Bebas subsidi

Kapan terakhir kali minta uang sama orangtua atau bebas subsidi dari orangtua?
Sejak kuliah saya udah mulai mandiri tapi masih disubsidi. Sejak papi meninggal di tahun ke dua kuliah, tanggung jawab keuangan terbagi. Uang bulanan kuliah disupport sama kakak saya yang kerja di Timika, itupun nilainya juga tidak besar tapi cukuplahh dan tau diri juga. Mama saya full time mom yang mengatur kebutuhan hidup sehari-hari. Penghasilannya paling hanya dari panen sawah, kalo kepepet harus gadai emas. 

Untuk bisa dapat uang tambahan, waktu itu di rumah kami buka usaha jasa ketikan komputer. Yang ngerjain adalah saya dan 2 adik-adik. Saya delapan bersaudara, 4 orang merantau keluar Makassar. Kami sisa berempat dirumah. Jasa pengetikan cukup ramai karena disekitarnya ada kampus swasta terbesar di Makassar. Lumayan sih hasilnya, cukup untuk bisa kami terus survive Terus sebagai tambahan, ada kakak saya yang lain memberi modal barang-barang Unilever buat dijual dengan sistem pesan antar di sekitar rumah. Ini kami kerjakan juga kurang lebih sekitar 6bulan. Tidak bertahan lama, karena lumayan juga effortnya untuk pengelolaannya. Jadi kembali fokus ke jasa ketikan. Kami bertiga lumayan cepat ngetiknya. Beruntung tuh jaman SMA dulu dapat pelajaran mengetik, jadi mengetiknya pake sistem 10 jari.

Beruntung juga, saya di kampus dapat tambahan beasiswa mulai tahun keempat. Nilainya 100ribu/sebulan. Sebagai perbandingan ongkos pete-pete/angkot kampus ke rumah itu 400rupiah. Jadi  begitu berarti. 

Saya juga bertekad, begitu selesai kuliah saya harus langsung dapat pekerjaan. Gak boleh nganggur. Pekerjaan apapun asal halal ya, pekerjaan dengan kualifikasi pendidikan SMA saya akan ambil sepanjang judulnya tenaga administrasi/sekretaris. Saya menghindari pekerjaan sales/marketing dan sejenisnya. Gimana caranya saya bisa bebas subsidi dan tidak memberatkan orang tua maupun kakak saya. Begitu lulus, walaupun belum wisuda saya sudah lamar sana sini. Sempat beberapa kali mengikuti tes pekerjaan.

Kemudian saya dipanggil wawancara di satu kantor perusahaan penyedia jasa konstruksi. Pekerjaan yang ditawarkan sesuai dengan saya yang berlatar belakang pendidikan Teknik Sipil. Belum ada kepastian saat itu, katanya nanti akan dipanggil lagi kalo diterima. Sambil menanti saya tetap melamar sana sini. Sampai beli amplop coklat banyak terus ngeliat lowongan pekerjaan di koran. Sebulan berlalu belum ada kabar juga. Kantornya dekat dengan rumah dan nyaris selalu saya lewati karena depan kantornya tempat nunggu angkot.  Jadi daripada penasaran, saya datang lagi kesana ketemu sama si bos yang wawancara saya untuk nanyain keputusannya. Nekat sih soalnya itu bukan saya banget. Saya tipe introvert, to tell you the truth. Tapi karena the power of kepepet, maju terus pantang mundur.

Seminggu kemudian saya dipanggil kerja disana. Setelah kurang lebih 2 bulan effort untuk melamar pekerjaan di sana dan disini. Alhamdulillah. Gaji sih gak seberapa, 400ribu sebulan. Tapi insentifnya banyak. Lebih dari cukup. Kantor saya itu milik Ketua Gapensi Sulsel. Jaman dulu itu satu-satunya organisasi Pengusaha Jasa Konstruksi. Beda dengan sekarang udah ada Aspekindo, Gapeknas, Gapeksindo dan lain sebagainya. Jadi pengaturan proyek luar biasa kencengnya waktu itu. Pekerjaan saya kebanyakan membuat penawaran untuk tender. Saat itu untuk penawaran tender yang diatur, yang buat penawaran untuk semua penawar adalah yang akan mengerjakan proyeknya. Dan di kantor itu bukan 1 perusahaan saja tapi banyak perusahaan yang juga menggunakan kantor tersebut. Semua klasifikasi dari Kecil sampai Besar. Kalo lagi musim tender, saya bisa semalaman di kantor. Biasanya kepastian tender diatur atau fight dan nominal penawaran baru ditentukan di malam sebelum pemasukan penawaran. Tapi ini kisah jaman dulu ya, sepertinya sekarang pengelolaan proses lelang lebih transparan.

Sejak mulai kerja di kantor inilah saya bebas dari subsidi. Kerja di sini kurang lebih setahun. Saya masih melamar sana sini untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Sempat juga ikut tes jadi dosen, ikut test PNS BPK. Tes BPK ada 5 tahap, saya lolos di tahapan terakhir dimana sisa 5 orang dan yang terpilih hanya 2. Dan bukan saya yang terpilih, hiks. Nah di kerjaan sekarang, itu sebenarnya kebetulan melamar. Teman saya yang tau info lowongannya duluan dan minta tolong dibawakan materai sekalian nyuruh melamar. Saya keterima, teman saya itu tidak. Dan bertahan kerja udah 22 tahun diperusahaan yang dulunya BUMN ini.

 

 

Advertisement

2 thoughts on “Bebas subsidi

  1. Budeeee namanya udah rezeki yaa niatnya menemani teman melamar kerja eh malah bude yang diterima
    Salut aku tuh lihat bude sampai 22 tahun di sini. Jadi kenal dong kita heheh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s