Estimasi awal biaya perjalanan adalah berkisar 5-6juta. Namun pada saat berangkat, rupiah melemah terhadap Yen (1 Yen=Rp 121). Padahal saat issued tiket di bulan Januari lalu kurs 1 yen= Rp 110. Kemudian perkiraan biaya hotel tadinya diestimasi 350rb/malam/orang, kena 650rb/mlm/orang. Tiket transportasi osaka-tokyo juga melonjak 2x lipat. Sebenarnya sempat ngeliat promo Jetstar Osaka-Tokyo 450ribu-an, namun saya belum mau issued kalo visa belum beres.

Estimasi biaya yang dijadikan dasar untuk sharing biaya selama 6 hari adalah sebagai berikut:

Kami sepakat sharing biaya 61,000yen/orang. Biaya yang masih tentative adalah transport lokal, entrance fee, dan makan. Gak bisa diperkirakan biaya fixnya. Dan kami juga gak jadi beli JR Kanto Pass, karena ada yang cepat pulang. Kuatir tiket terusan itu penggunaannya kurang maximal, jadinya beli tiket ngeteng-ngeteng aja. Entrance fee gak terpakai juga, karena lebih banyak kami ke tempat free entry, ada juga karena malas ngantri jadi cuman diluar-luarnya saja.

Alhasil setelah bendahara menghitung semua pengeluaran, kami mendapat pengembalian biaya sharing sebesar 9,000yen/orang. Lumayan. Jadi biaya perjalanan kami adalah sebesar 52,000yen atau setara 6,3juta. Tiket Makassar-Jakarta-Osaka-Tokyo-Kualalumpur-Makassar adalah sebesar 4,7juta. Jadi total tiket+biaya perjalanan adalah sekitar 11 juta.

2 minggu lalu juga, sepupu ada yang nelpon. Sepupuku itu berencana jalan-jalan sambil reuni ke Tokyo sama teman-temannya pake tour. Begitu dimintai biaya tour 18juta dan itu diluar tiket pesawat, dia shock. Biaya semahal  itu tidak mencover tiket masuk Universal Studio maupun Disneysea/Disneyland dan hotelnya bintang 3. Sadis amat yakkk. Jadi dia batal gabung dengan teman-temannya, mending backpacking aja katanya. Makanya dia minta advis bagaimana backpacking ke Jepang.