Siapa disini yang lagi berjuang untuk dapat tempat di PTN?
Definitely not me, masanya udah lewat. Sekarang giliran anak saya si Aya. Gak berasa ya time flies, tau-tau anak udah mau kuliah aja.
Kesempatan pertama seleksi kuliah itu lewat jalur SNMPTN. Kalo dulu disebut jalur bebas tes atau jalur undangan. Dari 300 anak kelas XII yang dapat kesempatan itu hanya 100 orang termasuk Aya. Katanya proses seleksinya bukan berdasarkan rangking di kelas tapi nilai rata-rata rapor khusus 6 mata pelajaran inti. Nilai rapor Aya gak terlalu outstanding sih, tapi tetap menaruh harapan untuk bisa lulus dikesempatan pertama. Pilihan waktu itu Aktuaria Unpad dan Arsitektur Unhas. Hasilnya, gak lolos. Kalo gak salah hanya sekitar 10% yang lulus SNMPTN dari sekolahnya Aya.
Kesempatan kedua lewat jalur SBMPTN. Dulu disebut Sipenmaru, UMPTN atau apa lagi. Dia juga minta dibantu milih jurusan. Dia request jurusan saintek saja tapi jangan kedokteran, psikologi, pertanian, perikanan, kehutanan. Dalam memilih jurusan, saya minta Aya realistis saja sesuai nilai rata-rata try out di bimbelnya saja. Bagi saya, yang penting selesai jenjang S1 dengan jurusan gak malu-maluin banget. Toh juga semakin banyak peluang kerja yang tidak spesifik menyebutkan latar belakang pendidikan alias menerima segala jurusan. Yah seperti sayalah lulus dari Teknik Sipil kerjanya di jaminan sosial. Akhirnya sepakat dengan pilihan Arsitektur UPI dan Aktuaria Unhas. Pilih UPI Bandung biar kalo lulus bisa barengan tinggal sama saya yang udah hampir setahun domisili di Bandung. Saya gak pede buat milih Unpad apalagi ITB. Pilih Unhas karena Makassar adalah kampung halaman dan tempat Aya dibesarkan. Aya minta ujiannya di Makassar sekalian nyelesain bimbelnya. Jadilah dia pulang ke Makassar selama 2 bulan. Abis itu balik lagi di Bandung sambil tunggu pengumuman.
Di hari pengumuman tanggal 14 juni, mamanya yang gak sabaran pengen tau hasilnya. Pagi menelpon Aya katanya pengumuman siang jam 3. Lewat jam 3 gak ada juga kabar dari Aya. Ternyata dia belum buka. Jam 5 baru ngabarin kalo dia gak lulus. Hadeuh, kecewa sih. Pulang kantor saya agak nyuekin Aya. Diam aja. Tapi gak lama, karena segera sadar si anak milenial ini justru pada saat-saat begini butuh support. Saya cuman bilang jadikan ini pelajaran berharga, waktu jangan disepelekan dan segera mulai lagi berburu kesempatan terakhir yaitu jalur mandiri. Sudah ada beberapa yang didaftar sebelumnya adanya pengumuman karena ada beberapa yang pendaftarannya tutup sebelum pengumuman seperti UI dan Unpad. Namun ternyata Unpad perpanjang pendaftaran sampai setelah pengumuman.
Nilai UTBK nya Aya termasuk lumayan lah untuk passing grade di Unhas. Karena dibandingin dengan teman-teman sekolahnya yang lulus di beberapa jurusan di Unhas seperti Psikologi, Agribisnis dan PWK, nilai Aya lebih tinggi (liat di tabel). Sekalian menghibur diri, nilainya gak jelek jelek amat hanya pemilihan jurusannya yang kurang tepat. Dan bahwa gak bisa Aya disalahin sepenuhnya karena yang bantu milihin jurusan adalah mamanya. Hehe.
Gak tanggung-tanggung, Aya saya minta persiapan daftar jalur mandiri di 10 PTN. Saya nyiapin daftarnya sekaligus disortir mana yang pendaftarannya tutup duluan dan akan pengumuman duluan. 8 PTN sudah didaftar, yang 2 lagi menunggu beberapa pengumuman. Kalo gak lolos baru daftar yang 2 itu di hari terakhir pendaftaran. Ada beberapa PTN yang menentukan kelulusan dengan nilai rapor dan nilai UTBK seperti ITB, ITS, UNS. Ada juga yang memberikan pilihan bisa lewat jalur nilai UTBK atau ikut tes seperti UNPAD dan ada juga yang hanya tes saja seperti UI, Undip, Unhas, UPI, UNJ, UB. Yang bisa lewat jalur UTBK, pilih lewat jalur itu saja jadi gak semuanya tes. Capek juga kan semuanya tes. Dan pastinya uang pendaftaran jalur nilai UTBK lebih murah dibanding jalur nilai ujian online. Dari 10, ada 1 yang belum didaftar Aya yaitu Universitas Brawijaya (UB) gelombang kedua. Belakangan saja, masih ada waktu untuk nunggu pengumuman 9 PTN lainnya sebelum batas waktu pendaftaran UB berakhir.
Tanggal 18 Juni, kami resmi pindah dari rumah dinas dan numpang sementara di rumah kakak karena rumah pribadi sementara di renovasi. Atas permintaan Aya katanya supaya lebih fokus dia pengen belajar untuk ujian tes UI dan UNDIP di apartemen di Jakarta saja. Jadi dia diantar dan ditinggal ditemani sama adiknya saja. Tanggal 29 Juni, hari pengumuman ITB dan ITS, gak lolos. Tanggal 30 Juni, hari pengumuman UI dan UNS, juga gak lolos. Dan hari itu bersamaan dengan momen ulang tahunnya dia. Tadinya saya gak ingin ke Jakarta hari itu, hari kerja juga kan. Nanti hari Jumat saja jemputnya. Toh juga gak lulus ini, toh juga gak ada sesuatu yang menyenangkan kami sebagai orangtuanya. Lalu kemudian saya liat Aya post di IGnya, Happy sweet seventeen. Duh, saya jadi trenyuh. Membayangkan berada di posisinya dia dalam kondisi lagi berulang tahun yang ke 17, momen dimana usia spesial bagi para remaja, usia yang memasuki masa dewasa, udah boleh punya ktp/sim, tapi di hari itu dia sendirian dan belum ada kabar yang menyenangkan. Segera saya mengajak pak suami, Dede dan Ghazy untuk siap siap ke Jakarta. Kebetulan hari itu jam pulang kantor hanya sampai jam 15.30 saja. Saya juga pesen money bucket secara online buat diantar langsung ke apartemen. Saya juga beli 2 buket bunga di sebelah kantor, kebetulan hari itu ada teman sejawat yang hari terakhir bekerja. Jadi 1 buat Aya, dan satunya lagi buat temen yang sekalian saya temui dulu lalu cuss ke Jakarta.
Menjelang sampai ke apartemen, saya juga pesan online kue ultah yang waktunya sudah diestimasi tiba hampir bersamaan dengan saya. Happy birthday Aya.
Gak lama kami disana, karena mau langsung balik ke Bandung tapi mampir makan dulu di jalan. Kami mampir di Pizza hut Jatiwaringin, masih bisa menerima dine in tapi last order 19.30 dan harus selesai makan jam 20.00. Terburu-buru jadinya makan.
Pengumuman seleksi mandiri yang diikuti Aya berikutnya adalah Unpad di tanggal 02 Juli. Alhamdulillah lulus di pilihan keduanya yaitu Agribisnis. Padahal tadinya sedikit pesimis Aya bisa lolos disini mengingat 3 universitas yang sudah ada pengumuman dan ketiganya lewat jalur UTBK, gak ada yang lolos. Ada 40,535 orang yang mengikuti Seleksi Mandiri Univ Padjajaran (SMUP), sekitar 14ribu mengikuti seleksi mandiri dengan jalur nilai UTBK dan sisanya via ujian online. Total yang diterima via SMUP adalah 2966 orang dan dari total itu 1588 diterima via jalur UTBK. Alhamdulillah.
Berikutnya di tanggal 07 Juli ada 2 lagi yang lulus yaitu Teknik Komputer UNDIP dan Arsitektur Unhas. Alhamdulilah.
Aya sudah mutusin untuk kuliah di Unpad. Alhamdulillah karena dia milih kuliah di tempat domisili sekarang yaitu di Bandung jadi masih dalam jangkauan radar hehe. Selain itu biaya kuliahnya lebih murah, Dana Pengembangan 30juta dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 6,5juta. Undip totalnya 49,5juta, Unhas totalnya 61juta. Kalau dari segi pemilihan jurusan, saya lebih prefer dia di Teknik Komputer karena jurusan ini paling banyak dibutuhkan di masa depan di era VUCA ini selain berpeluang bisa kerja dari mana aja. Tapi jurusan ini membutuhkan keseriusan dan minat/bakat. Saya kembalikan lagi keputusannya ke Aya.
Masih ada 2 seleksi lagi yang diikuti oleh Aya yaitu UNJ yang ujian onlinenya baru berlangsung tanggal 19 Juli dan UPI yang ujian onlinenya tanggal 21 Juli. Saya menyarankan untuk tetap ikut ujiannya meski sudah lulus UNPAD. Biar nambah pengalaman untuk ikut ujian. Karena seleksi ujian online ada beberapa hanya menggunakan Tes Potensi Akademik (TPA) saja bukan TPS atau TKA. Toh juga sudah terlanjur daftar. Hasilnya ini gak lulus.
Untuk jalur swasta dan sebagai cadangan, juga sudah ada yang didaftar yaitu ITENAS dan rencana berikutnya adalah STT Telkom. Aya daftar ITENAS lewat jalur nilai UTBK, pendaftarannya cuman 50 ribu rupiah. Dan sehari kemudian udah dapat email kelulusan di Informatika Itenas. Alhamdulillah. Pendaftaran ulang diberikan waktu sampai tanggal 9 Juli jadi masih ada peluang untuk menunggu peluang seleksi mandiri PTN yang diikuti. Rencananya akan daftar ulang saja di Itenas dan bayar uang kuliah tahap I sekitar 50% atau 12juta dari total 24,8juta kalau sampai tanggal 9 Juli gak ada kabar kelulusan di jalur mandiri. Setidaknya mengamankan kursi kuliah dulu.
Untung lulus di Unpad.