Let’s Go Under (Buniayu Cave)

WhatsApp Image 2022-07-25 at 5.27.35 PM

Setelah manjat di Gunung Parang, dapat ajakan lagi ke untuk menjelajah Gua Buniayu di Sukabumi.
To be honest, saya sebenarnya gak terlalu demen masuk ke dalam permukaan bumi. Gelap, lembab, basah. Tapi pengen juga tau rasanya menyusuri gua secara vertikal. Gua Buniayu termasuk jenis gua bisa disusur secara vertikal dan secara horisontal. Selama ini beberapa kali masuk gua horisontal yang emang sudah didesain untuk dikunjungi dengan mudah tanpa perlu harus berbasah-basah dan sudah terang dengan cahaya alami maupun buatan. Diluar negeri pernah explore Gua Manjang di Jeju, sekitar 1 km berjalan didalam gua kurang lebih sekitar 1jam. Masuk dan keluar dari pintu gua yang berbeda. Pernah juga ke Gua Thien Cung di Halong Bay Vietnam yang stalaktit dan stalakmitnya berbentuk unik ada yang menyerupai naga, burung phoenix dan lain sebagainya. Kalo di Indonesia, pernah ke gua Allo dan gua Berlian di Sombori, Morowali, Sulawesi Tengah. Goa Berlian, goa yang cukup luas didalamnya terdapat stalaktif yang kalo pencahayaannya pas akan keliatan berkilau seperti berlian. Continue reading

Advertisement

Negara multipesona

IMG_0537

Satu lagi draft tulisan yang belum diposting karena masih nyari foto yang mau diupload di postingan ini. Pengennya posting foto diarea sultan ahmet disekitar blue mosque tapi belum ketemu. Jadi supaya cepat diposting, kasih foto saat explore Goreme. Here the story goes…

Turki bisa dibilang negara multi pesona. Betapa tidak, Turki merupakan satu-satunya negara yang berada di dua benua yaitu benua Asia dan benua Eropa. Turki memiliki letak dominan di Asia dan hanya Kota Istanbul yang berada di daratan Eropa namun Istanbul merupakan kota terpenting bagi Turki walaupun bukan ibukota. 

Saya akhirnya dapat tiket murah ke Turki. Niatnya emang kalo belum dapat tiket dibawah 6juta pp saya ogah ke Turki. Tiket Etihad Airlines Jakarta-Istanbul seharga 5,5juta saya beli saat ada promo di H-3bulan. Nyaris pergi berlima, ada beberapa teman yang pengen ikut tapi gak sempat dapat tiket seharga segitu. Dan sampai mau berangkat, ya harga tiket udah gak pernah turun lagi.

Gak banyak persiapan ke Turki. Toh cuma berdua sama Amel. Kalo perginya rame-rame tentu harus jauh-jauh hari meriset dan mempersiapkan segalanya. Saya baru serius meriset mengenai Turki itu seminggu sebelum keberangkatan. Dimulai dari apply E-visa online. Ternyata ini e-visa yang paling mudah diproses. Isi form online 1 halaman, bayar 25Usd pakai kartu kredit dan e-visa langsung terkirim ke email. E-visa wajib di print untuk diperlihatkan saat check in di bandara dan saat proses imigrasi di Turki. Continue reading

Birthday trip: Turkiye Edition

IMG_0245

Travertines dari ketinggian, kita start dari kolam yang ada dibawah sana

Prolog: Satu lagi tulisan yang udah lama banget di draft (Jan 2020) tapi belum diposting. Alasannya ya gitu deh, pengen diedit dulu sampai puas baru posting. Padahal gak sempat diedit juga sekarang, hehehe. Jadi saya posting aja apa adanya.

Here the story goes….

Today is my birthday and I’m in Turkey. Jauh banget dari rumah. Perbedaan waktu sekitar 6 jam dengan Waktu Indonesia Bagian Tengah alias WITA. Suhu disini lagi berkisar 4 derajat celcius. Saat nulis ini, saya lagi di lobby hotel Milat Cave, Goreme/Cappadocia nongkrong jam 4 subuh. Menunggu pagi, lalu menghabiskan waktu explore Goreme/Cappadocia sampai tiba waktu check in di hotel ini jam 12.

IMG_0513

Ini udah hari keenam di Turki. Kami sudah menghabiskan waktu di Istanbul 3 hari, di Selcuk 1 hari, di Pamukkale 1 hari abis itu lanjut ke Cappadocia. Perjalanan mulus saja sampai kemarin. Hal yang gak enak terjadi kemarin, kami kena scam. Jadi ceritanya di Selcuk setelah pulang jalan-jalan dari Ephesus tur, dolmush menurunkan kami di terminal bus. Karena kami mau ke Pamukkale saya iseng ke agen bus Kamil Koc. Kamil Koc itu provider bus ternama di Turki. Ada jadwal keberangkatan jam 09.30 pagi ke Denizli kota terdekat dengan Pamukkale dan katanya dia akan menelpon temannya disana dan memberikan free bus lanjutan ke Pamukkale. Tertarik karena orangnya sopan banget dan terminal bus persis di depan hotel sisa menyeberang saja serta Kamil Koc emang agent besar, jadilah kami memesan tiket bus Selcuk-Pamukkale sama dia. Harga tiket busnya murah 35TL (IDR75ribu) untuk perjalanan 3 jam. Pilihan lainnya ke Denizli adalah naik kereta berangkat jam 08.30.

Continue reading

Jalan-jalan di Muscat, Oman

This slideshow requires JavaScript.

Sepulang dari Moscow, pesawat kami bakal transit lama di Muscat, Oman. Tiba jam 6 pagi di Muscat Airport dan bakal terbang lagi lepas tengah malam. Jadi waktu transit bakal kami manfaatin buat jalan-jalan di kota Muscat. Saya memilih untuk sewa mobil selama 1 harian. Maksudnya biar nyantai dan ada tempat buat ngadem secara Muscat saat itu panasnya luar biasa. Bisa mencapai 40 derajat Celcius.  Tadinya saya jauh-jauh hari udah booking mobil sewa di Rentalcars.com seharga 1.7juta/hari untuk jenis mobil Pajero dan sejenisnya. Eh beberapa hari sebelum hari H, ada penawaran dari Europcar untuk jenis mobil yang sama seharga 1.1juta/hari. Itu udah termasuk sewa car seat untuk baby Ghazy. Jadinya kami batalkan Rentalcars trus booking lagi. Lumayan menghemat.  Kami total bertujuh makanya sewa mobil yang sesuai dengan banyaknya penumpang. Mbak Ajeng, seorang kenalan di milis Backpackerdunia pengen gabung karena kita pulangnya pake pesawat yang sama. Jika cuma bereempat, nyewa mobil kecil kayak Yaris cukup murah.

Begitu tiba di Muscat Airport, kami menuju Imigrasi. Sempat ada kekuatiran mengingat E-visa kami tidak ada hard copynya karena apply saat transit di  bandara Muscat sewaktu menuju Moscow. Ternyata E-visa Oman cukup ditunjukkan aja melalui hp. Counter Europcar dan counter rental mobil lainnya ada setelah imigrasi. Proses ambil kunci cepat saja dan kami diarahkan untuk mengambil mobilnya di parkir mobil bandara. Kami diberi mobil Fortuner setir kiri. Sebenarnya saya sendiri belum punya pengalaman setir kiri cuma ngeliat aja selama pak suami nyetir mobil di Eropa awal tahun ini. Mbak Ajeng yang jadi navigator. Dia sebenarnya juga barusan keliling swiss dengan nyewa mobil dan nyetir sendiri. Cuma berhubung saya yang booking makanya saya yang jadi driver. Bisa nambah driver cadangan tapi nambah biaya lagi. Prinsip saya kalo gak dicoba ya gak tau rasanya. Dan setelah dicoba, diawal memang agak kagok dan setelah itu biasa. Saya juga masih punya pe-er saat melewati roundabout alias bundaran, masih suka melaju padahal kendaraan yang udah masuk duluan di bundaran harus diberi jalan lebih dahulu. Alhasil menuai klakson, hehehe. Continue reading

Aral ketika mau Traveling

Ada saja kendala saat mau traveling. Seperti saat mau ke Taiwan hari Rabu sore, tiba tiba dapat kabar Direktur mau datang ke Makassar hari itu dan akan melakukan kegiatan sampai Minggu. Saya langsung bilang sama Amel adik saya sekaligus travelmate kali ini, kayaknya saya gak jadi ke Taiwan. Amel langsung kebingungan, soalnya dia gak pernah travel sendiri. Bukan karena gak pinter jalan sendiri, tapi dia canggung sendirian. Disatu sisi berat juga ninggalin kerjaan kalo kondisinya kayak gini, di sisi yang lain kayaknya saya butuh piknik. Jadi hari rabu itu saya tetap nyiapin ransel buat keperluan traveling dan ditaruh di kantor. Kali kali aja ada miracle yang bikin saya berangkat. Jam 1siang jemput bu bos dibandara dan langsung menuju Pangkep. Rencananya akan mampir dulu ke Maros untuk makan siang. Diperjalanan setelah ngobrol-ngobrol soal progress pekerjaan, terjadilah percakapan ini.

Continue reading

Danau Tiga Warna Kelimutu: Jelajah Flores (3)

QGNE6235

Sunrise at Kelimutu

Perjalanan ke Moni, desa di kaki Gunung Kelimutu rasanya panjang dan lama soalnya bisnya banyak mampir ngambil penumpang dan mampir jika ada penumpang yang mau beli beraneka macam sayur, buah dan lain sebagainya. Saya pikir bisa nyampe jam 1siang ternyata nyampe di Moni jam 4 sore. Sempat singgah makan juga di kota Ende. Murah, seporsi 4T (Tahu, Tempe, Telur dan Terong) +plus lalapan hanya 17ribu.

Di Moni, saya booking Antoneri Lodge seharga 225ribu/malam. Sempat maju mundur juga booking soalnya reviewnya gak terlalu bagus. Katanya ada bule kecurian disini dan kurang bersih. Tapi penginapan yang lain juga reviewnya biasa-biasa saja. Saya di sambut pak Oscar, dia lalu menunjukkan kamar dan meminta saya memilih. Saya memilih kamar pertama yang ditunjukkan. Itu sudah memenuhi harapan saya. Kamar yang lain lebih luas, tapi ini pun sudah cukup. Yang terpenting kamar tidak bau lembab, Tempat tidur bersih, kelambu bersih, lantai bersih, dinding tidak lembab, kamar mandi bersih dan ada air panasnya. Ada warung makan muslim di sebelah lodge, cuman gak sempat nyoba karena udah sempat bungkus nasi buat bekal makan makan malam sewaktu makan di Ende tadi. Saya juga minta dicarikan ojek sama Pak Oscar yang bisa antar ke Danau Kelimutu ntar subuh. Pak Oscar minta dibayar langsung dimuka 100ribu ongkos ojek pulang pergi karena katanya kalo gak dibayar dimuka biasanya ojek suka gak datang. Saya jadinya saya kasih uang tanda jadi saja dulu 50ribu, biar ada ikatan.

Jam 4 subuh, ojek datang menjemput. Jalanan menuju Kelimutu National Park sudah sangat bagus. Sekitar 20menit dari Moni. Motor parkir dan saya pun mulai berjalan menapaki anak tangga. Sudah ada beberapa turis dari luar yang juga berjalan menuju Danau Kelimutu. Panorama Kelimutu paling apik pada saat sunrise. Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang ada di Flores, memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya yang dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki 3 warna berbeda, merah putih dan biru. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Serem ya, untung saya baca setelah melakukan perjalanan ini hehehe.

Saya berjalan ditemani lampu senter dari smartphone. Tampak kejauhan pendar-pendar cahaya dari orang yang sedang berjalan menuju puncak. Tidak sulit menapaki anak tangga, karena cukup landai dan jaraknya pun tidak jauh hanya sekitar 1.3km. Berjalan 20-30 menit sudah akan sampai ke puncak.

IMG_8943

Matahari terbit dengan indahnya. Awalnya saya hanya melihat 1 danau saja yaitu danau Ata Mbupu , namun ketika semakin terang, tampak dibelakang danau ini adalah danau Ata Polo. Keren banget. Continue reading

Bajawa: Edisi Jelajah Flores (2)

IMG_8332

Kampung Bena

IMG_8243

Kampung Luba

Kegiatan kantor  di Labuan Bajo selesai hari Jumat. Namun saya minta tiket pulang dibookingkan sampai Minggu. Kemudian saya beli tiket sendiri Ende-Labuan Bajo seharga 500ribu. Niatnya sih Jumat pagi saya melakukan perjalanan ke Waerebo dan nginap disana. Waerebo adalah perkampungan adat unik yang ada di Flores. Untuk kesana panjang prosesnya kalo naik transport umum. Dari Labuan Bajo naik bus trus nyambung ojek trus nyambung jalan kaki kurang lebih 2.5jam. Selesai dari Waerebo saya mau naik bis ke Moni, desa di kaki Gunung Kelimutu. Menikmati sunrise di Kelimutu abis itu ke Ende untuk naik pesawat ke Labuan Bajo. Sayang rencana sebagian tidak terealisasi. Jumat pagi masih ada acara rekreasi bersama dengan para pejabat tinggi. Gak bisa kabur hehehe. Wajib Main paddling di sekitar private beach Ayana Resort. Continue reading

Labuan Bajo: Jelajah Flores (1)

FB6B8F9D-2243-4132-9089-7FC5E0DFAE7C

Gili Padar

6ADF8821-534E-4A97-BC05-5A48497EF207

Bukit Sylvia

Tiba pagi banget di Labuan Bajo dan belum bisa check in hotel membuat saya mencari aktivitas yang bisa killing time sampai tiba waktu jam 14.00 untuk check in. Titip ransel di hotel trus jalan kaki keluar ke jalan besar. Tanya security hotel mengenai info penyewaan motor, dia juga gak tau. Saya ke bengkel motor yang ada di jalan besar dan cari informasi sama orang bengkel dimana ada penyewaan motor atau ojek atau informasi mengenai transportasi umum ke gua batu cermin. Udah ada beberapa alternatif sih, tetiba ada motor yang mampir di bengkel. Si adek tukang bengkelnya nanya pake bahasa daerah ke bapak itu, trus ngomong ke saya bahwa si bapak itu mau bantu antar ke gua batu cermin tapi setelah selesai urusannya. Ya udah ikut saja. Hehehe. Pak Zul namanya, dia pengepul kepiting bakau dan penjual madu di Labuan Bajo. Kebetulan Pak Zul itu pernah kuliah dan kerja di Makassar, jadi ceritanya cukup nyambung. Setelah mengantar kepiting pesanan orang, saya diantar ke bukit Sylvia. Pemandangan di atas bukit ini keren banget. Continue reading

Sombori

[

Kami keluar untuk melihat sunrise di dekat mercusuar diarea belakang pulau. Sayang mataharinya seperti malu-malu menampakan sinar sempurna, meski pemandangan dan warna langit juga tetap cakep.

Pagi itu kami akan diajak ke Kepulauan Sombori yang sudah berada di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam. Ini masih paketan sama Labengki. Cerita tentang Labengki baca disini ya.

Cukup banyak spot yang kita kunjungi seperti : Continue reading

Labengki, destinasi keren dari Sulawesi

IMG_6946

Di teluk cinta

Sambil menyelam minum air. Saat dinas selesai, kita lanjut jalan jalan. Mumpung tiket pesawatnya sudah gratis. Saya ada satu event tahunan yang harus dilaksanakan untuk personil se regional. Usulan tempatnya Manado atau Kendari. Pilih di Manado karena dari sana bisa terbangmurah. ke Sorong trus lanjut Raja Ampat. Hanya biaya perjalanannya masih sangat besar. Masih harus mengeluarkan biaya transport udara dan biaya sewa kapal yang cukup besar. Sementara kalau acaranya di Kendari bisa lanjut ke Labengki yang disebut sebagai mini Raja Ampat. Biayanya pun lebih murah. Jadilah acaranya di Kendari saja. Acaranya berlangsung selama 2 hari, Rabu dan Kamis. Jumat masih terhitung dinas sebagai hari perjalanan pulang.

Yang minat ikut trip ke Labengki ternyata gak banyak. Saya ngarepnya yang ikut sebagian besar dari peserta temu teknis yang jumlahnya 39 orang. Dimaklumi sih karena mereka ada yang panjang perjalanannya dimana penerbangan juga terbatas. Ada yang dari Ternate. Ambon, Manado, Gorontalo dan beberapa kota di Sulawesi. Beberapa dari mereka juga perantau yang keluarganya ada di Makassar. Dan semua penerbangan pasti melalui makassar. Jadi weekend dimanfaatkan untuk kembali bertemu dengan keluarga sebelum kembali bertugas.
Paket trip Labengki-Sombori cukup bervariasi disesuaikan dengan budget dan waktu. Ada paket 2H1M (2hari1Malam), 3H2M, 4H3M dan harga tergantung dari jenis penginapan yang dipilih. Ada paket Balai Desa, Homestay, Villa dan Resort. Saya milih paket Homestay 3H2M. Sesuai dengan prinsip traveling saya, gak usah paket yang mahal-mahal biar bisa sering-sering liburan. Paket ini sudah termasuk transportasi dari/ke Kendari, hopping island, menginap dan makan 3x/hari, air mineral selama perjalanan, dokumentasi dan peralatan snorkling.
Jam 07 pagi mobil kantor mengantar kami yang mau ke Labengki ke pelabuhan.
Gelombang ombak mengayun kami di perahu cukup membuat kami sedikit mual. Beruntung saya sudah mengantisipasinya dengan obat anti mabuk, begitu sampai perahu langsung mengambil posisi tidur. Lumayan bisa 2 jam perjalanan dipakai tidur, 1 jam tersisa dipakai menikmati pemandangan. Kami sampai di Pulau Labengki Kecil tempat kami menginap. Homestaynya diluar perkiraan saya. Saya membayangkan nginap di rumah panggung dengan kondisi seadanya. Ternyata kami nginap di rumah batu yang berkamar 5 dan dengan 4 kamar mandi Kata Adi guide kami selama disana, ini memang salah satu homestay terbaik disini dan paling dekat dengan pantai. Katanya gampang mengenali homestay di Labengki kecil ini, rumah-rumah yang dijadikan homestay ditandai dengan warna catnya yaitu orange. Ada beberapa yang rumah batu dan beberapa rumah panggung.

Continue reading