
Island where the love is
Pak Ibrahim, bapak yang kami kontak untuk sewa perahu 2 hari, menyarankan agar Pulau Komodo diskip saja. Abis waktu, katanya. Harus bayar 80ribu lagi untuk tiket masuk dan belum tentu liat komodo. Ogah. Kan udah deal mengenai itinerary dan sudah bayar mahal buat sewa perahu kesana. Saya pengen punya gambaran langsung dari ke dua pulau yang menjadi tempat hunian Komodo tersebut. Tiap tempat punya keunikan tersendiri pastinya. Jadi di hari pertama kami ke Pulau Rinca dulu. Pulau ini yang paling dekat ke Labuan Bajo. Tidak heran lebih banyak orang yang memilih berkunjung ke Pulau Rinca. Lebih dekat efeknya ke biaya sewa perahu dan sudah bisa berfoto dengan Komodo. Luas Pulau Rinca hanya setengah kali Pulau Komodo, jadi lebih kecil. Kontur geografis Pulau Rinca lebih banyak berupa padang Savana. Area yang lebih kecil dan banyak padang savana membuat Komodo lebih mudah ditemukan di Pulau Rinca. Untuk foto-foto harus diakui lebih cakep di Pulau Rinca. Karena hari sudah semakin sore, kami disarankan untuk mengambil short track saja berkeliling di Pulau Rinca. Kata Ranger yang menemani, jalur yang kita ambil termasuk panoramic view yang keren diatas padang savana. Saat kita datang ketemu 4 komodo dibawah kolong rumah. Saat trekking, cuma ketemu 1 komodo kecil. Saat turun dan nungguin Aya pipis, ketemu lagi Komodo yang lagi mau jalan keluar dari kolong rumah. Moment ini yang segera dimanfaatkan untuk berfoto. Minta tolong difotokan sama ranger, karena mereka tau trick foto komodo biar fotonya keren.
Pulau Rinca
Kemudian di hari kedua, langit masih gelap saat kami mulai berangkat menuju Pulau Padar dan Pulau Komodo. Mampir dulu trekking di Pulau Padar, kemudian jam 12 siang baru tiba di pulau Komodo. Biaya tiket sama dengan di Pulau Rinca, Rp80,000. Kita juga bakal dapat segepok karcis dalam amplop. Karcisnya banyak karena harga itu dipecah-pecah untuk berbagai aktivitas seperti pengamatan satwa liar, ijin berenang dan lain sebagainya. Pilihan trekking pun beragam, ada short, medium, long dan custom (sesuai permintaan customer, harga beda lagi). Ranger yang temani kita ini cukup detail memberi penjelasan. Tentang kapan terakhir kejadian manusia yang jadi korban keganasan Komodo, katanya kejadiannya sudah lama sekali. Komodo keliatannya pelan, santai tapi mampu berlari 20km/jam, mampu memanjat, bisa berenang, menyelam sampai kedalaman 4.5m dan mampu mencium bangkai yang berada 9km jauhnya. Komodo tidak tiap hari makannya, rata-rata sekali sebulan. Tapi sekali makan, 1 ekor komodo bisa melahap 1 ekor kambing atau rusa, kemudian mencernanya pelan-pelan sampai tiba waktu makan berikutnya. Di perjalanan, kami temui beberapa rusa, babi dan lainnya yang kata Ranger adalah calon makanan Komodo. Dibiarkan hidup bebas sampai tiba waktu makannya si Komo.

Si Komo di pulau Komodo
Kita melewati mata air, tempat biasa komodo di temukan. Dan benar ada 1 komodo yang lagi mau minum. Asyik, lebih natural tempatnya. Salah satu indra penciuman si Komo ada di lidahnya yang panjang. Jadi sebelum minum, dites dulu keamanannya.
Cuaca panas sekali. Saat si Ranger bilang ada tempat beli air minum dingin, senangnya. Stock air minum masih ada tapi tidak dingin, butuh yang segar-segar. Di dekat situ juga ada los-los jualan souvenir seperti baju kaos dan sebagainya. Sayangnya tidak ada tempat singgah makan di sekitar pulau-pulau tersebut. Ada restaurant di Pulau Komodo tapi masih menunggu pengelola baru untuk mengurusnya. Kayaknya bagus tuh dibuatkan tempat singgah yang wajib buat setiap perahu/kapal, bisa one stop shopping, one stop eating, one stop leyeh-leyeh dengan harga terjangkau. Karena gak ada tempat singgah, jadinya kita bawa bekal makanan yang cukup banyak. Hotel Bintang Flores yang kita tempati nginap, mau nyiapkan sarapan take away jam 4subuh. Trus tengah malam, beli nasi ayam di daerah Ujung Genteng, bawa popmie, roti dan snack lainnya. Repot sih sebenarnya, tapi daripada kelaparan di perjalanan.
Itu fotonha dekat sekali sama komodonya. Nggak takut digigit kah? Atau komodo2 nya udah jinak ya?
keliatannya aja dekat padahal itu masih 3-4m dari komodo. yang pintar yang motret (si ranger), dia tau angle yang pas buat foto seperti itu hehehehe
aku jg mau komen sama, keliatan deket bgt fotoan ama si Komo hehe
hehehe… mbak noni udah ke labuan bajo kan? sempat foto ama komo juga gak?
Sempet hehe tp aku datang pas Juli, musim kawin kayaknya jadi cuman ketemu yg di deket mess
The most beautiful place in the world!!