Negara di Eropa jumlahnya 56 negara terdiri dari 50 negara berdaulat penuh, 4 negara dengan kedaulatan terbatas (hanya beberapa negara lain mengakui negara tersebut) dan 2 negara tidak diakui (tapi dapat disebut negara). Dari 56 negara tersebut, sebanyak 26 negara menandatangani Perjanjian Schengen di tahun 1985 dengan tujuan menghapus batas internal antar negara dan tidak membatasi pergerakan orang, barang, jasa dan modal serta bersama-sama memperkuat sistem peradilan umum dan kerjasama kepolisian. Siapa saja bebas beraktivitas dalam negara yang termasuk zona Schengen. Diperbatasan darat antar negara, laut maupun udara sudah tidak ada lagi pemeriksaan imigrasi kecuali dalam kondisi khusus/darurat. Pemeriksaan imigrasi hanya dilakukan pada saat pertama kali masuk ke Schengen Area dan pada saat keluar dari Schengen Area.
Terbang antar negara Schengen sudah berasa kayak terbang dari Jakarta ke Makassar saja. Pemegang paspor Indonesia cukup mengajukan aplikasi visa Schengen di salah satu kedutaan negara yang akan paling lama dikunjungi. Sayang Inggris belum mau join Perjanjian Schengen ini, jadi terpaksa harus mengajukan visa sendiri. Bagi saya yang domisilinya di luar Jakarta jadi ribeut jika mau ke Schengen Area plus ke Inggris. Ke Jakarta harus 2x, urus visa Schengen dulu setelah beres datang lagi untuk urus visa Inggris. Jadi saya memutuskan nanti saja ke Inggris, biar menjadi episode travelling tersendiri dan lebih puas disana. Berharap ada tiket promo ke Inggris buat tahun depan. Amin.
Bagaimana menentukan itinerary untuk perjalanan ke Eropa? Kembali ke selera travelling, budget dan impian masing-masing. Lihat juga peta, biar rutenya gak bolak balik. Contoh saat Euro trip 2012 yang lalu, impian saya adalah mengunjungi Menara Eiffel, Colleseum, Menara Pisa dan liat salju di Swiss. Trus beli tiket pesawat, masuk dari Amsterdam keluar di Paris. Saya pun memilih rute: Amsterdam-Prague-Budapest-Warsaw-Rome-Venice-Florence-Pisa-Milan-Lucerne-Paris. Perjalanan selama 16 hari. 4x terbang antar kota sisanya naik kereta.
Untuk Eurotrip 2016, saya perginya berdelapan. Enam orang diantaranya adalah first timer. Keinginan saya adalah 70% harus tujuan baru diantaranya Barcelona, Madrid, Maroko dan Santorini. Pengen ke Maroko karena ingin injak benua Afrika hehehe, sekalian merasakan nginap di gurun Sahara. Visanya juga cukup Visa on Arrival saja. Beli tiket pesawat masuk dari Amsterdam keluar dari Venice. Yang first timer pengen ke Paris. Trus ada yang minta ke Vatican buat wisata rohani, ada yang minta ke Lisbon ke kampungnya Ronaldo. Dan cuman punya waktu 11 hari. Puyeng.
Setelah bongkar pasang itinerary, simulasi harga tiket pesawat dan riset sana sini, jadilah itinerary sebagai berikut: Amsterdam-Brussel-Paris-Barcelona-Rome-Vatican-Athens-Santorini-Bologna-Rimini-San Marino-Venice. 6x terbang antar kota, 2x naik bus sisanya naik kereta. 12kota dalam 11 hari, makanya saya namakan Amazing Race trip. Masih realistis, bisa dijalani yang penting komit untuk disiplin waktu. Bisa dibilang saya paling hanya menggunakan energi sekitar 60%, tidak push to limit. Bagi saya ini masih jalan santai. Jalannya berame-rame kayak gini membuat saya harus kompromi dengan energi mereka meski agak gemes. Saya paling ke 3-4 tempat yang paling worth to visit. Beda dengan eurotrip yang lalu, karena cuman berdua semua tempat diabsenin satu-satu. Gak pulang kalo belum selesai semua dikunjungi hehehe.
Sebagaimana yang saya bilang diatas, selera travelling juga akan menentukan itinerary. Kalo suka nyantai, jangan bikin itinerary yang padat. Kalo gak ada tujuan yang dikejar, mending trip pendalaman suatu negara. Misalnya Italy. Dari semua negara, Italy merupakan negara favorit saya, banyak sekali kota yang cantik yang wajib dikunjungi. Rome, Venice, Milan, Florence, San Marino, Pisa, Bologna, Rimini, Cinque Terre, Val D Orcia, Verona. 3 kota yang terakhir belum sempat dikunjungi. Lebih murah juga kan, ngetrip tanpa lintas negara. Sisa naik bus kesana kemari. Ada backpacker yang posting perjalanan Euro tripnya selama 12 hari hanya habis sekitar 11juta all in, explore 3 negara yang mainnya kebanyakan di Italy. Si Backpacker itu dapat promo Megabus 1Euro antar kota di Italy.
Saya pribadi senang sama travelling yang intensitasnya tinggi. Mumpung masih muda dan kuat. Ciee. Saya lebih suka banyak dijalan. Tidur di manapun tidak masalah sepanjang saya bisa meyakini bahwa kondisinya aman. Sebagai kuli kantor saya harus puas hanya memanfaatkan cuti kantor yang cuman 12 hari kerja. Jadi kesempatan untuk travelling itu sangat berharga, harus dimanfaatkan secara maximal. Bagi saya, travelling itu seperti challenge yang memicu adrenalin, ada kenikmatan tersendiri jika berhasil menyelesaikannya. Travelling ala saya juga sekalian berolahraga. Syukur-syukur pulang bisa berkurang beberapa kilo. Hihihi.
Mungkin akan ada masanya saya pengen nyantai saja, tapi belum sekarang. Juga saya masih travelling in low budget style, biar pulang gak bangkrut. Duitnya bisa disave untuk perjalanan berikutnya, biar bisa travelling sering-sering.
Setiap orang punya cara sendiri-sendiri menikmati perjalanannya. Mau travelling nyantai atau travelling kerja keras terserah sama orang yang menjalaninya. Jadi gak perlu dibanding-bandingkan satu sama lain. Setuju?
ho oh setuju banget…..lanjut.
hehehe thank you supportnya mbak afi….