Setelah menyelesaikan urusan pengambilan mobil di Europcar bandara Charles de Gaulle, kami menuju kota Paris. Ini pertama kalinya suami bawa mobil setir kiri, dia agak kagok dan saya pun sebagai navigator juga nervous. Biasalah masih penyesuaian dan masih salah jalan. Harusnya lurus saja, tapi malah belok lagi dan kembali ke tempat pengambilan mobil sewa yang tadi. Tapi kita jadi tau dimana arah jika akan kembalikan mobil nanti. Setelah itu kami mengandalkan google maps hingga sampai ke hotel. Perjalanan lancar saja, petunjuk arah pun jelas. Nanti mulai bingung lagi saat mendekati hotel mencari dimana jalan masuk ke tempat parkirnya. Setelah dapat arah yang benar kami kebingungan lagi dimana mengambil karcis parkir dan bagaimana agar pintu ke parkiran terbuka. Yang ada hanya pagar kawat, ternyata setelah mengambil karcis parkir, pintu pagar kawat pun terbuka. Oalah, hehehe.
Sebelumnya udah saya browsing dimana tempat paling murah untuk parkir mobil disekitar kami nginap. Parkir di Novotel 29Euro/hari. Tempat lain hanya sedikit lebih murah yaitu berkisar 20-25Euro. Akhirnya tetap parkir di Novotel aja, duh 500 ribu. Kita di Indonesia kalo nginap di hotel otomatis free parking kan. Di Paris, kalo mau lebih menghemat lagi, parkir di jalan setelah jam 19.00. Diatas jam 7malam sampai jam 9pagi dan sepanjang hari Minggu, parkirnya gratis. Cuman yah keamanan tidak terjamin.
Kami memilih menginap di Novotel Paris Centre Tour Eiffel karena hotel ini yang terbilang paling murah untuk hotel yang berada di dekat dengan Eiffel Tower meski tetap mahal di kantong kami. Harganya 2,4juta trus dapat diskon 20% di Ti***.com. Tanpa Sarapan. Ke Eiffel sisa jalan kaki sekitar 800meter dan dari depan hotel, Eiffel sudah keliatan. Sengaja milih hotel ini biar jadi pengalaman yang menyenangkan bagi suami dan anak-anak.
Setelah selesai mandi, kami menuju Menara Eiffel. Hari sudah gelap, Eiffel tampak cantik bermandikan cahaya. Angin dingin kencang menerpa muka kami, padahal kami sudah mengantisipasinya dengan jaket berlapis-lapis. Ada yang berubah di Eiffel, rupanya disekeliling Eiifel sudah dipagari entah sejak kapan. Katanya untuk mencegah aksi terorisme. Terakhir kesini 2012 dan 2016, masih bebas saja masuk. Sekarang harus ngantri untuk Xray barang bawaan kemudian harus ngantri beli tiket dan ngantri lagi untuk naik lift. Beruntung, Aya dan Dede (14 dan 13 tahun) cuman bayar 1/2 dari tiket dewasa. Harga tiket untuk sampai ke puncak dan menggunakan lift adalah tiket dewasa 25.5Euro, tiket remaja 12.7Euro. Ada lagi harga jika hanya sampai ke lantai 2 atau bagian tengah eiffel dan ada harga tiket lebih murah jika naik tangga sebanyak 704 anak tangga sampai ke lantai 2. Di malam hari yang dijual hanya tiket yang menggunakan lift saja.
Pertama kali ke Eiffel tahun 2012, saya mencoba naik tangga. Selain lebih murah, antriannya tidak mengular panjang. Lumayan Capek sih, tapi diimbangi dengan berfoto foto sehingga akhirnya nyampe juga. Waktu itu bisa akses ke puncak naik lift dan kembali turun sampai ke lantai dasar dengan naik lift juga. Tahun 2016 kembali kesini sama teman-teman 7orang yang pada gak pengen naik ke Eiffel, mereka sudah cukup puas santai sambil berguling-guling cantik di halaman rumput yang berada di depan Eiffel.
Eiffel cantik banget di malam hari. Gak bisa juga berlama-lama di atas karena anginnya bikin gak kuat. Sampai di lantai 2 foto-foto sebentar kemudian ngantri lagi ke lift yang akan naik ke puncak. Di puncak. juga gak lama dan langsung turun dan pulang ke hotel.
Di pagi harinya, saya bangun lebih awal untuk nyiapin sarapan. Perbekalan yang kami bawa cukup banyak dari Indonesia. Sayangnya saya merusak travel cooker (again). Lupa menswitch voltase dari 110V ke 220V. Sebelumnya travel cooker ini saya pakai saat jalan-jalan di Amerika, disana voltasenya 110V. Hadeuh, terpaksa cara darurat yang kami pakai, masak nasi dengan menggunakan teko air. Cara masaknya cek disini.
Setelah selesai sarapan, kami berjalan-jalan menikmati seputaran Eiffel dan menyusuri Sungai Seine. Hotel ini terletak di depan Sungai Seine. Mulai dari Pont de Granelle (Jembatan Granelle) melewati taman sampai melewati sedikit Pont de Bir Hakeim. Cantik dan sepi. Mungkin karena hari Minggu. Rasanya tak jemu-jemu menatap Eiffel dan berfoto dengan latar belakang Eiffel. Pengen ke Trocadero yang gak jauh lagi tapi waktu yang membatasi. Kami mau ke Museum Louvre sebelum melanjutkan perjalanan ke Amsterdam.
Balik ke hotel kemudian check out. Pembayaran Parkir dilakukan di mesin tiket dengan menggunakan kartu kredit. Pengalaman kedua di parkir museum Louvre kami mulai familiar dengan perparkiran di Eropa. Kalo gak salah fee parking 3Euro untuk 30 menit pertama. Jadinya kami ke Louvre dengan target 30 menit. Anak-anak cuma mau foto di depan piramida kaca Museum Louvre. Saya juga gak ngajak mereka ke dalam museum selain waktu yang terbatas, anak-anak juga belum cukup paham tentang apa yang ada di museum. Kalo saya pribadi, 2x masuk Museum Louvre sampai ke galeri dimana lukisan Monalisa berada.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Amsterdam.
Baca juga: Keliling Eropa dengan sewa mobil
Kangen juga sama Eiffel kalau disana dulu paling senang naik Metro 6 (atau 9?) yang menyebrangi jembatan, view Eiffel luar biasa bagus dari atas Metro itu. Menara Eiffel seperti bidak catur raksasa saja…Hahaha boleh juga tuh mba ide masak nasi dengan teko air…
Beda ama Trocadero ya tempat yang dimaksud mbak? Thanks ya mbak
Iya sekitar situ…cuma kan naik metro