Mabok jadi interviewer sehari

sumber: google

 

Kantorkumengadakan rekrutmen karyawan, saat ini tahapannya sudah tahapan kelima yaitu tahapan User interview. Saya kebagian jadi salah satu interviewernya. Terlebih dahulu diberikan pembekalan pelatihan wawancara berbasis kompetensi selama 2 hari oleh PPM di makassar. Disitu diajarkan untuk membedakan model wawancara tradisional dan wawancara berbasis kompetensi, tips n trik jadi interviewer, bagaimana membuat pertanyaan, bagaimana cara bertanya jika interviewee-nya fresh graduate ataupun jika interviewee-nya sudah punya pengalaman kerja, simulasi jadi interviewer maupun interviewee, strategi mengatur waktu wawancara sesuai batasan waktu 45 menit jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lama, cara melakukan penilaian, dan evaluasi. Bagus juga pembekalannya, jadi tambah pengetahuan lagi yang bisa dibagi ke orang orang terdekat.

Ternyata gak mudah jadi interviewer. Saya sampai merasa mabok harus mewawancara 10 orang dalam sehari. 10orang x 45menit =450menit atau sekitar 8 jam plus 1 jam istirahat plus 1 jam untuk menulis kesimpulan. Jadi totalnya sekitar 10 jam. Saya mulai jam 10pagi selesainya hampir jam 9malam. Sampai di interviewee yang kelima, kepala mulai panas n cenat cenut. Tapi saya tetap profesional dong, proses wawancara tetap berjalan meski harus memaksakan diri untuk tetap manis dan tersenyum. Bagaimanapun, seorang interviewer juga dinilai oleh interviewee-nya.

Saya melakukan wawancara bersama 1 interviewer lainnya. 1 meja berdua dan gantian bertanya. Yang saya interview adalah kandidat yang melamar di bidang pemasaran. Ada 2 Job title yang dilamar. Salah satu Job title harus punya 4 kompetensi sebagai berikut: achievement orientation, sinergybuilding, marketing skill, relationship building. Levelnya maksimal di level 2, skala 1-5. Artinya minimal sudah pernah mengaplikasikan dasar-dasar kompetensi diatas. Bagi yang sudah punya pengalaman kerja, wawancaranya seputar pekerjaannya. Bagi yang fresh graduate, wawancara seputar pengalaman organisasinya. Kalau gak punya pengalaman organisasi, seputar pengalaman KKN atau KKP-nya atau seputar proses pembuatan skripsinya.
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara harus mengandung kompetensi yang dicari (codable information). Ada 5 syarat codable information: memakai kata “saya” bukan “kami”, kejadian atau peristiwa masa lalu, situasi yang spesifik, rinci, data dari pegawai (bukan bersumber dari pihak lain).
Para kandidat yang saya interview rata-rata sudah punya pengalaman kerja. Malah ada 1orang yang posisinya sudah manajer di RS swasta terkemuka, lulus cum laude kedokteran ilmu keperawatan dari PTN dan beberapa prestasi lainnya. Saya bertanya sampai 2x seputar apa yang membuat dia tertarik bergabung mulai berkarier dari 0 dan meninggalkan posisinya yang lama serta sejauh mana kesiapannya. Ada juga kandidat dari etnis Tionghoa, surprise karena boleh dibilang nyaris gak ada pegawai kantor di wilayah sini yang dari etnis Tionghoa, kalau di kantor pusat sudah lumayan banyak. Pada prinsipnya saya suka keberagaman di dunia pekerjaan.

Diakhir sesi wawancara, saya menyampaikan hal hal yang terkait dengan pengumuman hasil wawancara dan menyampaikan bahwa proses rekrutmen yang diselenggarakan adalah fair sesuai dengan Good governance (bebas KKN, bebas dari benturan kepentingan, anti suap, anti gratifikasi), jika diketahui ada yang tidak sesuai agar melapor di call centre xxxxxx .

Selesai wawancara, saya bela-Belain langsung pulang ke PALOPO. Saya sudah 3malam ninggalin anak anak. Maboknya langsung diantisipasi dengan obat anti mabok, jadi alhamdullilah gak jadi muntah dan tidur sepanjang perjalanan.

10 thoughts on “Mabok jadi interviewer sehari

    • iya mbak, bablas kerjaan..start dari jumat malam ke makassar tiba jam 2 pagi, lanjut ngerjain tugas kuliah, pagi belajar sampai sore. minggunya juga gitu, seninnya interview lanjut pulang ke palopo tiba jam 2 pagi. terpaksa selasa off dulu (memang masih hitungan dinas, tapi biasanya tetap masuk) kali ini mengalah dulu….

  1. Wah … kalau menjadi interviewer itu mesti tajam ya …
    tajam telinga … tajam hati … tajam mata … 🙂
    Wawancara berbasis kompetensi tidak mudah … dan yang kudu diingat adalah … jawaban tidak boleh asumtif … semua tentang … apa yang sudah pernah anda kerjakan … terjadi …
    bukan “kalau” atau “what if” … (halah malah ceramah …)

    (nostalgia … 7 tahun jadi tim recruiter di dept marketing)(hehehe)

    Salam saya
    (5/12 : 1)

    • bener banget pak… dipembekalan juga disampaikan bahwa tidak boleh pertanyaan asumsi…cuman terkadang kalo ketemu kandidat yang mentok dan masih banyak waktu, keluar juga pertanyaan asumsi…hehe.. wow 7 tahun..saya baru 3 hari….trims sudah comment…

Leave a comment