Saya mendarat ke Surabaya lagi. Kali ini untuk menghadiri acara nikahan rekan sekantor. Udah janji sama Sofar untuk datang kesana. Waktu itu lagi tinggi-tingginya kasus Omicron yang bikin rekan kantor dan keluarganya banyak yang harus isoman. Padahal niatnya pengen ke Surabaya rame-rame. Saya baru selesai isoman di Makassar kurang lebih 2 minggu waktu itu. Ya udahlah daripada gak ada dari kantor yang datang, biar saya mewakili asalkan ke Surabaya lewat jalan darat bawa driver. Saya ngajak anak-anak dan kakak saya. Saya baru 4 hari ketemu mereka masa saya tinggal lagi, biar mereka juga kebagian jalan-jalan. Kita berangkat hari Jumat, tiba tengah malam di Surabaya. Sabtu pagi acara nikahan, jam 10an Sofar dengan gagah dan senyum yang paling sumringah menggandeng istrinya ke panggung. Abis itu mengarah pulang ke Bandung. Masih spare waktu sehari yang bisa dimanfaatkan untuk jalan-jalan. Belum ada tujuan yang pasti. Pilihannya ke Solo, Dusun Semilir Semarang atau Nepal van Java Magelang. Pengen ke Nepal van Java tapi bingung lagi nginap dimana. Tidak banyak penginapan yang kontaknya ada di mbah google. Sekalinya ada, pas ditelpon katanya full. Saya nanya apakah ada penginapan lain yang direkomendasikan, katanya gak ada. Ada lagi yang lain tapi lama responnya. Rupanya disana sinyal hp kurang bagus, jadi slow respon. Sekitar jam 5 sore ada yang balas wa saya, menginformasikan homestay ada available. Fix, kami menuju kesana. Pengen merasakan nuansa pedesaan yang sejuk dan segar saat bangun pagi besok. Sekitar jam 10 malam kami tiba di Nepal van Java.
sumber foto: dari sini
Nepal van Java adalah julukan untuk Dusuh Butuh sebagai salah satu desa wisata di Magelang yang semakin popular. Lokasinya berada di Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Dusun ini diberikan julukan tersebut karena lokasi dusun terletak di Lereng Gunung Sumbing yang membuat rumah warga desa terlihat bertumpuk sama seperti pemukiman warga di Negara Nepal. Warna warni rumah warga juga menambah keindahan dusun ini.
Pagi hari, kami mulai berjalan menyusuri Dusun Butuh. Kami ditawari ojek untuk berkeliling. Kakak saya supaya gak terlalu capek jalan menanjak, naik ojek. Saya, Nayla dan Ghazy jalan pelan-pelan saja. Niatnya kan sekalian olahraga. Kami jalan melewati basecamp pendakian melewati gerbang jalur pendakian gunung Sumbing sampai di gardu pandang paling terakhir. Di jalan kami bertemu dengan penduduk yang akan bertani/berladang. Mereka dengan ramahnya menyapa kami. Melihat pemandangan ke bawah dari atas sambil makan mie instan pake telur sungguh sangat menyenangkan dan menenangkan. Healing, kita healing.
Ghazy terus kami semangati untuk jalan. Berkat permen dan snack, dia jadi semangat lagi untuk jalan. Dia sempat bilang gini, “Ndak patah mi kakiku mama” (dialek Makassar). Maksudnya dia sudah gak capek lagi dan masih kuat jalan. Hehehe.
Sayang saya cuma berbekal duit 20ribu rupiah. Niatnya duit itu cadangan kalo diperlukan beli air minum. Dan kirain jalannya gak jauh. Duit itu terpaksa saya bagi 5rb buat beli permen dan snack, 10rb buat beli indomie telur di kedai yang berada setelah gerbang jalur pendakian, dan 5rb lagi buat tiket masuk. Sebenarnya tiket masuk ada yang 2rb/org dan ada 3rb/org. Karena saya berdua, saya lalu minta ijin masuk sebentar dan ijin bayar satu orang saja sementara anak saya masuk cuman mau fotoin saya. Dan dibolehkan. Hehehe.
Beruntung kami bisa menginap di Bintang Homestay, info di google sering full book dan memang reviewnya bagus. Homestay menawarkan sewa per kamar ataupun satu rumah. Homestay merupakan rumah berlantai 2, terdiri dari 3 kamar dan 2 kamar mandi, parkir mobil cukup untuk 2 mobil. Saya booking 2 kamar saja, 1 kamar double untuk saya berempat, tempat tidur atas bawah. Satunya lagi kamar single untuk driver. Harga kamar single 200rb dan harga kamar double 300rb. Waktu kita datang, gak ada orang lain selain kita, jadi berasa rumah sendiri. Bersih dan nyaman. Kamar mandinya modern pake bathtub dan bersih. Di dapur peralatan masak lengkap, bahkan disediakan beras dan mie instant, oleh pemiliknya dipersilakan untuk dipakai.
Bintang Homestay
0878-3401-1113
https://maps.app.goo.gl/EuMjcC2yLFLPHuKE9
Perjalanan diteruskan menuju Dusun Semilir di Bawen. Dusun Semilir merupakan tempat wisata yang lagi hits di daerah Semarang. Daya tariknya adalah memadukan beberapa wisata dalam satu kawasan, seperti wisata air, wisata permainan, wisata foto, wisata makanan, staycation, meeting dan lain-lain. Banyak wahananya, seperti ada juga wahana berupa perosotan raksasa warna-warni yang panjangnya mencapai 120 meter dengan tinggi 40 meter. Kami kesini dengan niatan cukup tau aja suasananya biar gak penasaran. Kami berjalan mengelilingi, mampir makan es krim, pas ketemu area korea kita foto-foto trus ngirimin Aya di Bandung yang gak bisa ikut karena ada kegiatannya. Biar jealous dia. Yang menarik juga adalah disini bisa belanja oleh-oleh untuk dibawa pulang. Hampir semua stall oleh-oleh menawarkan tester seperti tahu isi, bakpia dan lain-lain.. Lumayan kenyang berkat tester dan kita juga gak perlu mampir lagi untuk beli oleh-oleh, meski emang oleh-oleh ini bermerk khusus Dusun Semilir. Lumayan sih rasanya.