Perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Ketapang. Sebelum ke Pelabuhan Ketapang, kami mampir ke RM Srengenge Wetan, rumah makan yang persis terletak di 0 km Banyuwangi. Biar tau makanan khas Banyuwangi seperti rujak soto, nasi tempong dan lain sebagainya. Nasi tempong asli Banyuwangi, tapi terkenalnya malah di Bali. Nasi tempongnya enak, tapi rujak soto kurang sesuai dengan selera saya.
Abis itu, lanjut nyari tempat swab antigen. Waktu itu persyaratan nyebrang ferry wajib melampirkan surat keterangan hasil swab. Di dekat pelabuhan banyak tempat swab antigen. Dan harganya lebih murah dibanding di kota. Di kota rata-rata 99ribu, di dekat pelabuhan hanya 60ribu. Lumayan selisihnya jika dikali 5 orang. Cuma harus hati-hati juga memilih tempat tes karena saat itu lagi beredar kabar ditemukannya tes covid bodong di daerah pelabuhan.
Boarding ke ferry berjalan lancar. Tiket booking di aplikasi ferizy.com. Total harga tiket untuk berlima plus mobil adalah 220ribu rupiah. Lama menyeberang Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk kurang lebih 45 jam. Saya memanfaatkan waktu untuk booking sisa hotel lainnya di Bali. Done, booking day 2 di hotel Pullman Bali Legian Beach seharga 580ribu termasuk sarapan, day 3 di Merusaka Nusa Dua (dulu namanya Inaya Putri Bali) seharga 673ribu termasuk sarapan, day 4 di Le Meridien Jimbaran seharga 478ribu. Jadi total harga sewa penginapan kami di Bali selama 4 malam sekitar 2,2juta. Bintang 5 loh, kalo ngecek harga sekarang di Merusaka Nusa Dua untuk kamar deluxe di hari biasa 2,8juta/malam. What a nice bargain.
Trus saya booking juga paket one day trip ke Nusa Penida, total berlima dapat di harga 1,08juta. Nyaris semua bookingan saya booking di t***t karena diskonnya lumayan banget.
Dompetku ketinggalan di tempat tes tadi sementara kami sudah berada di ferry. Jadi saya minta tolong sama orang yang ngasih info untuk bantu tolong ngantarin, janjian di indomaret terdekat. Pak suami kemudian pergi ngambil, tapi sudah gak bisa bareng di ferry. Untungnya ada ferry berikutnya yang waktu keberangkatan berdekatan dengan ferry yang kami tumpangi. Jadi kami tiba hampir bersamaan. Ghazy udah nangis aja di gangguin kalo papanya ketinggalan di Banyuwangi.
Dari pelabuhan Gilimanuk, masih sekitar 3 jam 45 menit sampai ke hotel. Kami mampir makan malam di Waroeng Kampoeng di dekat Jimbaran. Menunya banyak dan enak-enak. Harganya terjangkau, bikin kita kalap untuk memesan. Porsinya emang gak terlalu banyak tapi cukuplah porsi ukuran sedang untuk makan 1 orang. Pelayanannya ok, kami tidak terlalu lama menunggu sampai datangnya pesanan. Selama di Bali, kami sampai makan 2x di sini.
Keesokan paginya, jam 6 pagi saya sudah keluar jalan menyisiri Jalan Uluwatu menuju pantai Jimbaran. Kebiasaan saya, suka explore jalan kaki pada saat berada di area tempat saya menginap. Sendirian, saya pengen menyisiri pantai Jimbaran sampai ujung. Ternyata ujungnya pasar ikan Kedonganan. Pagi itu, banyak penjual ikan di pinggir pantai. Ikannya segar-segar dan harganya murah. Sebelumnya saya sudah dapat referensi tentang pasar Ikan Kedonganan, tempat murah meriah untuk belanja seafood dan disekitarnya banyak resto/warung yang menawarkan jasa bakar seafood khas Jimbaran. Cuman resto/warung baru mulai buka jam 11 pagi. Jadi gak bisa makan disitu untuk keperluan sarapan. Jadinya saya berencana untuk datang kembali ke pasar ikan ini saat jam makan siang.
Pantai Jimbaran sepiii banget which is menyenangkan dan menenangkan. Saya minta pak Suami untuk ngantarin anak-anak ke pantai pakai mobil. Waktu itu belum ngerti kalo sebenarnya ada akses dari Movenpick menuju pantai hanya dengan berjalan kaki. Saya ngajak Ghazy untuk jalan kaki pulang ke hotel menyusuri pantai, yang lain balik ke hotel. Jalan santai sambil main air, main pasir. Banyak nelayan baru datang dari melaut membawa keranjang ikan segar. Pas melewati kami, ada ikan buntal yang terjatuh dari keranjang. Ikannya masih hidup cuman lemas. Saya berusaha untuk mengembalikannya ke laut, tapi setiap dilepas balik lagi ke pantai dibawa ombak. Akhirnya saya biarkan saja, gak berapa lama pak nelayan datang mengambilnya.
Lumayan juga jalan kaki menuju hotel. Kami lanjut berenang di hotel, betah berlama-lama dalam air soalnya airnya hangat. Tak terasa kami sampai jam 11.30 berenang dan waktunya untuk siap-siap checkout dan menuju ke hotel berikutnya.
Kami ke pasar ikan Kedonganan, jualan ikan di pinggir pantai sudah bubar. Jadi kita masuk ke dalam pasar ikan. Kerapu 55ribu/kg, cumi 55ribu/kg, kerang dara 35ribu/kg, udang 50ribu/1/2kg. Total belanja 195ribu. Di belakang pasar juga banyak warung jasa bakar ikan, namun kami memilih mencoba bakar di resto yang berada di pinggir pantai yang paling dekat dengan pasar ikan. Lupa nama restonya. Saya juga gak ingat detil harga jasa bakar, yang kita bayar untuk jasa bakar, nasi, sayur dan minum sekitar 150ribu. Harga jasa untuk bakar sedikit berbeda dengan makanan yang digoreng. Enak, nikmat dan makan sepuasnya. Bumbu bakar balinya enak banget. Bahkan masih ada yang kami take away karena perut ini sudah kekenyangan banget.
Kami check in di Pullman Legian. Saya minta posisi kamar yang bagus, kata petugas resepsionis yang dipilihkan ini adalah kamar yang dekat dengan infinity pool. Cocoklah, secara Ghazy penggila air banget. Kami langsung berenang sebentar di infinity pool. Lalu keluar mau hangout di Potato Head Beach Club. Milih ke beach club ini karena belum pernah kesini. Kami menikmati sunset disini.
Pagi hari, saya sendirian lagi menikmati angin pantai menyusuri pantai Legian dengan target sampai ke pantai Petitenget, pantai depan Potato Head. Love to walk along the beach. Jarak pulang pergi sekitar 11 km. Balik hotel, langsung gabung sama Ghazy untuk berenang. Disini saya ketemu obrolan sama orang travel yang lagi berenang, cerita soal gimana pandemi memporakporandakan pariwisata Bali, cerita soal dia harus mengembalikan 5 mobil ke leasing akibat gak punya kesanggupan bayar, cerita soal keunikan tamu/instansi yang menggunakan jasanya dia. Seru sih ngobrolnya.
Lepas check out, kami ke pasar ikan Kedonganan lagi. Masih pengen nyoba tempat jasa bakar ikan lainnya, dan pengen beli scallop lalu dibakar dengan bumbu bali. Kali ini kita belanja lebih sedikit, Ikan baronang sekilo, cumi untuk digoreng tepung 1kg, dan scallop 1kg. Total 150ribu. Bakarnya kita mau coba di warung sekitar memasuki area pasar. Katanya sih yang paling recomended warung bu wiwin, tapi dua hari itu tutup karena lagi ada perayaan hari raya Galungan waktu itu. Kita milih warung yang di dekat warung bu wiwin yang juga rame banget. Enak. Next kalo ke Bali, makannya mau lagi disini.
Kami menuju Nusa Dua untuk check in di Merusaka Nusa Dua. Berenang dan lagi dan lagi-lagi berenang. Ghazy setiap abis berenang di kolam lanjut lagi main di bathtub, hehehe.
Kegiatan pagi harinya adalah main paddle di pantai Nusa Dua yang berada di depan hotel. Gak berani jauh-jauh mainnya karena main sendirian. Pak suami nyusul mau belajar main paddle. Setelah berkali-kali jatuh bangun di air, akhirnya bisa juga dia berdiri dengan stabil diatas paddle.
Lepas dari Merusaka menuju hotel terakhir yaitu Le Meridien hotel. Pertanyaannya, gak capek apa pindah-pindah hotel? Yang capek dan harus extra effort adalah maknya. Yang unpacking dan packing barang-barang ya saya. Yang lain mah santai saja pindah-pindah. Tapi yang menyenangkan bagi kita semua adalah melihat Ghazy bahagia menikmati bisa berenang sepuasnya di berbagai tempat.
Sayang kids club yang juga menjadi fasilitas hotel *5, masih ditutup karena pandemi covid.
Di Le Meridien, kamar kita di upgrade. Dapat kamar yang luas banget yang pemandangannya ke arah kolam renang. Sore itu kita berenang dan setelah itu saya ke pantai Jimbaran. Akses Pintu belakang hotel ini berada persis di depan cafe/resto Jimbaran seperti Menega dan lain-lain. Tapi kita gak makan disini, udah dapat versi murahnya dan enak juga di daerah Kedonganan.
Jam 5 subuh kita checkout. Hari terakhir di Bali kita mau ke Nusa Penida. Agak terburu-buru kuatir telat sampai pantai Sanur. Saya diinfo untuk ke counter fast boat Axe Stone melapor. Ternyata berangkat naik fast boat ke Nusa Penida nanti jam 8.30 pagi. Disana kami sudah dijemput driver untuk berkeliling Nusa Penida dari barat ke timur. Pantai Kelingking, Broken Beach, Angel Billabong, Diamond Beach, Atuh Beach, dan rumah pohon Malonteng. Pengen turun sampai pantai kelingking, kata driver sebaiknya pertimbangkan waktu, nanti tidak dapat semua tempat wisata yang dituju. Karena jam 3 sudah harus berada kembali di pelabuhan untuk nyeberang ke Sanur. Driver juga berfungsi sebagai guide dan tukang foto. Foto dan videonya bagus loh. Next panjang umur kesini, pengen nginap di Nusa Penida.
Niat untuk mampir makan warung Mak Beng batal karena ternyata antrian mengular untuk masuk ke warung. Tau gitu kita mending makan tadi pagi saat warung itu udah buka dan sepi dari pengunjung. Jadinya mampir makan di KFC terdekat dan melanjutkan perjalanan ke arah pelabuhan Gilimanuk.
Di jalan sempat mampir juga makan durian. Sepertinya lagi musim durian. Enak, duriannya rasa legit dan berwarna kuning. Disitu ada 4 harga durian, kita milih harga durian yang ketiga. Murah, kalo gak salah 50rb/ 3buah. Nyesel gak bawa kotak tupperware buat dibawa pulang. Di jalan ijen menuju kota Banyuwangi, kita juga mampir makan durian. Dengan kualitas kurang lebih sama disana harganya 2xlipat. Kita sempat bawain durian 1 biji buat Ghazy yang doyan durian tapi lagi tidur saat mampir makan durian.
Kita sempat kuatir, jam 10 malam ada gak ya tes swab yang terbuka. Ternyata menjelang pelabuhan, banyak sekali orang yang nawarin tes swab. Niat cuma bertanya malah dipandu dengan motor menuju tempat swab. Saya bilang ini belum tentu jadi loh ya. Tempat swab yang dia tunjukkan hanya terima tunai sementara saya gak punya. Harus nyari atm. Jadinya kami lanjut saja sampai ketemu tempat swab yang agak ramai dan bayarnya bisa dengan transfer. Dan lebih terpercaya karena afiliasi dengan rumah sakit. Harganya 55ribu/orang.
Saya rencana mau booking penginapan di Banyuwangi buat sekedar mampir tidur, tapi kata pak suami lanjut saja. Kami sempat mampir tidur sekitar sejam di jalan. Lanjut bergantian menyetir nonstop hingga Bandung. Kami sampai di Bandung sekitar jam 5sore.
End of trip