nyatanya benteng ini tidak pernah difungsikan sebagai  benteng pertahanan. Malah dijadikan penjara. Di dalam benteng ada cathedral tapi yang unik biasanya atap cathedral berbentuk kubah, yang disini seperti menara berwarna kuning keemasan. Cathedral dijadikan sebagai tempat pemakaman para kaisar Rusia, Peter the Great, Nikolas II dan Alexander II. Saat kita datang, lapangan depan cathedral ramai dengan tentara muda beserta orang tuanya. Gak ngerti juga lagi ada acara apa. Untuk berkeliling dalam kompleks benteng tidak perlu membeli tiket alias gratis. Namun jika ingin masuk ke Cathedral dan beberapa tempat ya harus bayar. Disini juga kami duduk santai di taman menikmati bekal makan siang.
 
 
 
Selama di Moscow dan St. Petersburg, sangat jarang kami makan diluar. Tidak banyak tempat makan halal, jadi kami menyiapkan cukup banyak persedian makanan dari Indonesia. Risma bawa abon & tempe teri, Yuli bawa paru rica, beberapa pack rendang siap makan, saya bawa gudeg, abon dan lain-lainnya. Saya sempat belanja bahan makanan untuk bikin sup sayuran, telur dadar/omelette/telur mata sapi dan mac n cheese kesukaan anak-anak. 
 
Naik bus berkeliling kota St. Petersburg
Saya mulai kontak dengan teman yang rencananya akan 1 pesawat pulang dari Moscow ke Jakarta. Namanya mbak Ajeng, kita kenal via grup backpacker, karena tau jadwal pulang sama dia pengen ikut jalan-jalan di Muscat saat transit disana nanti. Dia solo traveler dan baru tiba di St Petersburg dari Helsinki di hari itu. Nah dia ngajak untuk menikmati fenomena White Night yang hanya ada di musim panas sekitar pertengahan Juni hingga awal Juli. Kalo mau janjian di sekitar jembatan terbelah Trinity Bridge atau Palace Bridge.  White night itu adalah fenomena dimana malam tidak benar-benar gelap. Saat itu siang akan terasa lebih panjang dan matahari bersinar sampai lewat tengah malam. Saya sih pengen banget, tapi saya gak berani jalan sendiri tengah malam menuju jembatan tersebut. Mau ngajak Risma dan Yuli, mereka gak kuat. Mau ngajak anak-anak apalagi. Belum lagi kalo Ghazy nangis tengah malam, dan anak saya yang lain lambat mengurus. Bisa berabe urusan karena pasti akan mengganggu tamu lainnya. Jadi terpaksa saya lewatkan. Hiks. Padahal membayangkan jembatan Trinity terbelah ke atas di jam 01.30 di saat langit malam terang benderang pasti keren banget.
 
 
Kami kembali ke Moscow dengan naik kereta super cepat Sapsan. Berangkat jam 13.10 akan tiba 17.15. Hanya sekitar 4jam. Bahkan ada kereta yang hanya 3 1/2 jam perjalanan. Kalo naik sleeper train butuh waktu 8 jam. Pertimbangan pilih kereta api cepat, karena itu hari dimana kami akan naik pesawat untuk terbang pulang ke Indonesia. Begitu tiba langsung menuju bandara. Pesawat sih jadwalnya sekitar tengah malam. Jadi masih ada spare waktu yang aman. Kalo naik sleeper train dan tiba pagi, bingung juga kan untuk menghabiskan waktu sampai tiba waktunya ke bandara, bingung dimana titip koper, bingung mau kemana lagi. Saya booking tiket kereta 747A, kereta ini hanya ada 1 pilihan tiket dan dikeretanya terbagi-bagi dalam beberapa kompartemen. 1 kompartemen ada 6 tempat duduk yang saling berhadapan. Ada juga sih kereta cepat seperti kereta api pada umumnya, tidak ada kompartemen yang membatasi dan banyak pilihan kelas, economy, economy plus, business, first class. Ada satu ibu tua yang bergabung di kompartemen kami, tapi cuman sebentar begitu kereta udah jalan, dia segera berpindah entah kemana. Jadi kami bebas menikmati kompartemen sendiri. Kereta ini juga ngasih amenities dalam 1 goody bag, ada biskuit kecil, air mineral, tissue, sandal hotel. Lumayan banget kan, harga sekitar 700ribu/orang.
IMG_6619
 
Alhamdulillah, kereta tepat waktu dan kami menyambung naik metro sampai ke bandara.
 
 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s