Itinerary yang jauh-jauh memaksa saya harus menggunakan budget airlines dalam perjalanan ke Eropa beberapa waktu lalu. 6xterbang dalam wilayah Eropa dalam 11 hari. Hemat dan cepat. Contoh Paris-Barcelona 20jam jika naik bis harga 14 Euro (harga promo), 6jam naik TGV (kereta) tapi harganya diatas 100Euro, naik pesawat 2 jam harga sekitar45Euro.
Pilihan maskapai pun sangat beragam. Hanya saja semakin murah harga tiket, jam terbangnya pun kebanyakan di jam-jam ajaib seperti pagi-pagi sekali atau berangkat tengah malam. Pusing juga mengatur itinerary seperti ini, harus banyak-banyak melakukan riset berkaitan pemilihan transportasi dari bandara ke penginapan, pemilihan penginapan atau mengambil keputusan nginap di bandara. Gak lucu kan tengah malam tiba, tapi setengah mati kesana kemari nyari penginapan yang dituju. Atau kalo berangkat pagi-pagi, yang dicari adalah adalah kemudahan akses transportasi dari penginapan ke bandara. Atau informasi apakah bandaranya termasuk sleeping friendly airport. Seperti waktu terbang dari Barcelona ke Rome, pada jam 3 malam kami cuma 2 menit jalan kaki dari hostel ke halte bus ke airport (pesawat jam 6pagi). Begitu juga sewaktu terbang dari Rome ke Athens, pesawat jam 6 pagi juga, satu-satunya cara adalah naik taxi karena bus ke bandara adanya mulai jam 4pagi, belum lagi harus ngantri naik bus dan ke airport lamanya 45 menit. Jadi saya memilih hostel yang dekat dengan stasiun kereta, banyak alternatif dan pastinya banyak taxi mangkal. Athens-Santorini terbangnya tengah malam, sudah gak ada bus ke kota, jadi begitu tiba di airport Santorini langsung keluar menuju ke tempat mangkal taxi untuk menghindari rebutan taxi dengan penumpang lain. Santorini-Athens juga tengah malam, trus pesawat lanjutan kita ke Bologna jam 9pagi, jadilah kami tidur-tidur ayam saja di bandara. Continue reading →